Setiap manusia hanya bisa berencana
Tapi Allah lah yang maha menentukan segalanya_______________🌼🌼🌼_______________
Bismillahirrahmanirrahim
Happy Reading
.
.
.Satu minggu sudah berlalu. Semenjak Arga memperkenalkan Ayesha kepada orang tuanya, hubungan mereka semakin membaik. Dan seperti semula, Arga dan Ayesha yang selalu bersama.
Arga pun meminta restu kepada orang tuanya untuk melamar Ayesha. Dan orang tuanya pun setuju dengan niat baik Arga. Arga sangat bahagia, karena bisa melamar sosok wanita yang sangat ia cintai. Jangan ditanyakan lagi soal perasaan Ayesha, dia sangat senang dan bahagia. Di lamar oleh sang kekasih yang sudah bersamanya selama dua tahun terakhir ini.
Malam ini merupakan malam yang paling membahagiakan bagi Arga dan Ayesha. Tak terkecuali keluarga mereka. Keinginan mereka untuk kejenjang lebih serius akan terwujud. Keluarga mereka akan bertemu malam ini. Dan akan membicarakan hubungan mereka kedepannya.
Arga sudah siap dengan baju batik coklat dengan corak hitam, dan celana panjang. Berangkat bersama rombongan keluarganya menuju rumah Ayesha.
Sementara Ayesha sudah siap dengan baju brokat berwarna cosu dan rok batik yang senada dengan baju batik Arga. Kerudung persegi empat yang senada dengan warna bajunya. Polesan make up yang tipis menambah aura kecantikan Ayesha.
"Ayesha! Arga sudah datang dengan keluarganya. Ayo turun kebawah," ucap Bunda Rani. Ayesha pun tersadar dari lamunannya.
"Baik Bund." Ayesha pun bangkit dari duduknya dan berjalan bersama Bunda menuju ruang tamu.
Ayesha berjalan di dampingi oleh Bundanya. Sorotan mata tertuju kepada Ayesha. Tak terkecuali Arga yang terkesimak melihat Ayesha begitu cantik. Ayesha duduk di tengah-tengah Ayah dan Bundanya.
Acara pun di mulai. Acara pembukaan sudah selesai, dan acara inti adalah bagian acara yang sangat menegangkan bagi Ayesha dan Arga. MC sudah memberikan kesempatan untuk Arga berbicara. Arga pun berdiri, mengambil nafas sejenak untuk menetralkan rasa geroginya.
"Bismillah, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Arga Syaputra. Maksud dan tujuan datang kesini bersama dengan keluarga, ingin meminta izin kepada Bapak dan Ibu untuk melamar putri Bapak dan Ibu. Ananda Dwi Ayesha dengan menjadikannya sebagai istri saya. Saya berjanji akan membahagiakan dan memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya," ucap Arga. Ayesha sangat terharu mendengar ucapan Arga.
Begitupun Mama Maya, yang merasakan bahwa putranya itu sudah dewasa dan akan segera menikah. Rasa sedih dan bahagia tercampur di hati Mama Maya.Kini tinggal Ayesha untuk menjawabnya. Sorotan mata tertuju kepada Ayesha. Dan Arga yang tak sabar mendengar jawaban Ayesha.
"Bismillah. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dengan keteguhan hati, in syaa Allah Ayesha siap dan menerima lamaran ini," jawab Ayesha. Ucapan Alhamdulillah terdengar se isi ruangan. Pancaran kebahagiaan terpancar dari wajah orang-orang yang ada di acara lamaran itu. Tak terkecuali Arga yang sangat senang dengan jawaban Ayesha.
Setelah itu pemasangan cincin. Ayesha yang di pasangkan cincin oleh Mama Maya. Cincinnya nampak sangat pas melingkar di jari Ayesha. Kini tinggal menentukan acara pernikahan. Dan kedua keluarga itu sepakat akan menggelarnya satu minggu lagi. Mungkin itu terlalu cepat, tapi ini adalah persetujuan dari kedua pihak. Arga dan Ayesha pun mengikuti persetujuan itu. Mulai besok mereka akan menyiapkan semuanya.
Acara lamaran pun selesai. Para tamu dan keluarga Arga pun pulang. Kini tinggal keluarga inti Ayesha saja. Ayesha menatap cincin yang suda melingkar di jari manisnya. Ini bagaikan mimpi, tapi ini nyata dan bukan hanya sekedar mimpi semata.
"Yaelah di pandang terus tuh cincin. Kayak gak pernah liat cincin aja," ejek Zaky ketika melihat Ayesha yang sibuk melihat cincinnya.
"Isshh sewot banget sih kamu Bang. Gak bisa liat Adekmu ini bahagia," ucap Ayesha kesal ketika mendengar ejekan Abangnya.
"Gitu aja sensi amat. Lagi PMS Buk?" Zaky memang sangat usil kepada Ayesha. Seringkali bertengkar karena hal yang sepele.
"Situ yang sewot. Abang mana ada cincin pertunangan kayak Ayesha. Gak ada kan?" balas Ayesha dengan sindirannya.
"Sombong banget sih. Cuman cincin doang. Nanti Abang beli sama penjualnya baru tau rasa kamu," ucap Zaky.
"Yaelah, buat apa beli sama penjualnya. Kalau calonnya aja gak punya. Weee," ucap Ayesha sambil menjulurkan lidahnya.
"Awass aja lu. Kalau Abang punya calon yang cantik, pasti kamu bakalan ternganga," balas Zaky.
"Hallah, mana ada yang mau sama Abang yang orangnya suka usil," ejek Ayesha yang membuat Zaky makin emosi.
"Udah udah. Jangan pada ribut. Sudah malam, waktunya istirahat. Zaky, kamu jangan suka usil ke Adekmu. Dan kamu Ayesha, kamu jangan selalu mengejek Abangmu yang masih belum punya pasangan. Sekarang tidur ke kamar masing-masing!" lerai Bunda Rani.
"Baik Bund," ucap keduanya dan pergi ke kamarnya masing-masing.
Sepertinya malam ini Ayesha tidak bisa tidur. Matanya yang selalu menatap cincin pertunangan. Sungguh ini hal yang tak pernah ia sangka. Awalnya ia hanya mengetes kesetiaan Arga. Tapi Arga malah serius dengan ucapannya. Ayesha bersyukur karena Arga sudah membawa hubungannya itu kejenjang yang lebih serius.
Tinggal menghitung hari Ayesha dan Arga akan melepas masa lajangnya. Sungguh ini terlalu cepat. Tapi ini adalah salah satu cara agar mereka tidak selalu terjerumus ke lembah dosa. Dosa maksiat yang sangat lumrah terjadi pada zaman sekarang. Lebih mementingkan keuwuan dari pada siksaan di akhir zaman.
Next
.
.
.Alhamdulillah bisa update kembali
Jika di part ini ada kesalahan saat acara lamaran, ataupun ucapan Arga dan Ayesha ketika acara lamaran Author minta maaf 🙏🏻
Karena sejujurnya Author belum pernah ngerasain yang namanya di lamar. Hehehe 😁
.
Ohya jangan lupa Vote dan coment yaa
Jadilah pembaca yang menghargai si penulis
Jazakumullah khul khair ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Pengganti [Terbit]
General Fiction"Manusia hanya bisa berencana. Tapi takdir Tuhan lah yang menentukan. Ketika takdir berkata lain dan manusia hanya bisa pasrah dan mengikuti semua skenario Tuhan" Nb : Sudah terbit dalam bentuk E-book di aplikasi Google play dan Playbook. Link pembe...