Chapter 4

5.8K 407 3
                                    

Selesaikanlah suatu masalah dengan berbicara dari hati kehati
Selesaikan dengan kepala dingin dan hati yang sabar

_______________🌼🌼🌼_______________

Bismillahirrahmanirrahim
Happy Reading
.
.
.

Pagi begitu cerah, langit nampak sangat biru. Kicauan burung bersautan. Matahari memancarkan sinarnya yang begitu cerah. Pagi ini memang begitu cerah, tapi tidak secerah wajah Ayesha yang nampak kusut dan kurang bersemangat. Hari ini ada jam mata kuliah pagi.

Pagi ini nampak berbeda, Ayesha yang biasanya di jemput oleh Arga, tapi pagi ini Ayesha lebih dulu berangkat ke kampus. Semalam Ayesha mengabaikan notif chat maupun panggilan dari Arga. Ayesha benar-benar mengabaikan Arga.

"Alhamdulillah sudah sampai," ucap Zaky ketika mobilnya sudah sampai di depan kampus Ayesha. Hari ini Ayesha berangkat lebih pagi dari biasanya. Karena ia berangkat dengan Abangnya yang akan pergi ke rumah sakit. Jadi Ayesha harus rela bangun lebih pagi.

"Bang, Ayesha boleh gak bolos kuliah hari ini aja," ucap Ayesha dengan nada sok melas.

"Apa? Mau bolos kuliah. Gak bakalan Abang bolehin. Enak aja mau bolos kuliah. Mau jadi apa kamu nantinya. Dulu Abang gak pernah bolos kuliah, meskipun teman - teman Abang banyak yang bolos," omel Zaky ketika mendengar ucapan adeknya itu. Ayesha mulai jengah mendengar ceramahan abangnya yang seperti emak - emmak kompleks.

"Yaelahh. Cuman nanya doang di ceramahin," ucap Ayesha.

"Udah sana masuk! Jangan sampai kamu bolos sekolah. Awas aja kalau sampek bolos, Abang coret namamu dari kartu keluarga," ujar Zaky dengan nada tegasnya.

"Astagfirullah Abang! Tega banget sihh sama adeknya sendiri. Yaudah iya. Ayesha gak bakalan bolos." Ayesha sudah malas ngeladenin Abangnya yang gak mau kalah ketika bertengkar.

"Nahh gitu dong. Baru jadi adek yang bagus." Ayesha merasa geli mendengar ucapan Abangnya itu.

"Hehhhh. Ayesha berangkat ya, assalamualaikum," pamit Ayesha dan mencium punggung tangan Abangnya.

"Waalaikumsalam. Hati - hati, yang rajin belajarnya." Ayesha cuman mengangguk dan membuka pintu mobil.

Mobil Abangnya sudah pergi meninggalkan halaman kampus. Ayesha pun masuk ke dalam kampus, menyusuri koridor menuju kelasnya. Ayesha berpikir berangkat lebih pagi adalah salah satu cara untuk menghindar dari Arga. Tapi mengingat pembicaraan dengan Abangnya, Ayesha harus bertemu dengan Arga. Namun Ayesha masih gengsi untuk sekedar menghubungi ataupun menemui Arga.

"Ayesha!" Langkah Ayesha terhenti ketika mendengar suara dari orang yang membuatnya menangis seharian. Orang itu sudah melambaikan tangannya di depan pintu kelas Ayesha. Ternyata Ayesha salah, meskipun berangkat lebih pagi, tapi nyatanya Arga sudah sampai di kampus lebih dulu.

Ngapain sih_ batin Ayesha. Ayesha membalikkan badannya dan pergi menjauh dari Arga.

"Ayesha, kamu mau kemana? Tunggu!" sorak Arga yang tidak di gubris sama sekali oleh Ayesha. Arga mengajar Ayesha yang sudah pergi meninggalkannya.

"Ayesha tunggu! Aku mau bicara." Secepat mungkin Arga berlari mengejar Ayesha.

"Awwww," Ayesha meringis kesakitan Ketika kakinya terkilir. Ayesha kesulitan untuk sekedar berdiri.

"Ayesha!" Arga terkejut ketika melihat Ayesha jatuh. Dengan cepat Arga membantu Ayesha berdiri.

"Lepasin gak!" Tangan Arga yang hendak membantu di tepis oleh Ayesha.

Takdir Pengganti [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang