1.6

8 3 6
                                    

"................................"
( "jika bisa menulis kalimat sesuatu untuk orang tua, apa yang ingin kalian tulis?")

~ASEKAR YAUH~

........

Hai Wa', sebelumnya aku minta maaf karena lupa post foto Aric diepisode perkenalan karakter (1.5). Yang penasaran dengan kakaknya Sekar, ni si ganteng.

Kinarik Yauh

Kinarik Yauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.........

Brukk...

Tamat. Hari ini Sekar habis.
Badan yang terasa nyeri kini dirasakannya karena telah berbenturan dengan kerasnya tembok.

"Kak Aric" ujar Sekar memanggil kakaknya itu. Ia takut jika Erlang akan menghabisinya hari ini.

"BANGUN KAMU. BANGUN!" Marah Erlang dan melemparkan gelas kaca ke arah Sekar.

Prangg...

Gelas kaca yang hampir saja mengenai kepala Sekar kini telah berantakan karena mendarat di tembok tepat disamping wajah Sekar.

"Pa..Sekar gak lakuin itu, Sekar jujur Pa"jelas Sekar.

"BOHONG!, KAMU HANCURIN TUGAS KAKAK KAMU AGAR KAMU BISA DAPET NILAI YANG LEBIH TINGGIKAN?, TAKUT DIKALAHIN SAMA SISI" geram Erlang dan menendang bahu Sekar.

"Pa cukup Pa... Sakit_. Sekar gak hancurin tugas Sisi Pa. Sekar gak tahu itu semua"

Plak...

Lagi-lagi wajah Sekar menjadi korban amukan Erlang. Sakit, nyeri, perih, semua telah menjalar ke tubuh Sekar. Jika Sekar tidak pergi ia akan habis hari ini.

"Pa_" kata Sekar dan berusaha berdiri.

"Anak Papa yang mana?, Sekar atau Sisi" lanjutnya. Erlang yang marah dengan Sekar kini menamparnya kembali.

"JIKA BISA DIPILIH PAPA AKAN SUDI JIKA SISI MENJADI ANAK PAPA"

Ck. Kalimat Erlang membekas di telinga Sekar. Perasaan Sekar telah hancur, sakit melebihi semua hantaman demi hantaman yang Erlang berikan.

"Kalau begitu Sekar ke kamar dulu Pa, Sekar capek. Sakit di pukul Papa" Ujar Sekar terbata-bata, dengan mata merah Sekar berjalan keluar dari ruang kerja Erlang, sedangkan Erlang yang muak dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi hanya bisa menghamburkan isi atas mejanya dengan kasar.

Bagaimana bisa anaknya bisa melakukan hal hina seperti itu. Pikir Erlang.

.....

"Kenapa gak ada yang percaya sama gue?, Kenapa?. Segitu kerasnya kah?"

~Asekar Yauh

......

Aric yang melihat Sekar keluar ruang kerja Erlang kini membulatkan matanya.
"Kar, lo_"

"Kar lo kenapa?" Tanya Aric menahani Sekar.

"Lo telat kak. Lagi-lagi lo telat, dan gue bosan sama ketelatan lo itu" ujar Sekar dan pergi meninggalkan Aric.

Aric hanya terdiam melihat adiknya yang kini berjuang menahan sakit di wajahnya. Sedih, Aric sangat tidak suka jika melihat orang yang ia sayangi terluka. Tapi disisi lain ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menyemangati Sekar. Adiknya.

Lain sengan Sekar yang kini tengah masuk ke dalam kamar.

Brukk..

Suara hempasan pintu telah diciptakan Sekar dengan kasar. Kemudian berjalan cepat ke arah kamar mandi lalu menutup pintu dengan kasar, lagi.

Kini, Sekar menatap dirinya yang begitu kasihan dari balik kaca. Ck, susah juga jadi Sekar.

"AAAAAAAA BANGSAT" Geram Sekar, meluapkan semua emosinya.

"Lo gak boleh nangis Kar!, lo kuat. Lo itu kuat Kar, LO HARUS KUAT" Ujar Sekar dan menatap wajah lebamnya dari balik kaca.

"Mereka semua bangsat. Lo gak bisa diinjek-injek kayak gini Kar hanya karena dua peliharaan baru rumah ini."  lanjutnya, dan terduduk di pojok kamar mandi.

5 menit berdiam diri, Aric telah menemukan keberadaannya.

Bruk..bruk..brukk.

Tingkah Aric mengetuk kasar pintu kamar mandi.

"Kar?, lo didalem kan?. Buka!, buka pintunya sekarang Kar!"

Tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi, Aric bertambah panik dan mulai berfikir diluar nalarnya. Sudah dua kali Sekar mencoba bunuh diri tapi untung saja ada Aric yang menggagalkan rencana Sekar.

"Kar.. KAR GUE DOBRAK KALAU LO GAK BUKA" Geram Aric khawatir.

"Gue hitung sampe tiga, gue habisin lo Kar kalau gak buka. BUKA GAK!!!!" Ancam Aric

"SATU!, DUA, KAR BUKA WOY..KAR.." Geram Aric dan hendak mendobrak pintu kamar mandi. Sekilas bersama jeda nol koma sekian kini Sekar telah membuka pintu kamar mandi.

Hati dan perasaan Aric sangat teriris perih melihat kondisi adiknya yang berantakan itu. Wajah lebam dipipi kiri Sekar terlihat jelas, bengkak di atas mata Sekar juga sangat nampak. Sakit- Aric tahu jika sekarang adik kesayangannya itu tengah menahan sakit.

"Sekar?, lo_ sakit banget kan" kata Aric terbata-bata. Dan menarik adiknya itu kedalam pelukannya. "Ada gue Kar, maaf kalau gue telat" lanjutnya.

Sekar hanya menenggelamkan wajahnya lebih dalam ke dada bidang milik Aric dan meleingkarkan kedua tangannya dipinggang Aric dengan erat.

"Gue kuat Kak"

•~•,,•~•

"Gue juga sakit, gue juga gak suka, gue juga terluka. Tapi gue diam"

~Kinaric Yauh~

Tapi alasan lo diam apa Ric?.

Tapi alasan lo diam apa Ric?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sekar dan HujannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang