"Selamat sudah menjadi pasangan suami istri! Gak kerasa kalian tiba-tiba udah gede aja!" sorak Hu Tao.
Pernikahan Chongyun dan Xingqiu selama tiga hari dua malam telah berakhir. Mereka hendak pergi ke rumah baru menggunakan mobil yang Chongyun beli sebagai salah satu mas kawin. Tapi belum sempat menyentuh kendaraan mereka, Hu Tao datang. Gadis itu seolah tidak puas sudah berbicara dengan keduanya sepanjang hari.
"Iya dong, kamu kapan nyusulnya?" ledek Xingqiu.
Hu Tao menjulurkan lidahnya. "Ku doain besok gak bisa jalan baru tau rasa!"
Mendengar itu, pipi Chongyun dan Xingqiu memerah. Hu Tao tersenyum, ia bangga melihat temannya sudah dewasa.
"Apaan sih! Udah, Chongyun ayo balik!" Xingqiu pun menarik tangan teman—suaminya, untuk masuk ke dalam mobil. Chongyun tanpa basa-basi langsung menyalakan mesin dan bersiap pergi menuju rumah baru mereka.
"Sampai jumpa Hu Tao!"
Hu Tao balas melambai ke arah mereka, "Dadah! Pokoknya aku mau punya keponakan kembar!"
"Dalam mimpimu!" pekik Xingqiu lewat jendela mobil.
Chongyun tertawa melihatnya. Biasanya Xingqiu adalah orang yang terbuka dan tak tahu malu di dalam hubungan mereka. Namun semenjak menikah dia kelihatan sangat gugup. Chongyun tak bisa bilang kalau dirinya tidak gugup juga, tapi semangatnya mengalahkan segala macam perasaan di dalam hatinya sekarang.
"Ngomong-ngomong, kita sungguh akan pindah bersebelahan dengan Tuan Zhongli?" tanya Xingqiu.
Chongyun mengangguk, "Tidak benar-benar bersebelahan sih, tapi cukup dekat. Kau mau mengunjunginya dulu nanti? Kita terakhir bertemu dengannya di hari pertama pernikahan."
"Tidak usah, aku lelah." Seolah ingin membuktikan ucapannya, Xingqiu menguap. "Lagipula kita masih harus membereskan perabot rumah nanti."
"Semuanya sudah dibereskan dari jauh hari." Chongyun memutar setirnya ketika melihat pertigaan. Bibirnya sedikit terangkat, "Jangan buat alasan deh Xingqiu, aku tahu kamu mau ngehindarin apa."
"Chongyun," ucap Xingqiu terdengar serius dan memelas di saat bersamaan. "Aku tidak pernah bermaksud untuk membully dirimu dulu, aku bersumpah—"
"Kita sudah sampai!" potong Chongyun dengan nada ceria.
Chongyun menghentikan mobilnya dan keluar dari mobil sejenak untuk membuka kunci pagar. Xingqiu bisa melihat pemandangan rumahnya dengan jelas. Terdapat tiga lantai dan halamannya luas, cukup untuk memarkirkan enam truk raksasa.
Rumahnya bagus, lebih besar daripada rumah keluarganya malah. Tapi pikiran Xingqiu tidak bisa fokus ke hal selain bagaimana Chongyun memotong ucapannya tadi.
"Oh tidak." Xingqiu meneguk ludah, menyadari kalau dirinya dalam bahaya besar.
Chongyun kembali masuk ke dalam mobil dan memarkirkannya di halaman. Ia sempat mengatakan pada Xingqiu untuk langsung masuk ke dalam rumah sementara Chongyun mengunci gerbang.
Ketika membuka pintu rumah, Xingqiu bisa melihat warna biru dan putih mendominasi tempat itu. Di beberapa bagian ada yang berwarna kuning seperti lampu ruang tamu yang terlihat begitu mewah dari ukuran dan hiasannya.
"Xingqiu." Chongyun memanggilnya dengan lembut, itu membuat ketakutan Xingqiu akan pernikahan mereka lenyap sesaat. Sebelum sempat menoleh, Chongyun mendekapnya dari belakang dan menaruh dagu di pundak Xingqiu.
"Dari tadi kau tegang terus, rileks sedikit." Xingqiu menghirup nafas dalam-dalam. Ia berhasil rileks, itu semua berkat suara Chongyun yang terdengar murni khawatir.
"Ini hal baru, aku tak menyangka kita akan bisa seperti ini.." ujar Xingqiu.
"Aku paham." Chongyun melepaskan pelukannya dan menggiring Xingqiu berjalan menuju ke kamar mereka di lantai atas. "Semua ini juga terasa tidak familiar bagiku, tapi kita harus mencoba terbiasa. Bahkan Scaramouche juga tidak seperti biasa ketika dia menikah dengan Kazuha."
Xingqiu mengingat hari pernikahan kedua sosok dengan sifat bertolak belakang itu. Mereka sangat berlawanan tapi entah mengapa cocok menjadi pasangan, seolah keduanya saling melengkapi.
Pernikahan mereka sangat indah. Scaramouche terlihat begitu gugup, namun kau bisa mengatakan kalau lelaki itu bahagia dari ekspresi wajahnya. Dan Xingqiu bingung bagaimana otot wajah Kazuha tidak letih disaat lelaki itu tersenyum sepanjang waktu selama pernikahan berlangsung.
"Orang-orang bersikap abnormal ketika menikah.." gumam Xingqiu. Chongyun yang mendengar ikut menyetujui.
Mereka sampai di sebuah kamar, tidak ada tebaran kelopak mawar merah seperti apa yang Xingqiu lihat di film atau di buku yang dibacanya. Tapi itu jauh lebih baik, ia lebih menyukai kalau tempat tidur mereka rapih seperti ini.
"Tadi kau bilang kau sudah lelah kan?" sahut Chongyun. "Kalau begitu kita tidak perlu melakukan malam pertama, lain kali saja."
Xingqiu mendadak cemberut. Chongyun tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum melihat itu. Beberapa menit sebelumnya ia sangat tidak ingin melakukan hal ini, namun sekarang ia membutuhkannya.
"Chongyun!" rengek Xingqiu. Bahkan Xingqiu sendiri tak tahu mengapa dirinya bersikap seperti itu.
Aroma khas tiba-tiba menyerbu indra penciuman Xingqiu, membuat kewaspadaannya terhadap sekitar berkurang. Itu adalah harum Chongyun, ia baru saja melepas scent alphanya. Ketika harum itu mengelilingi Xingqiu, ia merasa nyaman, terlindungi di jangkauan sang alpha.
Chongyun mendorong Xingqiu pelan sampai omeganya berbaring nyaman di atas kasur. "Kau yakin mau melakukannya?" Ia mencium bibir Xingqiu, intens dan tidak terburu-buru. Tetapi sang omega melenguh nikmat bahkan hanya dari kontak sederhana itu.
"Ya," jawabnya tertahan. Chongyun melepas ciuman mereka untuk mendengar Xingqiu lebih jelas. Bibir Xingqiu terlihat sangat mengundang, tapi dirinya perlu memastikan sang omega benar-benar mau melakukan semua ini.
"Chongyun, please." Xingqiu memegang erat bahu Chongyun. "Aku, aku mau.."
"Kau yakin tidak akan menyesal?" Ia mendaratkan jilatan di leher Xingqiu.
"Tidak sekarang," jawab Xingqiu yang menggigit bibir untuk menahan suaranya. "Mungkin—ah! B-besok, saat aku tidak bisa berjalan."
Mereka tertawa bersama, perkataan Hu Tao kembali terulang di ingatan keduanya.
"Oh ya, sebagai ganti tingkah bullymu sejak dulu.." Chongyun tersenyum tipis, itu membuat Xingqiu merinding namun juga merasakan gejolak aneh. Tubuhnya terasa panas.
Chongyun menggigit leher Xingqiu dan menghisapnya. Wangi Xingqiu menguar dengan begitu manis, membuat Chongyun makin mabuk dengan sosok omega di bawahnya.
"Aku mau balas dendam malam ini."
- - -
Aku nolep, jarang ngeliat kondangan jadi mohon maaf kalo gak sesuai. (Adegan nikahnya aja gak ada sama sekali? Maksudnya pas balik dari nikahan, kali aja ada yang kurang).
Tidak, tidak ada adegan explicit. Ratenya M bukan E :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life || Genshin Impact
Fanfiction"Alkisah, lima pasutri hidup dengan tenang dan damai di sebuah kota. Mereka-" "Ugh, Venti," gerutu Xiao. "Tidur udah malem!" "Hehe, maaf sayang." Dengan begitu, Venti kembali memejamkan mata. Xiao memeluknya dari belakang dengan erat. Berjaga-jaga k...