Chapter 25

383 65 5
                                    

[Chapter 25 : Start]

"Nona, para tuan muda bisa menjadi...umm...sangat dingin pada Nona muda."

Mata Anna terlihat sangat serius.

"Tapi itu bukan karena mereka tidak menyukai Anda."

Nada suaranya penuh dengan kepastian.

"Itu hanya karena mereka tidak membutuhkan orang lain, itulah alasannya. Bukan hanya Anda, tapi kakak lainnya juga tidak membutuhkan satu sama lain. Itu bukan karena mereka membenci Anda."

Mata manis, berharap agar aku tidak terluka.

"Aku tidak terluka ketika seseorang kasar padaku!"

Aku mengangkat tinjuku dan dengan berani berseru.

Tapi reaksinya aneh.

"Nona..."

"Itu karena Anda telah melewati banyak hal sulit akibat perbuatan Marquis."

"Jika seseorang kasar pada Anda, marahlah."

"Jangan tahan itu, itu tak apa, itu baik-baik saja."

Hah?

Ini bukan seperti itu.

Para kakak pelayan melihatku dengan mata khawatir.

Akhirnya, aku melemparkan senyum lebar. Aku menganggukkan kepalaku cerah.

"Okay!"

"Tidak, beri tahu saja kami!"

"Kay! Aku akan memberi tahumu! Aku adalah anak baik!"

"Bagus! Anda adalah anak baik."

Aku mendapat pujian!

Hehe.

Aku membuka mulutku setelah puas menikmati pujian dari kakak pelayan.

"Tapi aku benar-benar tidak terluka."

Para kakak pelayan mencoba untuk mengatakan sesuatu, tapi ketika mereka melihat mataku yang serius, mereka menutup mulut mereka.

"Tidak, Anda bisa terluka, tapi Anda akan sembuh secepatnya!"

Jika kamu memiliki tanah di mana kamu dapat menginjak dengan kuat, kamu akan memperoleh kembali keseimbangan bahkan jika kamu tersandung untuk sementara waktu atau bahkan jika kamu terjatuh.

Aku tidak memiliki dasar yang kuat sebelumnya.

Tapi sekarang aku punya ayah dan kakak-kakak perempuan juga!

"Dan!"

Aku bertindak tegas! Aku mengangkat jari telunjukku.

"Tidak ada orang yang sempurna."

Para kakak perempuan membuka matanya lebar.

"Tak peduli seberapa tidak butuhnya kamu akan kehadiran orang lain, dan kamu juga tidak tahu kenapa kamu memerlukan orang lain, tidak ada yang sempurna."

Aku sebelumnya memikirkan tentang ayahku ketika mengatakan ini.

Para kakak melihatku tanpa mengatakan apa pun. Mereka melihatku dengan tatapan kosong.

Kemudian mereka mengangguk dan tersenyum.

"Ya, Anda benar."

"Ketika saya melihat Yang Mulia berubah, saya juga berpikir seperti itu."

"Itu benar. Saya tidak berani memikirkan Yang Mulia seperti itu sampai saat itu."

"Saya harap para tuan muda mengenal Anda."

LBRARFWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang