JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI YA WA'🐼
"Tidak bisa sempurna tapi dituntut sempurna. Itu gue"
~Asekar Yauh-
.....Sedari tadi Sekar hanya menatap ponselnya, mengecek dan membaca pesan-pesan yang belum sempat ia baca. Pukul 06.00, Guntura tak kunjung memberi kabar kepada Sekar.
Apa Guntura tidak ingin membujuk Sekar?, bukan. Bukan itu yang Sekar tunggu. Melainkan pernyataan apa Guntura menjemputnya ke sekolah atau tidak.
Hari ini Sekar tidak ikut untuk sarapan pagi bersama yang lain, ia berangkat lebih awal dan berencana ke sekolah menggunakan bus. Halte tidak terlalu jauh dari rumah Sekar, hanya butuh waktu 10 menit untuk sampai ke halte dari rumah Sekar dengan berjalan.
Lagi-lagi Sekar menatap ponsel miliknya, terlihat jika nama Guntura boy menjadi sorotan utama dari mata Sekar. 5 menit menunggu akhirnya bus sekolah tiba untuk menjemput murid-murid SMA Ditara, tetapi sebelum Sekar hendak memasuki bus, ia melihat Guntura sedang melajukan motor ninjanya bersama seorang gadis, iya_ gadis bernama Sisi.
Mata yang tadinya biasa-biasa saja kini menyipit kemudian membulat. Tidak percaya dengan apa yang ia lihat, bagaimana bisa ia tidak mendapatkan kabar dari Guntura pagi ini tetapi menjemput Sisi ke sekolah.
"Aaaaa kampret" kesal Sekar, membuat dirinya menjadi sorotan utama dari murid-murid lain.
Sekar hanya mendudukkan dirinya kembali dengan kasar, ia masih tidak percaya dengan apa yang ia lihat barusan. Kecewa sekaligus sedih membuat pikiran Sekar menjadi berantakan. Bus yang hendak Sekar tumpangi juga telah pergi tanpa ia sadari karena lamunannya memikirkan Guntura yang sedang berboncengan mesra dengan Sisi.
Sekar hanya menatap kakinya yang sibuk dihentakkannya karena emosi.
"Kenapa..kenapa Tura?"
Tanpa ia sadari kalimat itu telah keluar dari mulutnya.Hingga suara klakson motor hinggap di telinga Sekar.
"Butuh tumpangan wahai Cinderella?"
Seketika Sekar mengangkat kepalanya dan melihat Adwin telah berada di depannya.
"Nih..pake!" Ujar Adwin dan memberikan helm kepada Sekar.
Senyum Sekar kini membendung pipinya, ia senang jika Adwin ada untuk dirinya saat ini, jika tidak ia tidak akan sampai ke sekolah tepat waktu.
"Wahai pangeran Adwin, terima kasih atas kehadirannya" ujar Sekar sembari mengambil helm yang diberi oleh Adwin. Mendengar itu Adwin hanya tersenyum dan mengimbangi motornya.
"Udah Cinderella?"
"Siap sudah wahai kurcari"
Canda Sekar membuat Adwin tertawa kecil."Eh ko Kurcaci sih?, pegangan nanti jatuh Cinderella!"
Sekar hanya memukul helm Adwin dan tertawa kecil melihat Adwin yang melawak di pagi hari.
"Iya udah. Hati-hati nanti jatuh!"
"Iya..jatuh_Jatuh cinta ke kamu Sekar"
...
Aku belum pandai dalam membuat cerita. Dan aku juga tahu cerita ini belum memiliki pembaca tetap. Mungkin gak bakal ada yang vote atau komen. Tapi tidak apa-apa Wa'.
Aku gak terlalu berharap karena sadar diri karena aku juga masih pemula yang memulai.
Disini aku berharap, semoga cerita ini bisa selesai dengan baik.
Berharap yang terbaik saja untuk kedepannya.
....
"Realita yang begitu menyakitkan rupanya telah mengkisah di alun sejarah"
~Asekar Yauh~
Setibanya Sekar di kelas ia di kagetkan oleh Friya yang tiba-tiba marah kepadanya.
"Apa-apaan lo?" Geram Friya karena tahu jika Sekar telah mengeluarkan diri nya dari tugas kelompok.
"Lo kenapa Fri, gue baru aja dateng?"
"Lo yang kenapa?, mentang-mentang lo ketuanya jangan seenak jidat dong buat keluarin orang" kesal dan menendang meja Sekar.
"Maksud lo apa ha?, ngaca dong!. Lo kemana aja, di kelompk ini itu pada kerja sedangkan lo?, lo gak pernah hadir dan gak mau hadir" Tatapnya tajam membalas Friya tidak mau kalah.
"Jangan curang, teman yang lain tu berjuang sama-sama. Gak kayak lo yang maunya numpang terus" kalimat Sekar telah membungkam Friya, memang benar jika Friya tidak perna berkontribusi dalam setiap tugas kelompok. Ia hanya sibuk dengan dunianya sendiri dan malas untuk bekerja sama.
Murid seisi kelas kini melihat perdebatan mereka berdua, Guntura yang melihat tuan putrinya di soroti banyak mata hendak melerai dan membela Sekar namun tertahan oleh keberadaan Sisi yang duduk di depannya.
"Tura mau kemana?, disini aja!. Samping gue terus ya"
Guntura hanya melihat Sisi sejenak dan duduk kembali ke posisi dahulu.
~Apa-apan lo Tura?
Eraz yang tidak terima jika sahabatnya diperlakukan kasar akhirnya ikut bersuara.
"Eh butet. Mau gue beliin kaca ukuran 100 x 100 cm?, ini tu bukan maunya Sekar sendiri. Melainkan kemauan kita semua, kemauan kelompok 2. Lo gak pernah datang bantuin kita ko nyolot mau nilai. Bangun woy, ngimpi tu juga butuh kesadaran diri" jelas Eraz dan mendudukkan Sekar dengan sigap.
"Lo duduk dulu aja Kar, ni anak butuh bimbingan gue" lanjut Eraz ditengah emosinya.
....
Stay to my story Wa'
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN INI YA WA'😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekar dan Hujannya
General FictionSeorang gadis yang di tuntut sempurna layaknya dewa oleh orang tua, juga selalu dibandingkan dengan saudari tiri sendiri disetiap situasi. Nilai harus sempurna? Atau mendapatkan luka yang sempurna? Kuat untuk hidup terluka atau Lemah untuk mati kon...