Titik Henti

108 20 69
                                        

Jika kamu benar-benar menaruh rasa pada seseorang, sampai kapanpun rasa itu tidak akan pernah hilang. Mungkin kamu bisa berhenti untuk menyayanginya, tetapi kamu akan tetap peduli. Karena sesungguhnya, tidak ada yang namanya benar-benar berhenti. Ibarat kamu sedang asik membaca buku, lalu tiba-tiba buku itu ditutup dengan paksa, padahal kamu menikmati setiap diksi di dalamnya.

Kata orang, ikhlas itu sebenarnya bohong. Kita tidak benar-benar tulus mengiklaskan, semua hanya karena terpaksa yang menjadi terbiasa. Sampai di titik ini semuanya telah usai, dan semuanya selesai.

Perlu digarisbawahi di sini adalah, "Tidak ada satupun orang yang tau bila hatinya akan jatuh kepada siapa? Sedalam apa ia mencintainya? Setinggi apa harapan tentangnya? Karena semuanya terjadi secara tiba-tiba. Tidak ada seorangpun pun yang tau kenapa ia jatuh cinta? Semuanya tidak ada yang salah, yang jadi poinnya adalah 'kita harus bisa mengendalikan perasaan kita.' itu saja."

Banyak orang yang bilang, "Sesak rasanya jatuh cinta sendiri. Sampai kapan harus memendam?" Maka jawaban terbaiknya adalah 'ungkapkan!'  Jelaskan semua perasaanmu padanya. Dia boleh tau tentang perasaan yang kamu tujukan padanya, dan kamu perlu lega atas beban itu. Tetapi perlu kamu ingat! "Dibalas ataupun tidak akan perasaan kamu, itu hak dia."

Jika kenyataan yang kamu dapat nanti adalah sebuah jawaban yang pahit, bisa jadi itu adalah obat untuk kamu di kemudian hari. Mungkin beberapa hari setelahnya, semua akan terasa sesak. Mungkin kamu perlu waktu sendiri, menghabiskan banyak tisu atau marathon film yang kamu suka untuk meluapkan emosi, tapi kamu juga harus ingat bahwa dia yang terbaik tidak akan pernah tersesat untuk kembali pulang. Jika dia memang untukmu, maka Allah sendiri yang akan menuntunnya kepadamu.

Seperti sebuah lirik lagu... "Jika orang yang kau cinta mencintai yang lain..." Mungkin akan sangat sakit jika memang itu yang jadi kenyataan, di mana orang yang kamu cinta lebih memilih wanita lain. Tapi kita juga nggak bisa egois untuk terus memaksakan perasa kita, bukan? Sejatinya cinta yang tulus, pasti tidak akan mengharapkan 'lebih."

Haha.. Aku di sini terkesan sangat bijak dan terlalu menggurui, ya? Padahal aku juga pernah jatuh, pernah rapuh. Dan aku tidak munafik jika sebenarnya aku masih ada di posisi itu, hanya saja setelah berjalannya waktu, perlahan kekuatan dalam diriku mulai tumbuh, rasa sakit yang semakin mereda, sekalipun perasaannya masih sama.

Temanku pernah berkata begini, "Jika kamu pernah menyukai dan menyayanginya atau bahkan mencintai seseorang, lantas orang itu tidak bisa membalas perasaan kamu, maka tetap jagalah cinta dan sayangmu itu tanpa rasa sakit untuknya."

Hidup akan terus berjalan, waktu akan terus berlalu. Orang yang datang lalu pergi sudah pasti akan meninggalkan kesannya masing-masing. Yang terpenting adalah, kita tetap berusaha yang terbaik versi kita untuk banyak hal yang lebih bermanfaat. Melakukan banyak hal baru bersama orang-orang di sekitar kita, bukan hanya terus meratapi yang sudah-sudah.

Jika dipikir, sampai kapan akan terus begini? Tertutup hati karena telah ada nama yang tidak sanggup kamu miliki, ada sebuah rasa yang tidak boleh disebut cinta, dibuai harapan yang tidak akan pernah jadi nyata hingga lupa akan peduli orang lain kepada kita. Haha .., lucu dan egois memang, tapi aku yakin semua orang pernah ada di fase itu bukan?

Terakhir. Untuk kalian yang mengikuti cerita ini dari awal, aku ucapkan banyak terima kasih. Terima kasih dari kalian yang terus support aku, terima kasih juga untuk kalian yang sudah mau berbagi kisah denganku.

Semuanya sudah berjalan normal dengan kisah yang telah Semesta persiapkan. Tanpa harus ada yang membenci, dengan terus peduli dan menghargai, dengan terus support masing-masing, meski perlahan mungkin akan semakin asing.

Terima kasih💙

CINTA VIRTUALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang