Suara alarm kamarku berdering nyaring, membuatku terbangun akan mimpi indah ku. Dengan gontai, aku berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap-siap. Ah ya, hari ini adalah hari pertamaku untuk menjadi anak SMA. Aku harus semangat. Ya, harus.
Dengan semangat ku turuni tangga menuju ruang makan. Sayup-sayup terdengar cengkrama Ayah dan Bunda. Ketika aku sudah berada di ruang makan ternyata mereka sedang melahap sarapan mereka. Langsunglah aku bergabung bersama mereka.
"Pagi Yah, Bun," sapaku.
"Pagi anak Bunda, duh semangat banget yang udah mau jadi anak SMA," balas bunda.
"Iya nih semangat banget," ayah ikut menimpali.
Ucapan mereka ku balas dengan cengiran lebar. Aku pun mengambil dua lembar roti dan mulai mengolesinya dengan selai stroberi kesukaanku. Ketika aku sedang lahap-lahapnya menyantap rotiku ini, Ayah mengajakku berbicara.
"Oh iya kamu mau dianter apa sendirian aja nanti ke sekolah Fa?" tanya Ayah.
"Sendiri aja deh Yah," jawabku.
Setelah itu aku pun kembali melahap sarapan pagiku ini. Tak lama setelah itu, aku berpamitan dengan Ayah dan Bunda. Takut-takut aku akan terlambat datang ke sekolah di hari pertamaku ini.
"Yaudah deh, aku pergi dulu ya Bun, Yah. Nanti telat,"
"Hati-hati ya Fa, jangan ngebut-ngebut." Bunda mengingatkan.
Aku pun pamit kepada Bunda dan Ayah. Lalu segera berjalan menuju mobilku yang sudah terparkir di halaman depan. Ku sapa Pak Min yang sedang memanaskan mobil Ayah. Setelah itu langsung ku lajukan mobilku membelah jalanan ibu kota.
Untung saja aku tadi bergegas untuk cepat-cepat pergi, kalau tidak sudah dipastikan aku akan terjebak di tengah-tengah kemacetan Jakarta.
Setelah membelah jalanan ibu kota selama kurang lebih 30 menit, ku masukkan mobilku ke kawasan Chasia International School. Salah satu sekolah internasional yang ada di Jakarta. Ketika sudah kuyakinkan mobilku terparkir dengan benar, aku pun turun dan langsung menuju lobby untuk melihat daftar kelas untuk para siswa baru di sekolah ini.
X.2, disana lah aku ditempatkan. Aku pun langsung mencari-cari dimana beradanya kelasku itu. Dari tadi aku tidak juga mendapatkan dimana letak kelasku. Padahal jam di tanganku sudah menunjukkan jam 7:25. Yang berarti tinggal 5 menit lagi bel akan berbunyi. Aku pun mempercepat jalanku sambil menengok kekanan dan kekiri membaca rentetan plang nama kelas. Tanpa sadar, aku tertubruk seseorang hingga terjatuh. Aku pun langsung berdiri dan meminta maaf tanpa menengadahkan kepalaku. Takut-takut kalau orang yang ada didepanku ini pemarah apalagi notabane-nya aku ini siswa baru disini.
"Hey, it's okay. Ga usah nunduk gitu," Katanya.
Eh, cowo ya? Batinku.
Aku pun memberanikan diri untuk menengadahkan kepalaku. Ternyata benar yang ku tubruk tadi itu laki-laki. Astaga, ternyata ia juga kakak kelas. Mendapatkan letak kelasku saja belum, ini sudah berbuat masalah.
"Ga usah takut, gue ga makan orang kok," katanya seakan-akan bisa membaca pikiranku.
"Eh engga kok kak hehe," balasku dengan kikuk.
"Wah, adek kelas ya. Udah dapet kelasnya belom dek?" Tanyanya.
"Ehm--m belum nih Kak, lagi nyari. Makanya jalannya gabener hehe," balasku lagi semakin kikuk setelah mengingat kesalahanku yang telah menubruknya tadi.
"Emang lo di kelas apa?"
"X.2 kak."
"Lho itu kan ada di gedung 2, lo kok malah nyasar kesini." Katanya sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asparagus
Short StoryGadis yang selalu ceria pun memiliki sisi paling sedihnya.