12| Cafetaria

83 20 9
                                    

Gadis pemilik rambut kemerahan yang lagi-lagi terikat satu itu menatap dua orang di depanya dengan heran. Chiyo tau universitas ini memang terbuka untuk umum, apalagi saat musim gugur, banyak warga maupun turis yang sengaja datang untuk melihat keindahan pohon Ginkgo.

Tapi apa urusan Rin dan Atsumu datang kemari? Chiyo yakin waktu mereka tidak selonggar itu untuk berwisata di kampus Hongo. 

Gadis itu baru saja membeli minuman dari vending machine, dia menemukan Atsumu dan Rin yang terlihat berbicara serius.

"Chiyo, kau baru selesai kuliah? "

Rin membuka suara mendapati gadis dengan cardigan rajut warna gading yang berjalan mendekat.

Chiyo hanya mengangguk singkat. Tersampir sebuah tote bag di bahu kirinya, sedangkan tangan kanan sibuk membawa sekaleng minuman.

"Mau makan? Atsumu yang akan membayarnya. " tangan Rin menunjuk orang di sampingnya.

Atsumu yang sedari tadi diam memandangi Chiyo kini seolah ditarik paksa ke dunia nyata saat Rin berucap. Dia mengerjap lalu menoleh kaget kepada Rin.

"Aku? " 

"He, jadi kau ingin Chiyo membayar sendiri? " kali ini Rin berpura-pura menampilkan wajah terkejut. Dalam hati dia senang mempermainkan Atsumu.

"Ah! Maksudku tentu saja. Pesan apa saja yang kalian mau. "

Setter itu masuk kedalam jebakan Rin. Dompetnya akan kering setelah ini. Menyadari itu Atsumu meringis pelan. Ia melirik Rin yang tersenyum menang.

"Wah, ternyata kau sangat loyal ya, teman! " gadis dengan payung itu menepuk dada Atsumu.

Rin tidak bisa menyembunyikan senyum senangnya. Dia akan makan geratis, rencana memalak teman dari kecilnya berjalan mulus.

Kedua sahabat itu lalu tertegun saat tiba-tiba Chiyo menempelkan kaleng minumanya pada pipi kiri Atsumu.

Si Pria pirang mematung menyadari jaraknya degan Chiyo sangat dekat. Aroma manis dari parfum Chiyo dan tatapan fokus dari mata hitam legam itu membuat lutut Atsumu melemas.

Dia ingin meleleh. Jantungnya lelah berdebar. 

"Pipimu merah, kutebak ini bekas tamparan wanita. " 

Rin yang tadi terdiam kini menyemburkan tawa. Tawa mengejek untuk Atsumu.

Chiyo terbiasa berpikir logis, lagi pula gadis itu masuk jurusan matematika, berpikir logis menjadi makanan sehari-hari baginya. Jadi Rin tak heran bagaimana Chiyo dapat menyimpulkan dengan tepat apa yang terjadi pada kedua pipi Atsumu.

Sedangkan Atsumu yang tadi dirasuki perasaan bahagia kini hanya bisa menangis dalam hati. Dia malu pada Chiyo dan juga kesal pada Rin yang menertawainya. Yang hanya bisa pria itu lakukan adalah menelan ludah susah payah lalu menggaruk tengkuk setelah Chiyo menjauhkan diri.

"Ayo kita makan sekarang. " Atsumu berujar, sengaja mengalihkan. 

🌷🌷🌷


Dalam bayangan Atsumu cafetaria utama kampus ini terdapat pada sebuah gedung berlantai yang luas. Kenyataanya cafetaria yang dimaksud Rin ada di bawah tanah. 

Setelah menuruni tangga di dekat bangunan yang kata Chiyo adalah gedung fakultas teknik, cafetaria yang dimaksud Rin terlihat di pandangan. Luas memang, tapi tak terlalu ramai.

Apa karena mereka datang saat hari menjelang sore?. 

Tapi bagi Atsumu ini bukan seperti cafetaria, lebih pada bazar makanan. Setiap toko menjual menu yang berbeda. Bahkan ada toko yang mengkhususkan dalam menjual menu vegetarian. Dan prasmanan yang dapat menimbang makanan seperti yang disebutkan Rin benar-benar ada di sini. 

The Feeling ||Miya Atsumu X OC||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang