"Saya pulang".
Mark yang sedari tadi menunggu kepulangan suaminya, tersenyum begitu lebar dengan bayi di gendongannya.
"Papanya dedek Gevan pulang" ujar Mark senang, entahlah kebahagiaan tersendiri jika Jeno pulang dengan selamat, perasaanya akan lega dan tenang jika Jeno sudah sampai rumah.
Jeno yang ingin menyentuh bayi mungil itu, memundurkan langkah dan tersenyum manis pada Mark, ketika mata dan alis Mark mengkode bahwa Jeno harus membersihkan badan terlebih dahulu sebelum memegang di gembul di gendongannya ini.
Jeno mengangguk, dan berjalan menuju kamar sembari melambaikan kecil tangannya pada bayi gendut itu, Mark sudah menyiapkan Jeno makanan yang berada di meja makan, tinggal menunggu ayah Gevan itu selesai membersihkan tubuhnya, Mark membawa Gevan ke ruang keluarga.
duduk di sofa, menyandarkan bayinya yang sedari tadi ingin meraih kaki gempalnya di dada, dan meraih handphonenya yang terselip di sofa, Mark akan melakukan sesi video call dengan orangtuanya, sebab papa dan Mama Mark katanya akan bermain ke rumah, menemui si kecil Lee yang sedang aktif aktifnya.
Gevan akan memasukkan benda apapun di sekitarnya kedalam mulut, tangan gempal itu sudah sangat kuat meraih raih mainannya.
Makanya Mark tidak membiarkan benda apapun terdampar di dekat putranya atau Gevan akan mencoba memasukkanya kedalam mulut.
Mark menatap layar handphonenya menunggu sambungan masuk dari sang mama, karna mamanya itu sama sekali belum menemui Gevan sampai bayinya berumur 4 bulan, sebab 3 bulan yang lalu mama dan papanya baru saja take off setelah melakukan perjalanan ke Jerman.
bibir ranum itu menggembang kala di layar handphonenya kini di penuhi wajah Mamanya, lelaki paruh baya yang masih awet muda itu memekik kesenangan saat yang ia lihat dari layar handphonenya, cucu laki laki yang selama ini ingin dia temui, Gevan sedan asik menggigit telunjuk Mark walau tidak ada gigi.
[h Cucu mamah! Lucu banget udah segede itu aja padahal mamah belom nengok, kecilin lagi atuh Mark]
Di sebrang sana Mama Mark heboh, bahkan pelayan pun di perlihatkan satu persatu untuk melihat Gevan di layar handphonenya, Mark hanya tertawa seperti inilah absurdnya mama Mark.
Bahkan saat Mark dan Jeno datang waktu itu ke rumah orangtua Mark, bukannya menyambut dengan bunga, Mama Lee malah keluar dengan pakaian daster sambil menenteng sayuran kangkung di tangannya, tentu saja mama Lee kaget ternyata Mark dan Jeno sudah datang.
[Emangnya apaan di kecilin, mamah mah aneh]
[ATUHH BURUAN PAPAH KAPAN KITA BERANGKATNYA, NYEBELIN BANGET PAPAH KAMU MARK, LAMA PISAN!]
[Iya sabar!]
Mama Lee kesal berteriak memanggil suaminya yang masih memilih pakaian, sampai Mark saja sepertinya agak menyesal menelphone mamanya sekarang, sepertinya sudah menikah atau pun belum menikah Mark masih bisa mendengarkan omelan dan teriakan mamanya untuk sang papa.
[Mamah ih kenapa teriak, kaget tau]
[Maapin mamah atuh, lagian papah mu ngajak gelud aja dari tadi, coba atuh mamah mau liat lagi itu bayinya jangan muka kamu aja yang di liatin, udah bosen mamah liatnya]
[Mamah!]
Mama Lee tertawa.
Mark memperlihatkan Gevan kembali, bayi itu tampak memajukan bibirnya menatap tidak minat wanita paruh baya yang kini berteriak, sayangnya itu adalah neneknya, setelah itu Gevan memalingkan wajah tidak senang.
[Sipit banget eta mata, bibirnya kecil banget, gemes pisan cucu mamah! Ayo papah gece]
[Mamah kenapa mata shaming, enggak boleh, gak apa apa sipit yang penting bisa ngeliat].
[Tapi kalau sipit mirip sama Jeno banget, mukanya juga songong persis Jeno]
Mark mau mengumpat tapi ini mamanya, jadi Mark hanya tersenyum dan menjawab dengan baik.
[Jeno kan papanya, jadi gak masalah mirip sama Jeno, yang jadi masalah itu kalau Gevan mirip sama Lucas itu baru masalah bisa bisa Jeno hancurin rumah nanti]
Jeno datang dan duduk disamping Mark, melirik handphone istrinya sebentar lalu menyandarkan kepala pada pundak Mark "mama?" Tanya Jeno tanpa suara, Mark menoleh dan mengangguk, lalu Mark mengarahkan layarnya pada wajah Jeno, Jeno tersenyum melihat ibu mertuanya.
[Akhirnya menantu sipit mamah keliatan juga, abis pulang kantor ya]
[Iya ma]
[Jangan capek capek Jen, nanti kamu sakit Mark tambah kerepotan ngurusin Gevan sama ngurusin kamu]
[Iya mah, Jeno gak akan buat Mark kecapean]
[Bagus bagus, bentar lagi mamah berangkat, dadah mamah matiin ya]
Sambungan mereka terputus, Mark mematikan handphonenya dan meletakkan benda itu di sofa yang kosong, Jeno memperhatikan Mark yang tengah menarik keluar kepalan tangan Gevan dari mulut lalu mengelapnya dengan tisu, Mark memukul pelan lengan gempal itu.
"Jangan di mam" omelnya pura pura,
"Mama mau kesini?" tanya Jeno setelah melihat Mark kembali bersandar pada sofa dan Jeno meletakkan kembali kepalanya.
"Iya mau liat Gevan, soalnya udah lama selama 4 bulan dari lahiran Gevan mama sama papa gak dateng"
jeno mengangguk.
••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Family | Nomark
Fanfictionini tentang kehidupan mas ganteng dan dek manis a.k.a mas jeno bersama dek mark jeno!dom mark!bott bxb gay homophobic!⚠