PART 6

157 6 2
                                    

"Kalian darimana?" Aku dan Kak Alan saling bertatap gugup. Aku tidak ada ide untuk menjawab pertanyaan dari Fiko. Bahkan Kak Alan sendiri terlihat bingung dan takut salah menjawab pertanyaannya.

"Kok pada diem sih?"

Fiko mendekat sambil memicingkan matanya kearahku seakan dia tau perbuatanku dengan pacarnya. Bagaimana ini?

"Kalian??"

Tamat sudah riwayatku.

"Kalian beli donat buat aku ya? Yaampun!! Peka banget sih tadi aku pengen beli donat tapi dompetku ketinggalan ditas!!"

Huh!! Dasar tolol.

"Hehe iya. Ini donatnya buat kamu. Dimakan gih sambil nonton film!"

Tidak apa-apa. Aku tidak peduli dengan donat yang baru saja ku beli untuk ku makan sendiri. Tapi hal yang lebih penting adalah aku berhasil merebut Kak Alan dari Fiko meski tidak sepenuhnya.

"Kak Alan, Miko ayo makan bareng aja. Kebetulan ada film bagus di Netflix!"

Dan berakhirlah aku disini. Duduk di sofa ditemani pemandangan romantis nan manis dari Kak Alan yang sedang memeluk Fiko dari belakang sedangkan Fiko sesekali menanggapi candaan tidak penting dari Kak Alan.

Drrttt.. drrttt...

Hapeku bergetar. Sebenarnya sudah sejak tadi perjalan pulang dari rumah neneknya Kak Alan hapeku bergetar dan aku sama sekali tidak berniat untuk membukanya karena aku tau siapa orang kurang kerjaan yang mau spam orang lain.

Rehan!

[Kamu lagi ngapain?]

[Tau ga? Tadi dipinggir jalan ada sapi!]

[Aku jadi inget kamu]

[Apalagi pas tadi sapinya bilang 'mbekk mbekk,' hahah]

Wait! Sejak kapan sapi embek-embek?

[Kamu kemana sih?]

[Sayang kangen!]

[Aa Rehan kangen sama Dede Miko]

[Besok weekend tuh!]

[Pantai bolehlah!!]

"Pantai??" Aku bergumam. Sebenarnya aku suka sekali dengan pantai dan memang semenjak datang ke kota ini aku belum pernah menjajaki salah satu pantai disini.

"Ha? Apa Mik? Pantai?"

Fiko tau-tauan aja aku lagi mikirin pantai.

"Iya Fik, Rehan ajakin aku ke pantai besok!"

"Boleh juga tuh, nanti aku sama Kak Alan ikut deh. Anggap aja ini welcome party dari kami. Gimana?"  Aku mengangguk. Sepertinya seru juga. Aku belum pernah mendapatkan welcome party seperti ini.

"Iya deh. Nanti aku bilang Rehan kalau kalian ikut!"

Aku kembali membuka hapeku dan mengetikkan pesan untuk Rehan.

[Boleh! Besok jemput di apartemen jam 10 ya. Kak Alan sana Fiko sekalian ikut!]

Pesanku langsung ceklist biru. Anak ini standby everytime di depan hape kayanya.

[Siap boss kecil! Besok aku bawa mobil kalau gitu!]

Aku terkekeh ketika mendapat panggilan boss kecil dari Rehan. Memang postur tubuhku lebih kecil dari Rehan. Bahkan saat ingin menatap wajah Rehan aku harus mendongakkan kepalaku kalau tidak aku harus naik keatas kursi hingga sejajar.

~

Pagi-pagi sekali aku terbangun ketika mendengar suara berisik dari arah luar kamarku. Aku melihat jam wekerku dan ini masih pukul 7.30 saat weekend. Tidak masalah seharusnya jika aku tidur sedikit lebih lama. Tapi tidak bisa! Suara itu benar-benar membuatku ingin menghantam kepala siapapun yang berbuat onar itu.

TEMAN CINTAKU (BOYSLOVE STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang