PART 4

140 9 3
                                    

"Mik, itu nanti langsung masukin ke oven ya." Aku mengangguk mengerti.

Untung saja saat mendengar bunyi klik dari arah smart door lock Kak Alan langsung melepaskan ciumannya dan segera masuk kedalam kamar. Sedangkan aku berpura-pura menonton tv.

"Kalian sedang apa?"

Itu Kak Alan. Dia sudah mengenakan singlet berwarna hitam dan masih dengan celana pendek yang sama seperti tadi. Andai saja Fiko tidak pulang cepat. Maka aku akan sampai pada titik puncak kenikmatan itu. Sial.

"Oh. Ini aku sama Miko bikin kue kering. Nanti cobain ya Kak."

Kak Alan mendekati Fiko yang sedang mencuci alat-alat yang digunakan untuk membuat adonan kue kemudian dia memeluk Fiko erat.

Aku melihat Kak Alan menciumi leher Fiko namun matanya fokus tertuju kepadaku.

"Ekhemm!"

Aku berdehem. Aku benci ketika orang yang aku taksir malah bermesraan didepan mataku. Akan kubuat Kak Alan menjadi milikku seutuhnya. Aku janji.

Tingg..

Kue kering sudah matang. Aku membuka tutup oven dan langsung mengambil loyang yang ada didalamnya.

Dan sial! Aku lupa memakai sarung tangan sampai akhirnya tanganku melepuh.

Kak Alan segera meraih tanganku lalu menyiramnya dengan air yang mengalir dari wastafel.

"Sshh..  panas kak!" Aku meringis kesakitan. Tapi melihat Kak Alan dengan seksama merawat tanganku membuat aku tersenyum dan semakin berniat untuk mengambilnya dari Fiko. Bodoamat.

"Makanya kamu hati-hati Mik.. Ini." Fiko memberiku sebuah salep dengan bungkus putih biru.

"Aku bantu ya Mik."

Aku mengangguk. Kak Alan dengan telatennya mengoleskan salep itu kejari ku.

"Sudah!"

"Miko. Kamu istirahat dulu aja dikamar. Biar kue nya aku sama Kak Alan yang urus."

Aku mengangguk. Dia mengusirku. Awas aja.

Aku segera masuk kedalam kamarku lalu tiduran diatas ranjang.

Aku harus apa sekarang?

Drrrtt.. drrtt..

[Besok pagi aku jemput ya.]

Itu pesan dari Rehan. Darimana dia mendapatkan nomer WhatsApp ku?

[Iya. Ngomong-ngomong dapet nomer WhatsApp ku darimana?]

[Aku kan ketua OSIS. Gampang kali nyari informasi murid tolol kaya kamu.]

Dia menyebalkan. Bahkan di WhatsApp pun dia tetap tidak terakreditasi sebagai ketua OSIS yang cocok untuk dijadikan panutan.

[Hmm]

Aku menutup hapeku lalu tertidur. Hari ini benar-benar melelahkan dan banyak hal yang terjadi.

~

"Miko bangun. Miko ada Rehan woy. Bangun!" Aku menggeliat kesal. Aku melirik jam weker diatas beside table dan ini baru pukul setengah 6 bagi.

"Emh...Fiko. ini baru setengah 6 pagi."

"Iya. Tapi Rehan sudah nungguin. Buruan mandi. Kamu berangkat sama dia kan?"

Sial. Aku bersungut-sungut meninggalkan Fiko yang tertawa melihatku. Menyebalkan.

Aku segera mandi dan dan berganti pakaian dengan seragam berwana putih dengan celana kotak-kotak dan rompi dengan warna senada dengan celanaku.

TEMAN CINTAKU (BOYSLOVE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang