is that you?

670 159 15
                                    

3 tahun berlalu dengan sangat cepat, kini Jake sudah tumbuh dewasa. Belum sepenuh nya dewasa tapi pemikiran nya jauh lebih dewasa dari sebelum nya.

Dia menduduki bangku 2 SMA sekarang. Jikalau terakhir kali kalian bertemu Jake pada 3 tahun lalu atau saat dia masih duduk di bangku 3 SMP maka jelas kalian akan tau perubahan Jake.

Namun, tidak banyak yang berubah dari Jake mungkin hanya dari sisi pemikiran nya saja yang sedikit berbeda. Banyak orang bilang, perubahan itu cepat sama hal nya dengan manusia yang berubah sangat cepat.

"Jakeeeeyyy!!!"teriak seseorang dari sebrang sana.

"Berisik Damar, gue lagi deg deg an besok hari pertama masuk sekolah."jawab Jake, dari telfon terdengar Damar yang sedang cekikikan.

"Ngapain grogi sih. Lagian lo masuk sekolah juga tetep di sekolah yang sama make acara grogi-grogi segala."ucap Damar disela tawa nya.

"Nama nya anak puber."

"Masa puber lo udah kelewat 3 tahun mon maap."jawab Damar.

"Bodoamat tapi Dam,

"Apaa??"

"Gue masih cakep kan? Gue oke-oke aja kan ya."tanya Jake.

"Jake lo kenapa si, semua nya bakalan okee plis kita ngga masuk sekolah berapa minggu sih emang nya?"jawab Damar

"Berminggu-minggu, gue kangen pacar gue sumpah!!"

"Siapa pacar lo? Kok gue gatau???"tanya Damar sangat antusias.

"Nama nya fisika, menghibur saat anda bosan. Aaa i love you fisika -ssi."jawab Jake sambil cengengesan.

"Boleh gak telfon nya gue matiin aja?"

"HAHAHA."

"Yaudah tidur gih, besok telat mampus lo apa guna nya grogi kalo telat."ucap Damar.

"Iyaa Dam, lo juga tidur."sambung Jake.

"Oke udahan dulu yaa."

"Dahh."

Telfon diakhiri, Jake meletakkan ponsel nya di atas meja sebelah kasur nya. Lalu dia berbaring tanpa memejamkan kedua matanya.

Jake terus tersenyum tanpa alasan sambil memandangi langit langit kamar nya, tanpa tau apa yang akan terjadi di esok hari.

..
Oh tunggu? Hujan diluar sana? Tiba-tiba saja kilat itu menyapa jendela kamar Jake.

Jake berjalan ke arah jendela nya dan melihat apakah memang turun hujan.
"Hujan ya.."

"Kalo hujan kenapa tiba-tiba keinget Mahesa?"lanjut Jake, memandangi tetesan demi tetesan air yang turun di luar jendela nya.

"Padahal itu udah lama banget."ucap nya lagi sambil berjalan menuju kasur.

Dia tidak ingin lagi memandangi tetesan hujan maupun langit-langit kamarnya, dia memilih untuk tidur seperti apa yang dikatakan Damar tadi.

Hmm, Mahesa ya.. sudah lama bukan?
Jake sudah pasti rindu dengan nya, bohong kalau Jake bilang tidak. Nyata nya setiap pergantian semester Jake selalu mendatangi halte bus tempat dimana dia dan Mahesa bertemu pertama kali. Atau bahkan pertama dan terakhir kali? Jake juga tidak tau itu.

Seingatnya, orang asing lebih sulit dilupakan daripada orang yang paling kau benci. Melupakan orang yang kalian benci pasti mudah karena kalian sudah tau tentang nya tapi jikalau itu orang baru atau orang asing? Kalian tidak tau.

Itu sama saja seperti suatu kemisteriusan. Jake paham kenapa dia selalu berharap agar diri nya bisa bertemu kembali dengan Mahesa.
Karena sampai saat ini pun dia masih belum bisa melupakan nya. Masih terdapat rasa rindu dan ingin bertemu dalam benak nya.

Change Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang