Pair of the chapter : Kaeluc, Chili, Xiaoven
- - -
"Mama Diluc, kok Papa Kaeya belum pulang?"
Diluc memutar bola matanya, "Klee, berapa kali harus kubilang, jangan panggil aku Mama."
Anak kecil yang tengah disuapi makanan oleh Diluc kini berwajah masam. "Tapi Papa Kaeya bilang boleh! Lagian enakan manggil kayak gitu, Mama Diluc buat aku juga udah kayak Ibu sendiri! Mama Diluc boleh ngatur Klee di banyak hal, tapi yang satu ini suka-suka aku!"
Diluc mengiyakan kata-kata Klee, namanya juga anak kecil, kalau sudah keras kepala akan suatu hal maka pikirannya tidak bisa diubah. Selain itu ini semua juga ajaran Kaeya. Padahal di hari pertama Albedo nitipin Klee ke mereka, Klee memanggilnya dengan sebutan "Orang dewasa aneh". Dulu Diluc tidak menyukai sebutannya, sangat tidak sopan bagi seorang anak kecil untuk memanggil siapa pun seperti itu.
"Mama Diluc, Papa Kaeya dimanaaa?!"
Namun sekarang, Diluc merindukan panggilan lamanya.
Diluc menaruh sendok berisi penuh tofu di mangkuk karena Klee tak kunjung membuka mulutnya. Anak itu tak akan mau makan sebelum Diluc menjawab pertanyaannya.
Ia mengecek ponselnya, masih belum ada balasan dari Kaeya di chat terakhirnya yang dia kirim sejam lalu.
Suami
Kae
20.49
Kmu pulang telat?
20.50
Kae, Klee nanyain
21.50Alis Diluc bertautan, ia sedikit khawatir karena Kaeya biasanya menjawab pesan dengan cepat. Tapi ia yakin pria itu tidak terkena masalah besar, mungkin hanya mulai mencoba untuk lebih serius dengan pekerjaan karena Amber dan Jean mengomel? Atau ada kasus yang merepotkan dan Kaeya harus serius dalam mengerjakannya?
"Mama Diluc!!" pekik Klee yang tidak terima dikacangin oleh emak sendiri. Diluc terkejut dan langsung menaruh ponselnya, kini mengalihkan perhatiannya pada Klee.
"Iya iya, jangan ngegas dong." Diluc mengusap lembut pucuk kepala anak perempuan itu. "Kayaknya Papa lembur hari ini. Nanti kamu tidur duluan ya? Udah malem banget."
"Yahhh.. Tapi Papa janji mau bantu aku ngerjain tugas!"
Mendengar itu, Diluc melirik Klee dengan tajam. "Tadi katanya gak ada PR?"
Klee sepertinya baru sadar kalau dia keceplosan, "E-eh, maksudnya PR buat minggu depan—"
"Klee, yang jujur."
Mata Klee menatap ke semua arah kecuali menatap balik Diluc. Ia takut diomelin. Meski Diluc gak pernah ngomel ke dia sama sekali, mukanya Diluc pas lagi kesel itu serem. Ia dan Kaeya sama-sama mengakui hal itu ketika mereka ketahuan mecahin TV rumah pake tongkat baseball.
"Anu.. Aku.. Tadi PR-nya udah selesai kok.."
"Klee," ucap Diluc. "Mama gak bakal marah."
Klee mendadak berani menatap kedua mata Diluc.
"Beneran..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life || Genshin Impact
Fanfiction"Alkisah, lima pasutri hidup dengan tenang dan damai di sebuah kota. Mereka-" "Ugh, Venti," gerutu Xiao. "Tidur udah malem!" "Hehe, maaf sayang." Dengan begitu, Venti kembali memejamkan mata. Xiao memeluknya dari belakang dengan erat. Berjaga-jaga k...