Malam itu, di tengah api yang berkobar, tujuh anak laki-laki berlarian di tengah ruangan yang hampir terbakar seluruhnya.
Hanya mereka yang tersisa, berjuang setengah mati keluar dari kobaran api, serta asap yang begitu menyesakkan dada membuat mereka hampir kehabisan napas.
Heeseung ada di bagian paling belakang, memastikan seluruh adiknya berlari ke arah yang tepat, sambil sesekali mendorong tubuh Sunoo dan Ni-Ki yang sudah mulai melemah akibat sulit bernapas.
Sementara itu, Sunghoon dan Jake berlari lebih dulu berusaha menemukan jalan keluar yang tidak lagi tampak di tengah asap.
Jungwon dan Jay juga berusaha semampu mereka, tapi asap dan hawa panas dari api membuat mereka benar-benar kehilangan arah.
Raungan putus asa sudah mulai terdengar, air mata menggenangi pipi ketujuh anak itu, serta rasa penyesalan yang timbul di hati Heeseung memberikan rasa sakit yang lebih parah dari luka bakar yang ia terima.
Saat mereka berpikir bahwa mereka terjebak, dan tidak ada lagi jalan keluar, kayu kayu lapuk telah berjatuhan bersama api yang membakar hampir keseluruhan ruangan, Jake akhirnya melihat pintu itu di ujung koridor yang panjang.
"Lihat, itu pintu keluar ayo cepat lari!" Jake berteriak antusias, harapan kecil kembali tumbuh di matanya yang mulai redup.
Jay menarik Jungwon dan Sunghoon bersamaan dengan Jake berlari sekuat tenaga ke arah pintu keluar.
Tapi di belakang mereka Heeseung masih berusaha menarik Ni-Ki yang benar-benar telah kehabisan tenaga, dia tidak lagi kuat berlari.
"Jay! Jay bantu Ni-Ki!" Heeseung meneriaki Jay yang sudah mendekati pintu.
Jay berbalik, membiarkan Sunghoon dan Jungwon lebih dulu mengikuti Jake.
"Buka pintunya aku harus membantu Ni-Ki." Jay hendak berlari ketika Sunghoon hampir menahannya.
"Jay kita kehabisan waktu, ap-apinya."
"Tidak apa-apa, keluarlah lebih dulu kami akan menyusul."
Jay lantas berlari meninggalkan tiga anak itu untuk membantu tiga yang lain.
Jake sudah membuka pintu, engsel pintu itu sudah mulai terbakar, kayu penyangganya pun telah hangus sebagian besar.
"Tunggu Jake, kita harus menunggu mereka," ucap Sunghoon.
Heeseung masih berjuang memapah Ni-Ki dengan bantuan Sunoo yang keadaannya tidak lebih baik.
Semua orang tahu bahwa Sunoo memiliki masalah pernapasan, hanya tentang waktu asap asap ini telah merusak paru-parunya, ada rasa sakit di dadanya yang tidak kunjung hilang, namun mereka tengah berjuang untuk hidup dan mati saat ini, jika dia pingsan masalah yang lebih besar akan terjadi, walau dia tahu bahkan jika mereka selamat, dia tidak akan.
Jay datang, dengan cepat meraih Ni-Ki yang hampir pingsan, Heeseung juga menarik tangan Sunoo, mereka berlari lebih cepat, menggiring kaki menuju pintu yang telah dibuka Jake.
Namun ketika mereka pikir harapan untuk selamat dari api yang membara itu, sebuah kayu yang jatuh dari langit-langit atap tiba-tiba menghancurkan segalanya.
Kayu itu jatuh tepat di depan pintu, menimpa Jungwon, Jake dan Sunghoon.
Teriakan menggema di seluruh ruangan yang hampir hangus terbakar api, tiga anak itu terbaring kaku dengan kayu di atas mereka, Heeseung tidak mempercayai apa yang dia lihat, begitu pula Jay yang mulai kehilangan seluruh kekuatannya.
"Tidaaaakkk!!!" Jay memekik keras, sembari memapah Ni-Ki dengan tenaga yang tersisa, menatap ketigas saudaranya dengan air mata.
"Hyung!!" Kini giliran Sunoo yang berteriak, namun peringatan itu terlambat, kini giliran Jay dan Ni-Ki yang terbaring di lantai dengan kayu berapi yang menimpa tubuh kurus mereka.
Heeseung hendak berlari menyelamatkan adik-adiknya ketika dorongan kuat membuat tubuhnya terhuyung ke sisi lain.
Dan apa yang terjadi selanjutnya adalah neraka bagi Heeseung, sebuah kayu lain yang hampir menimpanya justru di tahan oleh tubuh ringkih Sunoo.
Sunoo tidak lagi sanggup menahannya, lantas jatuh ke tanah.
"Hyung... selamatkan....mereka" di sela-sela napasnya yang terengah, Sunoo memegang lemah tangan pucat Heeseung, lalu suara rintihan lain terdengar pelan di telinga Heeseung.
"Hyung....maafkan....aku"
Heeseung tidak beranjak dari tempatnya, justru menangis histeris, berusaha menyingkirkan kayu yang melukai punggung Sunoo.
"Tidak, kita semua pasti selamat, Sunoo yaa ayo bangun, bantu Hyung menyelamatkan mereka!"
Tapi sia-sia, segalanya telah berakhir, adik-adiknya telah meninggalkannya sendirian, segalanya telah berakhir, bersamaan dengan semua rasa penyesalan.
Di tengah api yang masih berkobar, Heeseung berbaring di samping tubuh Sunoo yang memucat, menggenggam erat tangan adiknya itu.
"Maafkan Hyung, Sunoo-ya, Jungwon, jay, Sunghoon, Jake, Ni-Ki, tunggu sebentar yaa, Hyung akan menyusul kalian."
Heeseung menatap adik-adiknya yang telah terbujur kaku di atas lantai dingin dengan api di sekeliling mereka.
Tersenyum pahit, lalu memejamkan matanya perlahan.
***
"Hyung kau seharusnya tidak menyusul kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Kembali [ENHYPEN]
FanficDari sebuah perjalanan yang tidak kunjung usai, kebohongan disertai kekecewaan, hingga pada akhirnya mereka hanya diberi satu pilihan. Kisah dari tujuh remaja yang menentang takdir demi menemukan tempat pulang yang disebut rumah. A short story