May i paint with you?

663 121 11
                                    

Jake bingung setengah mati, lirikan mata nya terus berpindah ke kanan dan ke kiri. Dia bingung untuk memilih antara Saga atau Mahesa.

"Gue milih.."

"Gue milih,

"Milih..

"Ck kelamaan, udah pokoknya lu ikut sama gua!"tegas Mahesa sambil menarik paksa tangan Jake dari genggaman Saga di sebelah kanan.

Mata Jake terbelalak kaget saat Mahesa tiba-tiba menarik nya, jangan lupakan Saga yang ikut terkejut saat mengetahui Jake sudah dibawa pergi oleh laki-laki yang tak lain adalah Mahesa.

"JAKE!"

"JAKE STOP, LO BENERAN MILIH DIA?!"teriak Saga yang merasa tidak terima.

Jake mendesis,"DIA YANG MILIH GUE!! MAAF GAA NANTI GUE NYUSUL!"balas Jake yang ikut berteriak.

Mahesa semakin mempercepat langkah yang panjang. Entah kenapa tapi seperti nya dia terlihat kesal.

"Esa? Why? What happened? Lo tadi ngacuhin gue, lo diemin gue, lo ngasarin gue dan lo bertindak seakan-akan lo ngga butuh gue.

"But now? Why? Saat Saga beneran butuh gue.. gue ngga bisa bantu dia, karena lo malah narik paksa gue buat ikut sama lo."sekarang Jake tidak bisa diam, dia bingung pada sikap Mahesa padanya.

"Jawab." "Jangan diem kaya lo ga denger apapun omongan gue."

"Lo bilang anak tadi butuh bantuan? Enggak. Sama sekali enggak, dia bukan anak pindahan, walaupun kaki nya yang lecet dia masih bisa jalan sendiri tanpa dibopong kan? Trus lo mau bantu darimana nya hah?"jawab Mahesa menyangkal ucapan Jake.

"Tapi, tapi bisa aja kan gue bantu ngobatin kaki dia yang lagi lecet."

"Mendingan lo nganterin gue yang jelas-jelas anak pindahan dan ngga tau dimana meja guru tadi."ucap Mahesa.

"Tapi daritadi lo yang mimpin, gue yang dibelakang. Berarti kan lo udah tau tempat nya."eyel Jake

Tanpa pikir panjang, saat mereka berdua sudah sampai didepan kantor guru. Mahesa langsung menarik Jake untuk berdiri didepan nya. "Sekarang lo yang mimpin gue."bisik nya.

Jake menelan ludah saat dia merasakan bisikan Mahesa yang terdengar  langsung di telinga nya. Bulu kuduk Jake berdiri secara tiba-tiba karena bisikan Mahesa tersebut.

"Oke."

Jake segera berjalan lebih dulu dari Mahesa menuju meja guru fisika nya itu.

"Ini meja nya."

Mahesa hanya melewati Jake tanpa sepatah kata pun lalu mengambil seragam itu.

"Udah kan? Gue bantuin Saga dulu ya."pamit Jake.

"Lo ikut gue."

"Hah? Mahesa? Ikut kemana lagi? Udah kan?"tanya Jake yang merasa bingung.

"Kata nya mau jadi temen, yaudah ayo gausah banyak bacot deh lo."jawab Mahesa sambil melirik tepat ke pupil mata Jake dengan intens.

"Yang bener??? Boleh jadi temen???"tiba-tiba nada suara nya saat bertanya jadi meninggi, puppy eyes Jake juga secara tidak langsung ikut menyapa pandangan Mahesa.

"Ck, ayo ke ruang seni."ajaknya tanpa mengubris pertanyaan Jake.

"Ngapain???"

"Tinggal jalan gausah banyak tanya."

Mereka berdua akhirnya meninggalkan kantor guru bersama, Mahesa yang memimpin dan Jake yang mengikuti dari belakang, tepat dibelakang punggung Mahesa. Jadi setiap kali Jake terlalu cepat berjalan dia akan sedikit menginjak sol belakang sepatu milik Mahesa.

Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang