"Lo duduk dulu aja Kar, ni anak butuh bimbingan gue kali" lanjut Eraz ditengah emosinya.
......
AKU BUTUH DUKUNGAN KALIAN WA'😉
"Assalamualaikum" seruan Ayu menghentikan keributan di dalam kelas."Waalaikumussalam Bu" Melihat Ayu telah masuk ke kelas dengan membawa tumpukan lembaran membuat semua siswa duduk di tempatnya masing-masing, begitu juga dengan Friya.
"Anak-anak mohon perhatiannya. Ibu gak akan lama karena harus rapat dengan guru-guru lain"
"Berarti kita gak belajar dong Bu, ye merdeka" ujar Aldes membuat suasana kelas menjadi dingin.
"Huuuuu"seru para murid kepada Aldes.
Plak..
"Aduh_Raz?" Ujarnya menatap Eraz tidak mengerti.
Eraz selaku teman duduk Aldes memukul kepalanya karena mendengar seruan Aldes yang begitu konyol.
"Apaan si, diam gak"
"Udah-udah" kata Ayu yang memukul meja guru agar para murid kembali fokus."Ibu akan bagikan hasil ulangan kalian, seperti biasa kita mulai dari nomor absen pertama hingga terakhir" jelas Ayu.
Setelah semua murid mendapatkan kertas ulangannya, termasuk Sekar. Eraz kini menatap Sekar yang duduk di sebelahnya dan mendapati Sekar hanya tertunduk dengan tatapan kosong.
"Baik anak-anak. Besok kalian harus mengumpulkan kembali kertas ulangan kalian beserta tanda tangan orang tua, mengerti?"
"APA BUUUU?" sorak semua murid.
Sekar hanya menggelengkan kepalanya dan meratapi nasib yang akan ia terima lagi hari ini.
"Bu ko gitu sih?, kan gak ada perjanjian gitu Bu" ujar salah satu murid, kecewa.
"Udah-udah. Ibu gak mau tahu kalian harus dapat tanda tangan orang tua kalian. Ibu pergi dulu, assalamualaikum"
"Waalaikumussalam bu" ujar semua murid.
"Mampus" seru Sekar melihat kertasnya itu.
"Lo dapat berapa Kar?" Tanya Eraz.
Tapi Sekar hanya diam tidak menjawab pertanyaan Eraz. Eraz berdiri dan menghampiri Sekar, terlihat di kertas nilai milik Sekar bertuliskan 85.
"Bagus ko Kar, nilai lo bagus"
"Bagus apanya Raz, ini namanya gak bagus"
"Emang orang tua lo masih nuntut lo harus dapet nilai 100 disetiap mapel Kar?". Sekar mengangguk.
"Gue pasti mampus hari ini"
"Eh alay. Gak punya sukur amat lo, udah dapat nilai bagus ko bilang enggak" ketus Friya yang hanya berkata seenaknya.
"Eh apa maksud lo?, gak usah banyak bacot karena lo gak tau apa yang gue rasain" balas Sekar.
"Idih. Nilai lo tu bagus, kalau nilai lo jelek berarti nilai gue apa?, sampah?"
"Eh butet mending lo diam. Pendapat lo gak dibutuhin, buang-buang ludah aja" ketus Eraz, emosi melihat Friya. Friya yang tidak terima hanya membuang wajahnya saja dengan kesal.
"Udah-udah mending kita ke kantin aja kan hari ini kita gak belajar" kata Aldes yang penuh dengan kepolosannya itu.
Plak..
Lagi-lagi Eraz memukul kepala Aldes karena telah menghancurkan suasana.
"Diam gak lo!"
"Aduh Raz iya deh iya gue diam"
,,~°~,,
"Kar makan yu!" Tawar Guntura.
Sekar hanya membalas dengan tatapan sinis ke arah Guntura dan berdiri pergi dari hadapan Guntura.
"Kar..tunggu" Guntura hendak mengejar Sekar namun tertahan oleh tangan Sisi.
"Tura jangan tinggalin gue ya" pinta Sekar dengan rengekan basi nya. Guntura tidak dapat berbuat apa-apa, ia ingin maju untuk sekar tapi keberadaan Sisi membuat tekatnya menciut.
"Hh Pacar ya?" Ketus Eraz menatap sinis mereka berdua sembari menyusul Sekar ke luar kelas.
"Raz..Eraz gue_" ujar Guntura kaku, sedangkan Sisi sibuk menahan Guntura agar tidak mengejar Eraz.
"Tura_"seru Sekar melingkarkan lengannya ke lengan Guntura dengan manja.
~aduh Sisi, kaya kunti aja.
....
Stay to my story Wa'😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekar dan Hujannya
General FictionSeorang gadis yang di tuntut sempurna layaknya dewa oleh orang tua, juga selalu dibandingkan dengan saudari tiri sendiri disetiap situasi. Nilai harus sempurna? Atau mendapatkan luka yang sempurna? Kuat untuk hidup terluka atau Lemah untuk mati kon...