Twenty one

2.9K 405 163
                                    

Malay : Indo? Kau baik baik saja?

Indo : eumh...

Indo meremas bajunya sekuat kuat nya, sedari tadi ia di mobil tak merasa tenang sedikitpun, Indo ingin sekali keluar membantu Asean mencari yang lain, tapi Indo punya dua hal yang tak mendukung, satu ia pasti tak akan diperbolehkan dan dua ia belum bisa sepenuhnya mengontrol kekuatannya.

Indo : ...

Thai : Indo sakit?

Indo : ... /geleng-geleng

Malay : Indo bisa temani kakak keluar sebentar?

Laos : kalian mau kemana? Kan pesan papa di mobil saja dan jangan keluar

Malay : sebentar saja

Indo : ...

Malay turun dari mobil bersama Indo dan Malay membawa Indo masuk kembali festival berantakan dengan banyaknya mayat yang tergeletak di sana, Indo menatap bingung Malay.

Malay : pergilah

Indo : ??!!

Malay : jika kau lepas kendali aku yang menolong

Indo : ...

Malay : kenapa aku bisa? Aku ini muridnya tuan Majapahit juga, cepatlah pergi selamat kan yang lain atas nama pangeran Nusantara

Indo terbelabak, Indo mengangguk cepat dan mengeluarkan sayapnya mencari dimana semua keluarga nya berada, Indo melihat di lorong sekolah Brunei yang pingsan seperti habis terpukul oleh tongkat baseball di sebelah nya dan Singa yang tertembak. Indo segera turun dan memberikan kekuatan penyembuh turun temurun dari ibu nya.

Indo : cepatlah sembuh... Kakak..

Indo memperbaiki sel di dalam tubuh Singa dan memberikan kesadaran ke Brunei, setelahnya ia segera pergi secepat mungkin mencari yang lain, Indo melihat Asean membawa Philip bersama Myanmar, Indo takut mereka melihat Indo yang terbang di atas ini, Indo mendarat di atas atap sekolah dan memberikan Philip kesembuhan dari kejauhan.

Philip : u-unh..

Asean : kita harus segera, Myanmar tetap tenangkan dia

Myanmar : hmn

Indo kembali mencari dimana kakaknya satu lagi, saat mendarat di depan pintu UKS Indo melihat kakaknya Vietnam mencoba menyembuhkan sangat presiden sekolah, tinggal beberapa detik lagi China meninggal Indo langsung mengobatinya lewat sisi jendela.

China : V-Viet...?

Vietnam : kakak?? Gimana keadaan kakak??

China : a-aku baik baik saja... Kau mencoba menjahit luka ku..?

Vietnam : i-iya... Maaf...

China : tidak papa, kau menyembuhkan ku

Vietnam : kakak sudah merasa baik??

China : ya, rasanya tubuh ku kembali segar...

Vietnam : syukurlah! Syukurlah!

Indo tersenyum melihat dari luar jendela, Vietnam memeluk China erat dengan air mata bahagia mengalir. Indo kembali berjalan santai merasa tenang kekuatan nya dapat digunakan untuk membantu orang lain.

Dutch : anak pintar, syukurlah kamu datang sendiri

Indo : ?!

Indo mundur beberapa langkah, Dutch membawa sebuah pistol yang pernah digunakan untuk membunuh Majapahit dan Zamrud. Indo mencoba mengeluarkan aura nya, anehnya Dutch sama sekali tak berkutik sedikitpun.

Dutch : hanya aura? Aku bisa menahannya dengan ini

Dutch melepas eyepatch hitam nya dan berapa terkejut nya Indo, manik hijau emerald terang yang sangat tak asing di kepala Indo, itu merupakan mata ayahnya yang diambil Dutch, Dutch berkata bahwa mata kanannya ini buta sebelah tetapi yang sebenarnya terdapat kekuatan besar.

Indo : a- aa--

Dutch : mata ibu mu itu tak terlalu berharga ya? Mata kakakmu sisa satu... Itu berarti... Yang kuat milikmu kan...?

Indo : ...

Indo berlari sekuat mungkin ke tempat Malay, saat Indo berbalik Dutch sudah berada di depannya, mendorongnya hingga terjadi ilusi yang membuat Indo menembus dinding berkali-kali. Indo mencoba meneguhkan dirinya dan berhasil melawan ketakutan nya, tapi sayangnya itu belum cukup.

Indo : ...

Dutch : sudahlah bocah kecil... Tak berguna.. Apa susahnya hidup sebagai orang buta?

Saat Indo hendak menyerang lagi beberapa rantai mengikatnya, Indo ingat ia pernah diajari seperti ini oleh penjaga setianya, Indo bahkan tak tau apa penjaga nya masih hidup atau tidak. Indo menutup matanya erat erat menenangkan pikirannya sampai rantai yang mengikat nya menghilang.

Dutch : ...

Indo : ...

Sayangnya, Indo kehilangan kesadaran. Tubuhnya tergeletak di lantai dengan darah yang mengalir dari air matanya, sebuah simbol abadi muncul di pipi kanan Indo.

Indo : menyakiti.... Anakku?

Dutch : kau-- kenapa kau bisa di tubuhnya?!

Indo : tak ada... Pengampunan...

Swiing!!

Scraltt

Darah muncrat menyebar memenuhi lorong sekolah, kepala tergelinding di lantai dan sudah tak bernyawa, Indo berdiri tegap menatap tubuh dan kepala yang terpisah tersebut, senyum (baca:menyeringai) terkembang menatap penuh kepuasan.

Indo : sepertinya aku membuat usaha anakku sia sia.... Ah sudahlah, semakin lama ia tak akan mampu menahan jiwa ku..

Bugh!

Indo terbaring di lantai, menunggu beberapa menit kesadarannya kembali, sementara itu jiwa Indo melihat tubuhnya bertarung dengan hebat bahkan membunuh dalam waktu sekejap.

Drap! Drap! Drap!

Malay : hahh... Tuan... Majapahit?! Guru?!

Malay memeriksa keadaan Indo yang pingsan mengeluarkan kekuatan penuhnya yang digunakan untuk memenggal kepala Dutch.

Malay : ... Kerja bagus, kau hebat, Nusantara


































































"Hebat... Sangat hebat... Anak itu pasti jauh lebih berbakat... Kerja bagus, Dutch"

TBC

Up 2x boleh? 👉🏻👈🏻💕✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Up 2x boleh? 👉🏻👈🏻💕✨

ALONE || CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang