1.10

9 2 0
                                    

      Malam hari tiba, Eraz dan Aldes sudah pulang sedari mengantar Sekar ke rumahnya. Saat dikamar, Sekar masih sibuk menatap ponselnya. Gadis itu menunggu kabar dari pacar yang bisa dikatakan pacar laknat baginya.

"Gue sakit"

"Tapi gue sayang"

Kata Sekar menatap layar ponsel dalam kesendiriannya. Kejadian saat di kantin sangat membekas dalam hati dan pikiran Sekar, bagaimana bisa pacar sendiri tidak membela kekasihnya saat sedang dituduh oleh orang yang sangat dibencinya.

      Sekar memukul kepalanya sendiri dan membuyarkan lamunannya. Ia harus melupakan masalah itu karena ia yakin besok di masa depan masalah baru akan ia temui lagi.

Ceklek..

      Pintu terbuka tanpa ketukan dan permisi. Si Aric rupanya, ekspresi kaget milik Sekar kini mendengus kesal.

"Kak Aric. Bikin kaget aja"

"Permisi ke, ketuk pintu ke. Main masuk aja" lanjutnya dongkol.

Aric hanya cengingis melihat kemarahan dari adiknya itu. Dan tidak buang-buang waktu si Aric to the point akan topik yang ia bawa untuk Sekar.

"Sorry Kar, galak amat"

"Nih" lanjut Aric, memberi Sekar sebuah kotak. Sekar yang menerima hanya memasang wajah kebingungan.

"Ini apa kak?" Tanya Sekar. Aric hanya mengangkat bahu karena tak tahu dan membuang dirinya dengan bebas ke ranjang hingga hampir mengenai gadis itu.

"Sepertinya itu kotak" canda Aric.

"Lah bego,maksud gue dari siapa kak" kesal Sekar.

"Cih marah..Ada notenya kan, nah lo baca!" Ujar Aric, padahal sebenarnya ia tahu jika  pemberian itu dari seorang Guntura.

      Sekar yang sangat penasaran hanya membuka  kotak itu tanpa membaca notenya.
Mata Sekar sedikit menyipit karena melihat kalung indah dalam kontak biasa.

Ping..

       Ponsel Sekar berbunyi,  menandakan adanya pesan masuk. Sekilas tatapan yang tadinya tertuju pada kalung indah itu kini berbalik tertuju pada ponsel miliknya.

Chat:

Guntura boy

"Balkon kamar kamu!"

Itu saja. Tapi otak Sekar berhasil menangkap maksud dari pesan Guntura.
Segera ia berjalan ke arah balkon kamar dan menemuka sosok Guntura dibawah sana bersama senyum manisnya.

Ping..

Lagi-lagi ponsel itu berbunyi menandakan jika Sekar menerima pesan masuk kembali.

Chat:

Guntura boy
"Suka gak sama kalungnya?😙"

      Senyum manis telah menggumpal dipipi gadis itu. Terlihat jika ia tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya karena kelakuan Guntura yang membuatnya gemas sendiri.

Ternyata dari dia_

Chat:

Guntura boy
"Aku mau, kamu pakai kalung itu untuk acara besok. Jangan dandan nanti ada yang naksir😥😝. Love You😙"

Lagi-lagi senyum Sekar membengkak kembali.

Chat :

Sekar
"Iya..gue pake🙄. Btw thanks😌"

Guntura boy :
"Itu aja?😭"

Sekar:
"Emang lo mau apa lagi sukiman😴"

Guntura boy :
"Kiss love baby😚😚😚"

Sekar :
"Cih najis☠"
"Tapi gak papa. Kiss love😚"

      Senyum Guntura over karena pesan singkat dari pacarnya. Walau ia hanya bisa menatap gadis itu dengan jarak dari bawah, tidak apa-apa baginya. Asal ia dapat melihat senyum Sekar untuk saat ini.

"Cantik. Pacar gue cantik" ujar Guntura yang masih menatap Sekar di atas sana.

Chat

Sekar :
"Pulang gih!, nanti ada kunti😴"

Guntura boy :
"Emang kenapa?. Gak takutko sama kunti😎"
"Pengen lama-lama lihat bidadari dari bawah😋"

Sekar :
"Pulang gak!😡"

Guntura boy:
"Ih galak. Iyah pulang😔"
"😙😙😚"

Sekar :
"Hati-hati my boy. Awas ada kunti👻👻👻😴"

Guntura boy :
"Iya My love😚😚😚"

....

"Ciee senyum-senyum kayak orang gila gegara dapet kotak jelek" Ejek Aric membuat adiknya itu membalas dengan lemparan bantal yang terletak di atas sova. Aric meng-aduh karena lemparan Sekar tepat mengenai wajahnya.

"Apaan sih kak. Ganggu aja orang lagi seneng juga" kesal Sekar, dan mencuri pelukan dari Aric.

"Cih manja. Tumben main peluk-peluk"

"Kangen sama pelukan lo kak" Singkat Sekar.

Aric yang melihat adiknya bermanja kini membalas pekukannya.

"Gue sayang lo kak"

"Gue tahu"balas Aric

"Lo sayang sama gue gak?"

"Sayang lah, masa nggak"

"Jangan tinggalin gue kak!" Lanjut Sekar dan mendalamkan pelukannya ke dada bidang kakaknya itu. Aric hanya berdiam tak membalas pintaan Sekar. Aric berpikir apakah ia pantas menjadi seorang kakak untuk gadis bernama Sekar?, seorang kakak yang  gagal menjadi kakak. Yang tidak bisa menjaga seorang adik, apa itu bisa disebut kakak?.

Wajah Aric melemas,

"Lo adik gue Kar dan akan tetap jadi adik gue" kata Aric dan mengusap kepala gadis itu.

"Gue takut. Gue takut gak bisa jadi wadah untuk lo menapung Kar"

~Kinaric Yauh~

.....

JANGAN LUPA FOLLOW WA'😊

STAY TO MY STORY...

■■■■

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sekar dan HujannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang