papa sibuk

5.9K 472 8
                                    

"Sayang, bisa bikinin saya teh hangat?" Tanya Jeno, mendatangi Mark yang sedang mengurusi Gevan, lelaki cantik itu menoleh melihat mata suaminya yang cukup merah karna seharian menatap layar laptop tanpa istirahat.

"bentar ya Mas, mau ngurusin dedek dulu".

Jeno mengangguk, sembari mengusap wajahnya yang sedikit hangat.

"Yeay udah selesai, dedek embulnya" ujar Mark setelah menyelesaikan kegiatannya yaitu membalurkan minyak telon di perut gendut Gevan, mengusap pelipis bayinya, membuat bayi 4 bulan itu tersenyum tanpa gigi, dengan pelipis memerah.

Mengangkat tubuh bulat Gevan yang harum, menggendongnya, meletakkan tubuh gendut bayinya di dada, lalumenepuk punggung Gevan "kita bikinin teh buat papa ya".

Mark keluar lebih dulu di ikuti Jeno di belakangnya, bayi 4 bulan yang ada di gendongan Mark mengemut kepalan tangan mungilnya tidak memperdulikan sang Ayah yang tersenyum di belakang, lebih seru mengemut tangan di banding tersenyum kembali untuk ayahnya.

Sesampainya di dapur, Mark menarik troller bayi Gevan, meletakkan putra kecilnya di sana, membiarkan Gevan mengemut emut tangannya sampai air liur membasahi mulut dan tangan mungil itu.

"Mas jagain oke, aku mau nyeduhin teh buat kamu dulu".

"Iya" balas Jeno singkat, mengambil tempat duduk disamping troller putranya.

Jeno menggeser sedikit kursinya, jari pria itu memegang lengan basah putranya yang masih saja sibuk mengemuti tangan "dedek enggak kangen papa?".

"Papa dari tadi di cuekin terus, lebih fokus sama tangan sendiri di banding papa" ucapnya, menggerak gerakan tangan Gevan sengaja untuk menjauhkan lengan gempal bayi itu agar tidak di masukkan kemulut lagi, namun sikecil malah mengamuk kesal.

Lantaran dia sedang asik asiknya bermain malah di ganggu, Mark mengaduk teh Jeno sebentar mencuri curi pandang kearah ayah dan anak itu.

"Mas dia gak kenal kamu loh , jarang dia liat kamu, sekalinya ketemu juga kalian gak akrab, papanya pulang waktu dia udah tidur, waktu bangun kamu udah kerja lagi, pas dia lahir juga kamu terlambat Mas" celetuk Mark, di tangan lelaki manis itu sudah ada segelas teh hangat, Mark berjalan menghampiri Jeno meletakkan teh milik suaminya di meja bar.

"Bahkan dia lebih inget sama Haechan, padahal Haechan juga dateng ke sini 2 minggu sekali, tapi anak itu kan seharian sama Gevan".

Jeno menatap Mark terdiam pria yang lebih tua mengusap usap pipi bayinya, benar Gevan sama sekali tidak menghiraukannya mungkin bayi itu kira dia hanya orang asing saja, bukankah bayi ini yang dia harapkan selama 4 tahun lamanya menunggu.

"Saya gagal jadi papanya" ucap Jeno, menundukkan kepalanya.

"Saya yang berharap sama tuhan untuk kasih saya anak, tapi malah saya hiraukan, mungkin tuhan belum ngasih kita anak selama 3 tahun karna tuhan tau, kalau saya belum sempurna untuk jadi papa".

Mark menatap suaminya yang tampak bersedih, Mark berjalan mendekati Jeno berdiri di belakang lelaki itu dan memeluknya, lengan Mark bergerak untuk mengusap pundak Jeno, Jeno itu dulunya benar benar gila pekerjaan sebelum menikah, bahkan setelah menikah dan sebelum mereka punya anak sifat gila kerja Jeno masih saja ada.

"Mas jangan gitu ah. yang penting sekarang mas istirahat dulu kerjanya, mata kamu merah tuh kecapekan, minum teh dulu" Mark mengambilkan teh hangat untuk Jeno, "makasih" ucap pria itu, Mark mengangguk.






•••








"Semoga jadi anak yang membanggakan orangtua, jangan jadi anak pembangkang ya nak, kalau sudah besar jaga mamanya, kita jaga bersama ratu kita" bisik Jeno, setelah Gevan tertidur, bayi bulat itu menggeliat di gendongan Jeno.

Menggerakan pelan tubuhnya, Mark yang disamping Jeno, memegang lengan pria itu untuk melihat bayinya yang sudah tidur, lelaki manis itu tersenyum, Mark tau walau Jeno bisa dikatakan orang yang kaku dan tidak tersentuh, tapi lelaki tampan itu punya sisi hangat yang luar biasa.

Orang mungkin jarang melihat sosok Jeno yang begitu hangat dan lembut.

"Lucu banget mulutnya ke buka" tunjuk Mark, pada bibir mungil Gevan yang terbuka sangking pulasnya, Jeno terkekeh pelan, melirik Mark "kayak kamu lagi tidur, mulutnya kebuka".

"Ish, gak ada ya!" Mark menarik kesal kaos Jeno.

"Ada kok saya foto pas itu, coba cek sana di galeri hp".

Lelaki manis itu mendengus keras, menggelengkan kepalanya bisa bisanya Jeno memotretnya saat tidur "aib! kenapa di foto foto".

"Bukan aib, malah gemesin".

"Entar kalo mas tidur aku foto" tegas Mark, Jeno hanya tersenyum simpul, terserah Mark saja dia tidak takut, Jeno kalau tidur itu normal, bukan seperti Mark yang bergerak kesana kemari, bahkan terkadang kaki Mark nyasar diatas tubuhnya sementara kepala pria manis itu ada di bagian bawah tidak tidur di tempat semula.

"Ih kok malah senyum aja, gigit nih" Mark menggigit lengan Jeno, sampai pria yang lebih tua meringis, menjauhi Mark.

"Sayang, ada dedeknya nanti jatuh gimana" si agustus mengerucutkan bibir tidak menggigit lengan Jeno lagi, ada dedek Gevan Mark lupa.

"Maafin mama, ya".

•••

How?






Cute Family | NomarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang