pencopet kecil

431 62 1
                                    

2SEOK

...

...

"Copet, copeett!!"

Pemuda yang baru saja mengambil dompet dari saku seorang pria itu langsung berlari dengan kecang saat dirinya ketahuan dan diteriaki copet, pemuda itu berlari menelusuri terminal bus dengan cepat.
Menghiraukan suara protesan dari beberapa penjalan kaki yang ditabraknya, pemuda berhoodie hijau itu terus berlari menghindari kerumunan.

"copett, cepat tangkap pencopet kecil itu!!"

Mungkin pemuda itu harus berterima kasih pada orang-orang yang berlalu lalang, walaupun pria pemilik dompet itu sudah berteriak keras orang-orang tampak tidak peduli dengan kesialannya.

Ia terus berlari dengan gesit seperti sudah berpengalaman, melewati kerumunan dengan dengan mudah sampai berhenti dibalik bus berwarna putih yang sudah terlihat tidak beroprasi untuk menarik nafas sejenak. Pemuda memeriksa tempatnya sejenak melihat ada orang atau tidak, dirasanya sepi ia langsung membuka dompet berwarna hitam itu.

Mengorek isi dompet itu dan menemukan beberapa lembar uang berwarna merah dengan beberapa kertas putih yang dibacanya adalah kertas chek-in hotel dengan sebuah kartu identitas, diambilnya uang itu dan membuang dompetnya. Ia tersenyum membalikan badannya namun ia menabrak dada sesorang, saat pemuda itu mendongkak ia melihat seorang pria dengan seragam polisi berdiri didepannya. Dengan cepat tubuh kecil pemuda berhoodie hijau itu langsung dicegat dan dipasangin borgol.

"Lepas!"

"Diam, tanganmu akan terasa sakit jika terus bergerak!" pria berseragam polisi itu lalu membawa pencopet kecil itu kedalam mobil polisi

"Bagaimana bapak bisa tangkap saya!"

"kau saja yang ceroboh tidak melihat saya disekitar situ"  saat sudah sampai didepan mobil polisi, pria yang dompetnya dicuri datang

"Pak tangkap dia pak, dia sudah mencuri dompet saya!, dasar pencuri kecil!" pria berjenggot itu menunjuk-nunjuk wajah pencopet kecil

"bapak bisa ikut saya ke kantor polisi untuk menindak lanjuti, masalah ini. Permisi" mobil itu pun melaju menuju kantor polisi terdekat, sedangkat pemuda berhoodie hijau hanya terlihat masa bodo.

.......

"Siapa nama kamu?"  tanya seorang polisi berbadan tambun

"Hoseok, Jung Hoseok"  jawabnya memelas

"Kenapa mencuri?"

Hoseok menatap polisi itu tersenyum menampilkan kedua dimple manisnya "Saya penasaran pak"

"Penasaran? Kamu melakukan tindakan pencurian karena penasaran?" seru polisi itu tidak percaya

Hoseok mengangguk "Memang anak seperti saya mempunyai tampang seorang pencuri?" pemuda itu mengerucutkan bibirnya, berusaha agar polisi didepannya percaya dengan kata-katanya dengan ekspresi wajahnya

Polisi itu menatap hoseok dalam seakan sudah termakan oleh tipu muslihat hoseok, hoseok tetap memasang wajah termanis yang ia punya. Hatinya sudah tertawa jahat namun tidak lama semuanya buyar

"Jangan percaya pada bocah itu, ia tidak sepolos yang kau kira" polisi yang menangkap hoseok tiba-tiba muncul bersama pria yang sudah hoseok curi dompetnya

"Baik, bapak bisa datang besok lagi untuk memutuskan semuanya" polisi itu bersalaman dengan pria itu yang menatap hoseok dengan mata melotot lalu pergi dari kantor polisi

"Seokjin, bagaimana?"

"Besok baru akan diputuskan kasus bocah itu, apa ia akan dipenjara atau dilepaskan" polisi yang bernama seokjin itu duduk dihadapan hoseok dengan selembar kertas yang sedang dibacanya

"cih"   Seokjin berpaling melihat hoseok berdecih menatap wajahnya

"Apa!" ujar hoseok ketus

"Panggil orang tua mu kesisini" seokjin mengabaikan hoseok.

Hoseok menyeringai "Ga punya orang tua"  melihat kedua polisi dihadapannya

"Hubungi wali mu kemari kalau begitu" hoseok diam mengalihkan pandangannya ketempat lain lalu berdecak

"Hei, apa kamu tidak mempunyai wali juga?" tanya si polisi berbadan tambun

Hoseok memutar bola matanya malas "aku tidak butuh orang tua atau apapun itu namanya"

Kedua polisi itu diam beberapa menit lalu menganggukan kepala "Ikut dengan saya"

"Mau kemana?"

"tempat kau bermalam" seru seokjin membawa hoseok

"tapi- ada makanannya? Aku lapar " tanya hoseok tidak tau malu, tapi itu serius karena ia belum makan dari pagi. Hoseok mengambil dompet itu agar bisa membeli makanan tapi nasib sial malah menimpanya dan ditangkap

"Jalan cepat"  seokjin mengacuhkan perkataan hoseok dan membawanya kedalam sel tahanan sementara

"Apa kau serius, membiarkan anak kecil kelaparan?" ujar hoseok didalam sel

"umurmu sudah delapan belas, kau bukan anak kecil lagi" seokjin melongos pergi meninggalkan perut hoseok yang keroncongan

Hoseok uring-uringan ia merasa sangat lapar, mau tidur tapi tidak bisa dalam keadaan perut kosong.
Hoseok terbangun lalu duduk bersandar pada tembok melipat kedua kakinya dan menjadikan kedua lututnya menjadi tumpuan kepalanya, hoseok juga tidak pernah ingin menjadi seorang pencuri ia melakukannya karena keadaan.

Hoseok tidak setiap hari mencuri kadang kala ia bekerja menjadi apapun yang ia bisa, agar bisa memberikan makan pada perutnya. Hoseok sejak kecil tinggal di panti asuhan tapi saat ia masih berumur enam tahun panti asuhan itu kebakaran dan semuanya hilang dalam sejenak. Pemilik panti itu tidak bisa berbuat apapun, ia bahkan ditangkap karena kelalian terhadap panti. Sejak saat itu penghuni panti asuhan berpencar karena tidak ada yang mau menampung mereka lagi.

Hoseok rasanya ingin menangis namun ia tahan, ia tidak boleh lemah dengan apa yang ia hadapi.

kleng kleng

"Ambilah dan makan" Hoseok mandongkak pemuda manis itu melihat seokjin meletakan sebuah roti dan susu kemasan di depannya lalu pergi.

Recehan [hoseok x BTS]  TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang