PART 5

152 11 2
                                    

Bagian ini 18+ banget yahhh

Ayam bakar sambel lalapan kini berada di hadapanku. Ini semua karena saat ciuman tadi perutku keroncongan. Memalukan memang.

"Dimakan den." Seru Bi Marni kini yang ikut makan dimeja makan.

Entah terbuat dari apa hati Rehan sampai pembantu dia suruh ikut makan di meja makan.

Ini baru pukul 10 pagi sebenarnya. Terlalu pagi untuk aku kembali ke apartemen. Fiko pasti belum pulang sekolah. Sekolah selesai pukul 4.15 sore karena menggunakan sistem lima hari pertemuan.

"Kamu harusnya bilang dari tadi kalo laper." Itu Rehan. Aku hanya ber ehem ria sambil terus menikmati ayam bakar buatan Bi Marni.

"Bi. Makanannya enak banget. Sumpah. Bibi kalo ikut lomba chef di tv pasti menang deh."

"Ah.. Den Miko bisa aja. Bibi mah masak alakadar aja. Sama kaya penjual-penjual pinggir jalan." Bi Marni merendah. Padahal asli. Makanannya enak banget. Aku aja udah abis tiga potong.

"Ehh serius bi... Ini tuuh enaa... Ohokk"

Tulangnya nyangkut tenggorokan.

"Ohokk ohokk!!"

"Nahkan!! Keselek. Tolol sih!"

Aduh sakit banget nih tenggorokan malah nih aki-aki ngomel mulu dari tadi.

"Ohokkk"

"Nih minum!!"

Hah...lega.

Aku melihat Bi Marni dan Rehan dengan muka paniknya. Padahal ini cuma keselek doang. Bukan ketembak ayam.

"Kalau makan hati-hati. Jangan sambil nerocos tuh mulut!"

"Iya iya Han.."

Aku kembali makan. Kali ini hanya berdua dengan Rehan karena Bi Marni sudah kembali ke dapur.

"Abis ini jalan yuk?"

"Kemana?" Bahkan aku masih menggunakan seragam. Ketahuan bolos kan nanti kalau jalan jalan.

"Renang!"

"Hah??"

~

Aku benci ini. Rehan tetap memaksaku ikut dengannya renang padahal aku udah bilang kalau ga bisa renang.

Apalagi tempat renangnya lumayan rame padahal ini bukan weekend. Kampret kan emang.

"Udah gak usah cemberut mulu. Nurut aja sama suami!"

"Suami gigi lu empuk! Rame nih. Panas. Nanti aku item!!"

Emang dasarnya Rehan anaknya rada aneh, dia malah tertawa melihatku bersungut-sungut sejak tadi.

"Kamu kalau gak mau ikut renang bisa nunggu disini kok. Aku udah pesen cemilan. Sekalian jagain barangku!"

"Hmm!!"

Aku duduk di sofa pinggir kolam. Enak banget sih tempatnya. Ada sofa kursi ada tempat yang buat tiduran juga.

"Rehan renangnya jangan lama lama ya!"

Dia mengangguk lalu membuka satu persatu kancing seragamnya. Aku melotot. Dadanya begitu bidang dengan puting berwarna kecoklatan disana. Meski perutnya hanya rata tanpa kotak-kogak tapi aku akui itu masih tetap dalam kategori menarik.

Kemudian dia membuka celananya dan zonk. Dia masih koloran namun tampak jendolan juga disana.

"Aku renang dulu. Jangan kemana-mana!"

TEMAN CINTAKU (BOYSLOVE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang