29 | Ratu pencuri hati

653 77 23
                                    

Focus : Naura, Farel

Semua sudah kembali ke rumah keluarga Pranadipa. Naura, Yuna, Dara dan Kei segera membantu mengembalikan barang di dalam bagasi mobil bersama anak-anak Pranadipa sebelum mereka pulang ke rumah mereka masing-masing.

Naura beranjak mengambil sebuah dus yang berisi air mineral. Saat ia berusaha mengangkat benda itu, rasanya tulangnya tak kuat membawanya. Lalu ia kembali menaruh dus dan berpikir sejenak.

"Berat banget? Aku minta Kak Dika bantuin deh," ujar Naura sembari mencari sosok bernama Dika, namun tiba-tiba Farel menarik tangannya dan membuat Naura menabrak dada bidang lelaki bermata coklat tersebut.

"Fa-farel???" Naura terkejut dan beranjak menjauh, namun Farel segera menahan gadis itu dengan tangan kirinya melingkari pinggul Naura.

"Kamu masih belum minta maaf," ujarnya menatap dalam Naura di hadapannya. Naura masih berusaha melepaskam lengan Farel darinya, tetapi Farel malah menambahkan eratannya.

"Farel nanti diliat yang lain, lepasin aku!" Naura tampak mengintip samping kanan-kirinya memperhatikan apakah ada seseorang yang melihat mereka.

"Cukup Nau, aku capek kita selalu sembunyi-sembunyi. Sekarang kita harus kasih tau Papah sama Mamah tentang hubungan kita."

"Farel kamu kenapa sih? Kamu marah banget sama aku? Yaudah aku minta maaf, tolong lepasin aku Rel!"

Mata Farel mulai memerah ia dengan kasar melepaskan rangkulannya dan mengambil dus yang Naura tadi angkat. Naura hampir terjatuh, namun untungnya ia berhasil menyeimbangkan dirinya, sehingga semua itu tak terjadi.

Setelah itu Naura menatap lelaki idamannya yang tampak sedang gelisah. Ia memperhatikan sesuatu berubah dari diri Farel. Lalu ia mendekatinya.

"Farel? Kamu kenapa?"

Farel tak menjawab, ia mengangkat dus tersebut dan pergi dengan suasana hati marah. Naura menatap kepergian lelaki itu dengan rasa bingung, ada sesuatu yang mengganggu Farel saat ini dan ia ingin tahu apa itu sebenarnya.

Naura pun menunggu Farel kembali ke tempatnya untuk mengambil dus-dus yang lain dan setelah beberapa menit lelaki itu pun kembali. Namun suasana hatinya masih terlihat tidak baik.

"Farel?" Kini Naura menarik lembut telapak tangan Farel sehingga membuat pria itu menatapnya.

"Kamu gamau cerita?" Ujar gadis itu pelan.

"Sekarang kamu ga takut orang liat kita pegangan?" Farel memperhatikan tangan mereka yang bersatu.

"Kamu kenapa? Biasanya kamu ga terganggu kalau aku minta kita ada jarak dihadapan keluarga kamu, tapi sekarang kenapa Rel?"

Farel melepaskan paksa pegangan mereka berdua lalu menatap dus-dus di sampingnya.

"Bulan depan aku balik ke London," ujarnya membuat Naura terkejut.

"Bulan depan???"

"Iya, mungkin setelah Kak Dika nikah, aku balik ke London." Farel tampak lesu mengatakannya.

"Tapi..."

"Aku takut selama aku pergi, kamu dengan orang lain." Terdengar suara parau dari Farel yang membuat Naura memeluk lengan kekarnya.

"Aku ga akan! Kenapa kamu ngomong gitu??"

"Nau, makanya aku mau kita segera bilang cinta kita ke Mamah sama Papah biar kita bisa secepatnya bertunangan."

"Tapi Rel, bukannya terlalu terburu-buru?"

Farel memutar tubuhnya kembali menatap pacarnya dan menggenggam erat tangannya.

Marriage Life | Svt&GfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang