Chapter 8

5K 396 13
                                    

Apa yang menjadi takdir mu tidak akan pernah melewatkan mu
Dan apa yang tidak di takdirkan untuk mu tidak akan pernah menjadi milikmu

________________🌼🌼🌼________________

Bismillahirrahmanirrahim
Happy Reading
.
.
.

Bulan Muharram, bulan awal kelender Hijriyah. Di mana orang-orang muslim merayakan pergantian tahun Hijriyah. Bulan yang penuh dengan keberkahan dan kebahagiaan.

Seperti halnya Ayesha, di bulan Muharram ini ia akan melepas masa lajangnya. Sungguh kebahagiaan yang tidak terdefinisikan lagi. Hari yang ia nanti telah tiba. Di mana hari ini akan ada sosok laki-laki yang akan menjabat tangan Ayahnya. Mengucapkan janji suci pernikahan. Dan berjanji untuk menjaganya sampai akhir hayat memisahkan.

"Aduhhh sakit." Ayesha meringis kesakitan ketika ada yang menggetok kepalanya.

"Ishhh Abang jahil banget sihh," ucap Ayesha.

"Bocil sudah mau nikah aja," ujar Zaky yang membuat Ayesha sedikit kesal.

"Aku bukan bocil yaa Bang, aku udah gede," ucap Ayesha yang tak terima dengan ucapan Abangnya itu.

"Yaelahhh mana ada kamu gede. Badan masih ketot gitu," sindir Zaky.

"Ishhh Ayesha gak ketot yaa, cuman Abang tuh yang ketinggian. Kayak tiang aja."

"Hallah orang tinggi di salahin. Situ tuh yang ketot gak pernah nambah tingginya. Makanya olahraga biar gak ketot. Kerjaannya rebahan mulu." Dokter Zaky sudah mulai beraksi dengan ceramahnya. Dan hal ini yang membuat Ayesha jengah mendengar ceramahnya setiap hari.

"Zaky, kamu kenapa sih kok ganggu Adek mu terus, Adek mu mau menikah. Kamu nya kapan?" Pertanyaan Bunda Rani membuat Zaky tak bisa berkutik. Pertanyaan yang sampai saat ini tidak bisa ia jawab.

"Hahaha, kalau di tanyain kek gitu diem. Kayak di plaster tuh mulut," ucap Ayesha.

"Apa kamu bilang?" Arga mulai emosi mendengar ucapan Ayesha.

"Udah ahhh jangan berantem. Zaky sana ke kamar mu, jangan ganggu adek mu ini," perintah Bunda Rani.

"Baik Ma," ucap Zaky dan pergi dari kamar Ayesha.

"Dadah Abang jomblo ku," ejek Ayesha. Ingin sekali Zaky menjambak rambutnya. Tapi karena ada Bunda Rani dia urungkan niatnya. Bisa kena omel kalau sampai terjadi.

"Ayesha, kamu mandi gih. Nanti habis sholat subuh kamu akan di rias. Jadi kamu siap-siap dulu."

"Baik Ma."

"Yaudah mama ke bawah dulu. Kamu siap-siap," ucap Mama Rani dan pergi meninggalkan Ayesha.

Ayesha pun ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya. Setelahnya Ayesha menghamparkan sajadah untuk menunaikan sholat subuh. Tak lupa berdo'a agar di lancarkan acara pernikahannya.

Tok tok tok!
Mendengar ada yang mengetok pintu, Ayesha pun membukakan pintu kamarnya. Setelah di buka, nampak perempuan yang membawa dua koper alat make up. Dan ternyata Mbak perias.

"Selamat pagi Mbak," sapa Mbak perias.

"Yaa selamat pagi juga Mbak. Mbak yang akan merias saya ya?" ucap Ayesha.

Takdir Pengganti [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang