Penghuni kelas 12 MIPA 1 pagi pagi sudah dihebohkan dengan berita panas membara. Katanya akan ada anak baru yang masuk ke kelas mereka. Yang membuat semua orang heboh adalah anak baru itu seorang trainee di sebuah agensi yang besar.
"Seriusan?" Tanya Anin tak percaya.
"Iyaa, ga percaya kan Lo sama gue juga," ucap citra girang.
"Tapi kok dia mau sih pindah ke sini?"
"Ya mana gue tau, eh Lo pindah ya duduk nya biar si anak baru itu duduk sama gue."
Anin mendengus hanya karena anak baru itu semua orang di kelasnya bersikap berlebihan, apa ga norak nanti di mata si anak baru itu? Tapi Anin ga boleh ikutan nanti dia ilfeel.
"Yaudah deh, jangan pernah minta contekan ke gue lagi!" Ancam Anin.
Sesuai ucapan nya tadi Anin pindah ke tempat duduk nomor 4 dari barisan vertikal.
Duduk di bagian nomor 4 juga baik baik saja bagi Anin, dia sejajar dengan Tiya and the geng para tukang gosip di kelasnya yang sedang membicarakan anak baru yang akan datang nanti.
"Lebay banget deh kalian nanti yang ada dia ga nyaman kalo suasana kelas kaya gini."
Anin merasa geli dengan ucapan Dimas barusan, apa jangan jangan dia belok?
"Lo cowok Dimas inget gander dong, geli gue."
Jangan sampai laki laki paling tampan di kelasnya itu menjadi seorang homophobic, Anin pasti akan sangat kecewa karena calon selingkuhan nya akan berkurang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Anak baru)
Lah, Ardan? Ganteng banget.
"Oh, biasa aja sih." Sebisa mungkin Anin mengontrol ekspresi terkejutnya menjadi biasa saja.
Niat Anin yang ingin meng ghosting Ardan karena kejadian di monkey forest beberapa hari yang lalu seperti nya akan gagal karena kini dia akan satu kelas dengan nya.
"Dah ga beres mata lu, nin."
.....
Ardan wirmajaya, putra tunggal dari keluarga konglomerat wirmajaya seorang arsitek terkenal se-Indonesia. Kepindahan nya ke sekolah Anin adalah kejutan yang ia dapatkan dari mimpinya sendiri seminggu lebih 4 hari sebelum pindah, konyol bukan?
Tadinya ibu Ardan sempat melarang karena khawatir dengan sosialisasi dan nilai nya kedepan setelah pindah, tapi sepertinya ibu Ardan tidak perlu khawatir karena kalau kata Ardan, "ini Ardan ma, Ardan anak mama yang paling pinter, keren dan tampan se-Indonesia." yang dibalas decihan oleh ibunya sendiri. "Narsis banget kamu, kaya papa." Buah jatuh ga jauh dari pohonnya kan?
"Ayo Ardan kita ke kelas."
Akirnya, Setelah beberapa menit menunggu wali kelas nya yang baru itu mengobrol dengan om Rizal kepala sekolah di SMA baru nya Ardan pun beranjak mengekori gurunya.
Perkenalkan di kelas berjalan lancar tapi tatapan nya tak pernah lepas dari Anin yang sedari tadi mengalihkan pandangannya, tapi sesekali juga Anin memelototi Ardan.
"Baik Ardan silahkan duduk di bangku yang kosong."
Ardan sih maunya duduk di samping Anin tapi kursi yang kosong cuma 1 tapi tidak apa-apa jarak mereka hanya di pisahkan oleh meja saja Ardan masih bisa berbalik dan menyapa Anin saat luang.
Sangat bucin.
"Hai, gue citra," sapa orang di sampingnya sambil memberikan sebuah buku di meja Ardan.