Pair of the chapter : Chongqiu, minor Chili
- - -
"Yunyun, aku gak bisa jalan."
"Xingqiu."
"Kakiku mati rasa Yunyun, kakiku gak berfungsi!"
"Xingqiu."
"Fix mulai sekarang aku harus pake kursi roda!! Nanti kalo kerja gimana?!"
Chongyun memutar bola matanya. Xingqiu jadi drama queen sejak mereka bangun pagi ini. Semua sebab Xingqiu terbangun dan merasa kakinya kelu. Chongyun sejujurnya hampir kasihan, ia mengaku semalam dirinya memang terlalu berlebihan.
Kata kunci : hampir.
Chongyun gak jadi kasihan karena Xingqiu sendiri juga minta main kasar semalam.
"Paling gak lama lagi bakal mendingan." Chongyun mencoba membuat Xingqiu duduk perlahan dan bersender pada tumpukan bantal. Desisan Xingqiu membuat alis Chongyun bertautan. Sepertinya ia sungguh keterlaluan semalam. Sedikit gerakan bahkan sudah membuat Xingqiu kesakitan.
Tapi kalau boleh jujur, Chongyun belum puas membully Xingqiu. Namun itu bukan masalah besar, ia bisa melakukannya lain kali.
"Kalo enggak gimana?" tanya Xingqiu. Masih terlalu paranoid dan takut ia tak bisa berjalan untuk selamanya.
"Gak mungkin," bantahnya lagi. Chongyun mengambil sebuah sweater dari lemari dan memakaikannya pada Xingqiu. Tak lupa ia mengecup pelan dahi pasangan hidupnya. "Aku gak setega itu matahin kaki kamu Xingqiu."
Xingqiu manggut-manggut, bener juga. "Tapi aku mau mandi."
"Makan dulu, aku buatin bubur instan."
Sebelah alis Xingqiu terangkat, "Makannya di kamar kan?"
"Iya, ya kali aku nyuruh kamu makan dibawah pas lagi kayak gini."
Xingqiu tersenyum cerah, itu membuat Chongyun kembali menciumnya-kali ini di bibir-dan balas tersenyum tipis sebelum pergi ke lantai bawah.
Xingqiu merasa wajahnya begitu panas. Meski sudah membayangkan bagaimana perlakuan Chongyun padanya jika mereka menikah, Xingqiu masih tidak akan terbiasa dengan Chongyun yang terbuka secara afeksi. Biasanya dia yang mengambil inisiatif, sekarang semua jadi jadi terasa berbeda.
Tapi dia menyukai itu.
Tak mau bosan menunggu, Xingqiu memutuskan untuk mengambil ponselnya yang di letakkan di meja. Nyeri di bagian bawahnya dia coba hiraukan. Ada pesan masuk dari keluarganya, beberapa kenalan lain, dan 20 miscall dari Hu Tao.
"Bukannya dia yang mau aku buat anak sama Chongyun? Kok malah nelpon semalem?"
Untung kemarin dia matiin data. Kalau tidak sudah terganggu waktu romantis mereka oleh suara nada dering.
Perhatian Xingqiu kemudian teralihkan pada sebuah grup chat di hpnya. "Eh? Ada grup tetangga?"
Sementara itu, Chongyun telah menuang air dari teko ke panci ketika tiba-tiba ada yang membunyikan bel rumah.
"Eh? Siapa pagi-pagi?" gumam Chongyun.
Bel kembali berbunyi beberapa kali. Dahi Chongyun jadi mengerut karenanya. Gak sabaran banget ini orang yang dateng, siapa sih? Untung aja dia bangun lebih awal tadi dan sudah mandi terlebih dahulu.
Mengesampingkan masakannya, Chongyun berjalan keluar untuk membuka pagar. Ia terkejut namun sebenarnya juga sudah menduga kehadiran dua orang yang menunggu di depan gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married Life || Genshin Impact
Fanfiction"Alkisah, lima pasutri hidup dengan tenang dan damai di sebuah kota. Mereka-" "Ugh, Venti," gerutu Xiao. "Tidur udah malem!" "Hehe, maaf sayang." Dengan begitu, Venti kembali memejamkan mata. Xiao memeluknya dari belakang dengan erat. Berjaga-jaga k...