School

63 29 67
                                    

double upp

.

Mau, tapi gak mau.

.
.
.
.

>< SERINA ><

Benar. Kabar kembali nya kegiatan belajar mengajar di sekolah itu benar. Awalnya Serina mengira bahwa itu hanya tipuan semata. Ternyata bukan. Pelajaran yang dapat diambil, jangan menyimpulkan sesuatu dengan berburuk sangka.

Serina mengikat rambut nya dengan gaya kuncir kuda, hanya asal-asalan karena ia kesiangan pagi ini. Sudah pukul setengah enam.

Dengan kekuatan heronya, Serina berlari keluar kamar tanpa aba-aba, tangannya membawa tas yang tertabrak-tabrak dinding ataupun meja. Sampai di lantai bawah, Serina langsung mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Walaupun ada jarak musuh di antara mereka, tapi tetap saja perilaku dan sopan santun harus dikedepankan.

"Serina sekolah dulu ya, Ma, Pa! Bye-bye!"

Tidak mendengar balasan, gadis itu memutuskan untuk cepat menggunakan sepatu dan berangkat menaiki motor.

Iya, Serina bisa mengendarai motor.

"Pagi-pagi kena mental, haha."

Baru saja Serina ingin menyalakan motor, sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Dia berdecak pelan, mobil itu adalah mobil milik manusia paling percaya diri sedunia.

"NENG! SINI BARENG!" ajak orang di dalam mobil. Dia Bintang, teman sekelas Serina sedari kelas 10.

"DIEM LO! GUE PITES LO YE?!" sahut Serina kesal. Ia membuka gerbang rumah dan menuntun motor kesayangannya itu.

"Pergi lo! Gue mau berangkat, jangan ganggu-ganggu, hush!"

"Gak liat jam lo? Mending berangkat bareng gue aja, selain aman dan nyaman lo bisa cuci mata ngeliat muka gue yang tamvan ini, yekan?"

Nah! tadi kan Serina bilang, itu adalah mobil milik manusia terpercaya diri sedunia.

"Mending lo jalan aja deh, males gue denger ocehan lo!" usir Serina sembari menyalakan motor.

"Baru tau gue ada yang nolak pesona Bintang Leonard," ucap teman laki-laki pede tadi.

"Idih! lo kan tau gue dari dulu kesel sama si Bintang," sarkas Serina, menatap tajam teman Bintang yang bernama Satria.

"Udah Ser, mending sini aja masih muat," sambung teman Bintang lainnya, Zayan.

"Berisik kalian! Gue mau berangkat nih, bye!"

Tanpa menunggu ucapan trio abal-abal, Serina melajukan motornya dengan kencang. Begitulah. Jika kalian berfikir Serina tidak mempunyai musuh, ur wrong.

"Buset si Serina," gumam Satria.

"Kayaknya dia kesel banget kalo ketemu kita, men!" sambung Zayan.

"Mau tau gak kenapa?" tanya Bintang serius. Mereka terhanyut dalam mode serius.

"Karena ..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang