2 | Perjodohan Dylan

1.3K 175 7
                                    

Focus : Yuna, Dika, Dylan, Bella

"Mamah sama Caca lagi di jalan pulang," ujar Dika setelah menelepon Caca kepada lima orang dihadapannya. Dirga yang sedari tadi sedang memakan hidangan ringan di hadapannya segera berdiri dan pergi ke arah pintu rumah utama bersama Reyhan, mereka harus menyiapkan lampu-lampu pesta sebelum Gina tiba.

"Astagfirullah, aku belum nurunin kado-kado dari tamu," ujar Nadin lalu meminta Naura menemaninya ke lantai atas untuk memindahkan setumpuk kado disana.

Melihat seluruh temannya pergi, Yuna menatap canggung Dika di hadapannya. Lagi-lagi tuhan mempertemukan mereka hanya berdua saja. Apa sebenernya rencana-Nya? Yuna bersusah payah menjauhi Dika namun Tuhan sendiri yang mendekatkan mereka.

"Apa kabar?" Tanya Dika lalu duduk di hadapan Yuna sembari mengunyah salad buah di mulutnya.

"Baik," jawab Yuna tanpa menatap lawan bicara.

"Tanya balik dong, gue mau ditanya," ujar Dika dengan senyum lebar. Wajahnya benar-benar bercahaya bak matahari.

"Eh iya, Ka Dika apa kabar?" Tutur Yuna.

"Baik banget, soalnya bisa liat kamu," gombalnya sembari terkekeh. Inilah penyebab Yuna menjauhi laki-laki manis di hadapannya, ia tak ingin membahayakan jantungnya. Dika selalu memperlakukannya lebih dan itu bukan hal baik untuknya yang tahu Dika hanya seorang teman yang menganggap dirinya sebagai seorang adik.

"Kamu jarang banget kesini, Naura lebih sering berkunjung kesini. Padahal kan Ka Dika kangen berat sama kamu Yun," imbuh Dika membuat Yuna gugup. Yuna rasanya ingin bersembunyi di bawah kolong meja makan dan berdiam disana hingga pesta selesai.

"Eh, anu..."

"Itu ada coklat di samping bibir kamu," ujar Dika sembari menunjuk posisi coklat yang ia maksud. Yuna yang terkejut segera menghapus coklat yang dimaksud Dika.

"Bukan, bukan. Di sebelah kanan."

"Disini?"

"Eh maksudnya kanan aku," ujar Dika yang sedikit kebingungan.

"Udah?"

"Kebawah sedikit."

"Gimana?"

"Geser kanan sedikit."

"Masih ada?"

"Masih, sini aku aja," tutur Dika berjalan mendekat ke arah Yuna.

Jantung Yuna berdegup sangat cepat ketika Dika mendekatinya dan membantu mengusap noda coklat dengan tisu di tangannya, yang lebih membuatnya gugup adalah ketika jarak diantara Dika dengannya bisa di hitung hanya beberapa senti saja. Padahal menurut Yuna, Dika tak perlu sedekat itu demi membantunya.

"Makasih," ungkap Yuna memandang mata Dika di sampingnya. Bukannya menjauh Dika masih diam di tempatnya dan menatap lekat Yuna.

Beberapa menit kemudian Dylan memergoki tingkah nakal sang Adik dan segera memanggilnya.

"DIKA!!"

Dika menoleh lalu segera berdiri menjauh dari Yuna. Sedangkan Yuna langsung menunduk malu dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Dylan menatap sinis sang adik, sejak kapan Dika bisa menjadi lelaki romantis seperti itu. Setahunya hanya Dirga yang bisa melakukannya.

"Habis ngapain kamu?" Tanya Dylan mengintrogasi sang adik. Nasib sial jatuh pada Dika hari ini, ia benar-benar bodoh melakukan hal tersebut di tempat umum. Lagipula ini bukan sepenuhnya salah Dika, ada juga salah Yuna yang terlalu cantik hingga membuat Dika mematung ketika berada di dekatnya. 

Marriage Life | Svt&GfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang