Just Tired

503 56 8
                                    

Adakah yang nunggu.....?
Gomeennnn........

Happy reading gaysss


Brakkkk!!!!

Tas mungil itu melayang. Menghantam meja bervas tanpa dosa. Sementara sang pelempar tampak frustasi. 'Kenapa!! Kenapa jadi begini!' Batinya bergelut. "Kenapa.... harus aku.....".

Tubuhnya meluruh kebawah. Membiarkan kakinya bebas dari tumpuannya dan menyandarkan punggungnya pada sudut meja. Meletakan ujung kepala dan menatap angan. "Cinta........ kau kira aku akan percaya gitu aja....". Ujung bibirnya terangkat. "Ck! Dasar brengsek.! Membayangkannya saja membuatku stress! Aakkk!!". Bantal yang tanpa dosa pun jadi sasaran empuk tanganya.

Bughh

Tok tok

Ketukan pelan sedikit menyadarkanya. Dengan enggan ia mencoba berdiri dan membuka pintu. "Ishh Ino!""

"Kenapa kamu nat!"

Ia hanya merengut dan menghempaskan kembali tubuhnya diatas sofa.

"Ditanya baik baik juga!bukanya seneng libur!"

"Apanya yang seneng!" Sambar Hinata. "Itu semua gara - gara kelakuan Sasuke!". Dan selanjutnya ia menceritakan semua yang dialaminya tanpa terkecuali. Sampai yang tersisa hanya keluhan. "Gila gak tuh!"

"Gak juga sih!"

"Maksud kamu?" Hinata memicing. Sementara Ino meringsek mendekati Hinata.

"Tau gak Nat... beberapa hari yang lalu Sai memberitahukan sesuatu padaku".

"Apa tuh!"

"Kalau Uchiha Sasuke benar - benar jatuh cinta sama kamu!" Bisiknya pelan.

"Taik!" Sambut Hinata lantang. "Kalau dia cinta ngapain dia repot repot menyiksaku ha! Lagiyan bukti dasar apa Sai mengatakan itu sama kamu ha! Mana bisa ucapan buaya di percaya ha!"

Ino berjengit. "Kamu ngatain Sai Buaya!"

"Lah Kalau bukan Buaya apa namanya! Sekarang coba jelaskan! Satu aja yang membuktikan kalau omongan pacar kamu itu bener! Ha!"

Seketika Ino tersulut. Ia membongkar semua isi tasnya. Semua foto yang ia simpan di keluarkannya. Tepat di wajah Hinata. Karena memang tujuan ia menemui Hinata hanya untuk menyampaikan pesan yang coba ia selidiki bersama pacarnya.

Maka secepat kilat Hinata memeriksanya. Setiap sudut foto yang menampilkan Sasuke. Dari yang berseragam hingga bertuxedo. "Apa maksudnya ini!"

"Kau minta bukti kan! Coba lihat dengan teliti!" Ino bersungut dengan menghentakan telunjuknya pada salah satu foto yang menunjukan Sasuke tengah berdiri di depan rumah Hinata. " 3 tahun lalu. Dia berdiri seperti orang gila di depan rumahmu!". Selanjutnya ia menggerakan telunjuknya. "Dan 2 tahun lalu berdiri tepat didepan apertemen kamu! Kalau bukan nguntit kamu. Ngapain ha!!!" Sedikit ia mengguncang bahu Hinata." Sadar Nat. Kalau kamu lupa. Biar ku ingatkan. Sasuke pernah nyatain perasaanya waktu SMA dan kamu menolaknya bukan?"

Hinata hanya terdiam. Mengercapkan matanya beberapa kali.

"Kamu ingat gak Nat!!" Sikap sang sahabat benar benar membuatnya menggeram kesal. "Ishhh!! Atap sekolah! Kan dulu kamu pernah cerita Nat!!"

"Astaga!! Aku ingat! Ya kali No! Aku kira dia cuma main - main tau! Kan kamu tahu sendiri sikap Sasuke seperti apa. Baik di sekolah mau pun di tempat kerja cuma bisa membuatku kesal doang!"

"Dan dia seperti itu biar dapet perhatian kamu! Goblok!"

"Bangsat! Kamu ngatain aku goblok! Kamu lupa nilai IPK ku lebih tinggi dari kamu ha!

"Kalau bukan Goblok apa namanya ha!"

"Tidak peka! Anjir! Yang telmi disini siapa sih!"

"Yah kamu Nat! Dah tau juga malah nanya!"

"Ck!" Menghempaskan tubuhnya dengan kasar. "Lalu aku harus gimana no! Kepalaku pusing kalau disuruh mikirin dia!" Pandangan beralih menatap wajah jengah sang sahabat. "Kau tau sendiri Sasuke seperti apa!! Masa' cinta tapi kok nyiksa!!"

"Mungkin dia belum tahu kali cara memperlakukan wanita-"

"Omong kosong!!! Dia pandai ko 'Main'nya!"

"Bukan gitu nat..... maksudku lebih ke sikap gituh loh... ya... minimal dia bisa bersikap lembut sama kamu-, ya itu pun kalau dia beneran jatuh cinta sama kamu".

"Tunggu-, sepertinya omongan kamu ada benernya" matanya menerawang jauh, "dia pernah bersikap lembut tapi juga kasar"

"Kapan?"

"Semalem!"

"Dimana?"

"Di kasur!"

"Bangke!!" Ino hanya bisa menepuk jidat, entah sang sahabat polos atau memang bener - benar tidak bisa membedakan mana sikap yang tulus dengan yang modus, "bisa gak sih ngomongnya yang bener dikit gituloh Nat!" Sembari menatapnya nyalang, "bedakan sikap yang di kasur dengan yang di luar kasur, contohnya saat kamu kerja dulu di perusahaanya!"

"Ah kalau itu jangan di tanya!!! Dia menyebalkan seperti biasa! Ada aja alasan dia buat memarahiku!"

"Nah itu juga bisa di katakan dengan jatuh cinta!"

"Ck! Mana bisa!"

"Bisa Nat! Dia cuma melakukan cara agar bisa bertemu denganmu, itu saja! Cuma caranya yang salah!"

Hinata bungkam dengan seribu fikiran mulai berkecamuk di kepala. Seakan semua yang Ino katakan memang benarnya, saling berkesinambungan dan mulai menyadari bahwa seseorang yang paling di bencinya benar - benar jatuh cinta padanya. "Semuanya jadi masuk akal...... tapi aku rasa terlambat..."

"Apanya yang terlambat?"

"Aku sudah terlanjur membencinya..." sambungnya.

"Ck! Jangan salah, kadang benci bisa berubah jadi cinta!"

Hinata mengernyit, " masa?"

"Yah coba saja kita lihat! Seberapa kuat Sasuke bisa ngadepin sikap kamu!"

Kalimat terakhir yang mampu membuat Hinata tersenyum pasif "Hn!".







TBC

Hay guyssss cek sound!! Masih adakah yang membaca ini!!!

Tessss
Tesss
Tesssssssss
🤣🤣😀😄
Mohon maaf yah wordnya dikit, 🤗

Night ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang