1.4

8 3 2
                                    

      Baik Wa', terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca kisah 'Sekar dan hujannya'. Dan untuk yang udah vote, komen serta follow akun ini aku ucapin terima kasih banyak atas dukungan kalian😊. Jika ada pertanyaan silahkan hubungi akun ini ya Wa'. Aku tunggu🤗

...

     Dering ponsel milik Sekar telah menggangu tidur Aric yang begitu pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Dering ponsel milik Sekar telah menggangu tidur Aric yang begitu pulas. Bagaimana bisa?, karena sedari tadi Sekar hanya melihat ponselnya berdering dan tidak ada niat untuk mengangkatnya.

Rengekan Aric kini telah memulai, Sekar yang tengah duduk di kursi belajarnya tidak menghiraukan keadaan Aric.

"KAR, ganggu Kar..angkat gih"rengek Aric sembari menenggelamkan wajahnya dengan selimut.

Sekar tetap menatap kosong ke arah ponselnya, tertulis jika nama Guntura boy terpajang di layar kecil milik Sekar.

"Kar!, ganggu Kar. Gue harus tidur untuk perlombaan besok" lanjut Aric.

"Gak"

"Kenapa?"

"Karena gak mau"

"Kalau gak mau, matiin dong!, sekalian matiin juga ponsel lo biar gak ganggu kayak gini" jelas Aric ditengah kantuknya.
Sekar yang juga lelah melihat ponselnya itu kini berdiri dan mengikuti perintah Aric dengan cara mematikan daya ponsel miliknya.

"Nah..kalau gitu kan enak. Kar mending lo tidur, jaga kesehatan nanti kalau sakit cantik nya hilang lo"canda Aric ditengah kesedihan Sekar.

      Aric memang jarang membela Sekar dari amukan orang tua mereka tetapi Aric adalah sosok kakak yang sangat menyayangi adik nya.
Aric juga tahu jika Sekar berada dalam keadaan sedih atau bahagia, dan hanya Aric lah  yang dapat mengerti Sekar selama ini.

       Hanya saja, jika membahas mengenai pendapat dan tuntutan orang tua, Aric tidak pernah berani untuk bersuara.

"Kak geser!, gue mau tidur"rengek Sekar.

"Nah gitu dong. Kan bagus kalau senyum gitu"

"Gue gak senyum ko"

"Mana ada gak senyum. Itu buktinya senyum" canda Aric, berhasil membuat senyum Sekar menggumpal dikedua pipinya. Melihat itu, Aric juga ikut tersenyum.

       Kini lengan Aric telah menjadi bantal untuk kepala Sekar. Dan seperti biasa Sekar memeluk Aric dengan menenggelamkan wajahnya didada Aric sembari berkata.

Sekar dan HujannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang