Desember dengan hujan lebat ditemani cokelat panas di caffe dekat jendela membuatku merasa nyaman ditambah dengan alunan music merdu yang membuai lamunanku. Aku tidak sabar untuk kembali ke rumahku setelah beberapa hari mengurus surat kepindahanku ke kota lain.
Sebenarnya masih ada beberapa hal yang harus aku lakukan di kota itu, seperti mencari kost dan juga mungkin aku bisa mencari caffe yang asik untuk aku nongkrong kalau lagi bosan. Namun itu bisa kulakukan saat aku mulai pindah disana. Bahkan aku bisa mencari kost melalui aplikasi online saat ini juga.
Aku terlalu rindu. Iya! Rindu dengan kekasihku.
Namanya Reno. Sudah hampir seminggu ini aku tidak main kerumahnya dan juga sudah dua hari ini komunikasiku dengannya agak sedikit berjarak. Mungkin dia sibuk dengan tugas sekolahnya dan aku juga sedang sibuk mengurus surat pindahku.
Mataku kembali melihat kearah luar caffe. Hujan masih lebat. Bahkan pot bungapun sampai bergeser karena tiupan anginnya.
Aku kembali menyesap cokelat panasku yang sudah hampir habis setengah. Hangat bahkan nyaman. Ingin rasanya aku mengajak kekasihku untuk minum cokelat bersamaku disini daripada harus menemaninya ngerokok di rooftop rumahnya sedangkan aku hanya bisa membaca buku saat dia melakukan itu.
Hapeku bordering tanda pesan masuk. Sekilas aku melihat nama kekasihku disana. Aku meraih hapeku lalu membuka pesan darinya.
[Aku lagi ngerjain tugas nih. Disini hujan. Nanti aku hubungi lagi!]
Sudah kuduga. Dia sibuk dengan tugasnya. Padahal aku mengiriminya pesan sudah sejak pagi tadi dan ini sudah menuju sore.
[Iya, semangat ya sayangku!]
Aku kembali menutup hapeku lalu menyesap cokelat panasku kembali hingga habis. Ini sudah hampir sore dan hujan masih saja tidak berhenti. Tidak mungkin aku menorobosnya. Rumahku masih 30 menit dari sini dan aku tidak membawa jas hujan di motorku.
Aku kembali ke meja kasir untuk membeli cokelat panas lagi dan beberapa cemilan. Tidak masalah jika aku harus menunggu beberapa menit lagi. Aku tidak ingin basah kuyup saat tiba dirumah kekasihku.
Ya! Aku memutuskan untuk langsung kesana. Aku bisa menginap sehari dua hari untuk imbalan saat aku jauh darinya seminggu ini dan bahkan akan berpisah lama. Hanya menunggu beberapa minggu lagi.
Cokelat panasku sudah datang saat aku baru saja kembali ke mejaku. Cepat sekali. mungkin karena hanya ada aku disini.
“Nunggu hujan reda ya?” Tanya waiters itu dengan sopannya. Basa – basi yang cukup biasa.
“Iya.” Aku menjawab singkat.
Aku pikir pelayan itu akan langsung pergi nyatanya dia menarik kursi didepanku lalu duduk disana.
“Namaku Andre!” Aku mengangkat sebelah alisku kemudian menyesap cokelat panasku.
“Namaku Miko. Kamu ga lanjut kerja?” Andre tersenyum kecut kemudian mengangguk. Tanpa menjawab pertanyaanku dia langsung pergi meninggalkanku sendirian.
“Aneh!”
Aku memandang kearah luar. Hujan mulai sedikit mengurangi volume air yang diturunkan. Sebentar lagi akan reda.
“Ini!” Andre datang lagi membawa kentang goreng yang aku pesan tadi. Aku hampir lupa dengan kentang gorengku. Huh!
“Makasih!”
“Aku temani ya. Sebenarnya aku sudah ganti shift. Tapi hujan jadi aku iseng aja ambil lembur!” Aku hanya ber ohh mendengarnya berbicara. Bahkan aku hanya mengangguk berharap dia akan pergi meninggalkanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN CINTAKU (BOYSLOVE STORY)
Teen Fictionbagaimana perasaanmu ketika melihat pacarmu selingkuh dengan temanmu sendiri? bagaimana rasanya jika kamu suka dengan pacar sahabat sendiri? bagaimana rasanya menyukai seseorang padahal kamu punya sudah punya pacar? ini adalah sepenggal kisah dari s...