Terbaik

247 139 530
                                    

Aku bisa jadi yang terbaik dengan caraku sendiri.

- Happy Reading ^^ -

Namanya Serina Azuma, lebih akrab dipanggil Serina. Lahir di Jakarta, 03 September 2004. Dia adalah anak terakhir dari keluarga Azuma. Anak terakhir, harapan terakhir. Tekad seorang Serina adalah sukses. Ia menginginkan itu dari kecil, menuliskan sebuah wishlist dalam sebuah buku yang ia namai "Queen" . Banyak hal yang dituliskan dalam buku tersebut. Keinginan, cita-cita, mimpi, keseharian, dan juga pikiran random nya.

Anak itu suka sastra, seni, dan beladiri. Paling anti matematika karena menurutnya itu menyusahkan. Ia tau ilmu tidak boleh dibenci, tetapi tetap saja Serina tidak menyukai matematika.

Kalau kalian ingin tahu, beli saja!

Bercanda. Kalau kalian ingin tau, Serina belum pernah merasakan jatuh cinta. Ia belajar dari kakaknya bahwa jatuh cinta itu sakit, namanya juga jatuh pasti ada luka.

Bukan! bukan karena Serina anak yang tidak normal. Hanya saja Serina sangat mengutamakan kesuksesannya dibanding cinta. Lagipula cinta akan datang pada waktunya, dia ini perempuan, tugasnya menunggu bukan mengejar.

Cukup menceritakan dirinya. Lebih baik kita menceritakan kisahnya sekarang.

Serina tengah berkutat pada benda elektronik di depannya. Namanya laptop, tidak perlu dijelaskan bagaimana bentuknya, karena aku tau kalian tidak sebodoh itu. Jari lentiknya menari-nari di atas keyboard, mata nya terus menatap layar laptop itu dengan fokus.

Iya, saat ini dia tengah mengerjakan tugas merangkum dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam hati ia terus menyumpah serapahi dirinya yang sama sekali tidak bisa merangkum, jadi dia harus mengetik seluruh materi itu. Menurutnya semua penting!

"Serina, lo bakal capek sendiri kalau gini!"

Ia kemudian menghentikan kegiatannya itu. Menyender pada kursi, dan menaruh kepalanya di senderan itu. Ia menatap langit-langit kamar. Pikirannya terus melayang membayangkan indahnya jika ia bisa mengerjakan seluruh tugas sekolah. Tapi semua orang mempunyai keahlian masing-masing, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Hanya Tuhan yang sempurna.

"Gue gak mungkin bisa ngetik secepat itu. Sedangkan deadline 5 menit lagi. Kenapa sih guru pelit banget kasih waktu."

Waktu yang diberi oleh Pak Putu hanyalah 30 menit, itu untuk merangkum 10 halaman. Bagaimana bisa seperti itu? Yang pasti bisa, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Ngomong-ngomong Pak Putu adalah guru mapel Bahasa Indonesia. Benar! Dia berasal dari Bali.

tok tok tok

Suara ketukan pintu itu mengalihkan fokus Serina. Ia menatap sebentar pintu berwarna putih yang terdapat banyak gambar dan kata motivasi, itu ia buat sendiri ketika sedang bosan.

"Siapa?" seru Serina. Malas sekali membuka pintu.

"Mama!"

Serina terkejut, ia langsung gugup. Segera bangkit dan secepat mungkin membuka pintu indah itu.

"Kenapa, Ma?"

"Tolong antar ini ke tetangga baru kita!"

Mama Serina yang bernama Rina itu menyodorkan sebuah bingkisan berwarna merah ke arah Serina.

"T-tapi aku lagi daring, Ma. Dan deadline nya 3 menit lagi." Salahkan dirinya yang tadi melamun selama 2 menit.

Rina berdecak sebal. "Punya anak susah banget diharepin."

Sebenarnya menusuk, katakan bahwa Serina lebay. Tapi benar kawan, inilah hal yang terkadang membuat hatinya sakit.

"Y-yaudah terserah Mama. Tapi aku cuman mau ngerjain tugas, nanti Mama sendiri yang marah kalau Serina gak bisa kerjain tepat waktu," kata Serina.

"Kapan Mama punya anak kayak Cia. Dia baik, cantik, pintar, dan pandai mengatur waktunya."

Cia adalah anak Tante Murni dan Om Arif. Mereka adalah tetangga Serina.

"Maaf Mah kalo aku lahir gak sesuai sama harapan Mama. Tapi aku bisa jadi yang terbaik dengan caraku sendiri."

"Cara apalagi? Bahkan kamu ngerjain pekerjaan rumah aja berat banget! Paling gak kalau kamu gak pintar, kamu cantik dan penurut, Serina!" sentak Rina, ia meninggalkan Serina setelah itu.

"Aku juga pengen punya Mama kayak Tante Murni yang gak pernah mojokin aku," ucap Serina, terkekeh.

Ia masuk kembali ke dalam kamarnya, menoleh ke arah jam dinding yang terpasang di atas meja belajarnya. Matanya membelalak sempurna.

Kesialan hari ini adalah, terlambat mengumpulkan tugas. Ya! deadline nya sudah terlewat 1 menit.

"Bisakah kebahagiaan berpihak padaku? Sialnya, aku harus mengejar kebahagiaan yang bahkan belum pernah ku genggam."

To Be Continue

Serina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang