Lisa itu nyebelin
.
Ada masa dimana Jherin beneran pengen masang lakban di mulut Lisa. Contohnya kayak hari ini. UTS baru aja selesai, dan Jherin dengan niat sepenuh hati pengen ngabisin sepanjang weekend buat tidur, karena udah tiga hari dia cuma bisa tidur sesempatnya gara-gara nyelesaiin tugas gambar teknik yang bakal dinilai sebagai nilai ujian tengah semester.
Baru aja mau merem, gedoran tanpa prikemanusiaan di pintunya bikin cowok yang masuk majalah kampus edisi bulan ini sebagai orang paling ganteng di Teknik Sipil angkatan 65' tersebut mengerang kesal.
"Jherin, wake up!" suara sopran dari anak perempuan tetangga depan rumahnya terdengar nyaring. Jherin meraih selimut, membungkus seluruh tubuh, dengan harapan telinganya dijauhkan dari suara berisik cewek itu.
"Gimana Lis?" Ayah Jherin bertanya. Ia yang meminta Lisa untuk membangunkan putra semata wayangnya, karena dia dan sang istri sudah angkat tangan dari pukul sebelas tadi.
Lisa menggeleng, "hopeless, om. aku kunciin dari luar aja gimana, biar mati kelaparan sekalian di dalem?" ujarnya dengan mimik serius. Jherin kalo udah ngebo beneran ga pake waktu. Sekarang bahkan udah pukul enam sore dan cowok itu ga ada niatan sedikitpun keluar kamar.
Ayah Jherin terkekeh, kemudian menepuk pelan kepala Lisa, "biarian aja lah, nanti kalau anaknya laper juga keluar," kata Ibu Jherin menimpali. Lisa melirik, melihat Ayah dan Ibu Jherin sudah terlihat rapi, dengan setelan komplit khas orang mau ke pesta.
"ada undangan ya Tante? Cantik banget."
Wanita awal empat puluhan tersebut menepuk akrab bahu Lisa, "mau kencan dong, emang anak muda aja yang boleh."
Lisa menatap dengan wajah menyebalkan, "mau ngasih adek buat Jherin, ya Tan?" godanya, kemudian mendapat tabokan penuh cinta dari Ibu Jherin. Wanita paruh baya tersebut mendesis ke arah Lisa, memperingatkannya untuk hati-hati saat bicara, karena jika suaminya dengar bisa bahaya.
"pokoknya tante titip Jherin ya Lis?"
"waduh, aku ngurus diri sendiri aja masih trial and error. Kalau nanti tante pulang anak tante berubah jadi jamet, jangan salahin aku ya," ujar Lisa penuh kelakar, kemudian turun ke lantai satu.
Si bahan pembicaraan, yang tenyata gagal total menghalau suara berisik Lisa, mengerang dalam hati mendengar pembicaran cewek itu dengan kedua orang tuanya. Ia berjalan menuju puntu kamar. Niat awalnya yang ingin tidur sampai besok harus di reset.
Jherin memutar knop, tapi ga ada yang terjadi, pintunya masih tertutup. Dia beneran dikuinciin dari luar. Jherin mengerang, menendang pintu kamarnya kesal, sebelum melempar diri lagi ke atas kasur. Mulutnya ga berhenti mengumpati cewek yang lagi asik nonton netfilx di ruang tamu, sambil nyemilin popcorn salted caramel yang udah dia umpetin di dalam lemari kabinet paling atas, ditaruh di belakang toples tepung biar ga ada yang liat. Tapi cewek itu tetep aja bisa tahu.
Kan udah dibilang, Lisa itu nyebelin.
...
Jherin Junanda
Teknik Sipil 65'
Lalisa's best fella.
Lalisa Anzilla
Seni Tari 65'
Cekibernya anak teknik angkatan 65'.
KAMU SEDANG MEMBACA
THINGS
Fanfiction11 hal yang Jherin tahu tentang Lisa. warning!harsh words ©leviousaar https://open.spotify.com/playlist/6vLyXCZEX2pDX4dElyzj4Y?si=LGc66rFgRLKDzANuJhub8g&utm_source=copy-link