just rainy day

2.1K 224 17
                                    

Membalikkan tubuh nya entah ke kanan atau kekiri, rasanya sudah hampir 24 kali Jake melakukan ini. Dia hanya ingin menghabiskan waktu luang nya dengan tidur namun ternyata tidur itu sulit. Yah pada akhirnya dia memilih untuk bangun dari kasurnya dan berjalan keluar kamar.

Pukul 3 siang.

"Hujan.. dingin, pengen bakso tiba-tiba gini jadinya kan susah mau keluar."ucap nya tiba-tiba.

"Lagian di luar lagi hujan kalo gue ngeyel mau keluar juga besok bakal selimutan trus, antara pilek atau demam."lanjut nya.

Perkataan nya tadi membuat Jake sendiri menghela nafas panjang.

Jake sendirian di rumah, papa sama mama? Mereka pergi keluar kota karena urusan kantor. Yah sebenarnya tanpa keluar kota pun harta keluarga Jake tidak akan mengurang tapi karena mungkin ini adalah urusan penting ibu dan ayah Jake terpaksa pergi.

"Dan gue juga tetep kepaksa keluar rumah, karenaa buku Damar."ucap nya sambil mengambil buku yang tertulis identitas orang lain.

"Kenapa sih buku dia sampai bisa di tas gue? Repot kan jadinya, untung gue baik mau nyimpenin."

Sambil mendumel Jake mengambil payung lalu keluar dari halaman rumah nya. Tidak, bukan karena Jake tidak bisa menyetir mobil tapi karena rumah Jake dan Damar lumayan dekat. Kira-kira Jake akan sampai didepan gerbang rumah Damar dalam jangka waktu 10 menit.

Namun disela perjalanan nya dia bertemu seseorang di halte bus. Orang itu nampak kedinginan dan bertingkah aneh, menoleh kesana kemari seperti sedang mencari kehadiran seseorang.

Jake penasaran, dia menghampiri laki-laki itu.

"Hei!"panggil nya

Laki-laki itu nampak kaget saat Jake menyapa nya,"oh? Hai! Anda menyapa saya?"tanya nya sedikit berteriak karena Jake menyapa nya sebelum dia menyebrang.

Jake melipat payung nya setelah menyebrang dan sudah berdiri di halte bus yang pada saat itu terlihat sepi dan hanya ada satu laki-laki tersebut. "Emang nya ada siapa lagi disini?" jawab Jake.

"Tidak ada juga, maafkan saya."jawab nya dengan tutur kata yang sopan.

Jake menatap laki-laki itu dengan dalam, dia terkekeh mendengar jawaban nya yang terdengar sangat formal.

"Hei, gue tau formal itu penting buat jawab pertanyaan orang asing. Tapi sekarang santai aja."ucap Jake disela kekehan nya, "gue Jake."lanjutnya.

"Ah gitu, haha

"Okedeh.. Jaki?"

Jake mengerutkan dahi nya, "Jake, j a k e jake bukan Jaki."titah nya sambil mengejakan nama nya sendiri.

"Jake sama Jaki apa beda nya."

"Lah beda dong, Jake Jaki dari akhiran sampe pelafalan aja udah beda."jawab Jake.

"Oke kenalin gue Mahesa, ki."kata Mahesa.

"Yo Mahesa,"sambil menyodorkan kepalan tangan nya ke depan Mahesa

Ayolah Mahesa, Jake ini mau salaman ala anak gaul.

"Yo!"jawab Mahesa dengan menjawab salam tangan Jake.

"Hahaha tapi siapa 'ki' ?"tanya Jake

"Lo. Jaki."jawab Mahesa yang... membuat Jake pasrah saat mendengar jawaban Mahesa tersebut.

Mahesa tertawa.

"Lo ngapain disini kaya orang linglung tadi?"tanya Jake tiba-tiba.

"Nunggu jemputan, kata nya dateng jam 1 tapi ngaret sampe jam segini."jawab Mahesa.

Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang