Bagian 10

45.8K 4.4K 100
                                    

𝕰𝖝 𝕭𝖗𝖔𝖙𝖍𝖊𝖗 𝕴𝖓 𝖑𝖆𝖜

"Mau kemana sih, Mas?" Tanya Dira dengan kedua tangan di genggaman 2 pria berbeda umur.

Sudah tahu kan malam ini mereka kemana?

"Ikut aja, bentar lagi kok."

"Eh lompat ada selokan!"

Buk

Refleks Dira melompat. Padahal itu hanya bualan yang di buat Bara.

"Hahahaha!" Reno tertawa puas melihat Tante nya berhasil di kerjai oleh sang Papa.

"Mas!" Kesal Dira.

Sedangkan Bara tertawa tertahan. Keduanya lanjut menuntun Dira untuk duduk di kursi yang sudah di persiapkan.

Aroma terapi tercium menenangkan disini.

Suasana malam yang sejuk dengan angin sepoi-sepoi menambah kesan romantis di malam minggu.

Memang tak salah pilih Bara, Pano jelas suhu dalam hal keromantisan. Bara tebak, tempat ini pasti menjadi langganan lelaki itu ketika mengajak para wanita nya berkencan.

"Reno hitung ya? 1 sampai 3 aja, bisa kan?" Suruh Bara.

Reno mengangguk semangat. "Bisa Papa!"

"OKAY, 1, 2, 3! BUKA!"

Blush

Hati Dira menghangat, pemandangan di depan nya sangat indah. Dengan lilin-lilin romantis di atas meja, dan banyak taburan bunga di sekitarnya. Pemandangan jakarta di malam hari memang tidak mengecewakan.

Apalagi di tambah menatapnya dari atas gedung. Senyum manis terbit di bibir tipis nya, Dira menatap kedua lelaki berbeda generasi di hadapan nya.

"Thank you! Aku suka banget!" Kata nya ceria.

Ngomong-ngomong ini pertama kali untuk Dira di berikan kejutan se romantis ini. Maklum, sejak lahir Dira bisa dibilang belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun, setelah terikat janji manis masa kecil nya.

"Nte suka?"

"Banget, sayang. Mas, makasih. Kamu romantis banget hahaha, engga nyangka kamu bisa gini."

Bara hanya mengangguk sembari tersenyum tipis. Lelaki itu menggapai bucket bunga dan coklat berbentuk hati yang sudah di siapkan di atas kursi. "Buat kamu." Ujarnya sembari menyerahkan.

"So sweet!" Kata Dira, gadis itu menghirup wangi dari bunga mawar merah dalam bucket.

"Ayo duduk." Mereka berdua duduk saling berhadapan. Dan jangan lupakan si kecil Reno, anak itu memiliki kursi khusus yang lebih tinggi agar ia mudah ketika makan nanti.

"Iya, ngomong-ngomong dalam rangka apa ini?" Tanya Dira. Gadis itu penasaran, bukankah ulang tahun nya masih 2 bulan lagi? Bara juga sudah lewat, sedangkan Reno? Masih cukup lama lagi, 5 bulan.

Bara tersenyum. "Malam mingguan, kapan lagi kan?"

"Ah, malam minggu ya. Ya, kapan lagi bisa lihat Mas Bara jadi romantis, haha."

Tak lama, ada beberapa pelayan yang datang menghampiri meja mereka. Membawa beberapa pesanan yang sudah di pesan Pano siang tadi. Berdasarkan request Bara tentu nya. "Selamat datang, ini menu makanan spesial untuk pasangan spesial. Terimakasih sudah mempercayakan kami malam ini, selamat menikmati dan semoga suka. Saya permisi." Pamit salah satu pelayan.

"Makasih, kak." Kata Dira dan diangguki pelayan tersebut.

"Selamat makan! Sebenarnya, Reno lebih suka masakan Nte dari pada ini, tapi engga apa-apa. Cuma malam ini aja kan, Pa?" Ucapan lugu Reno meluncur begitu saja. Anak kecil memang tidak pandai berbohong, lebih suka mengatakan kejujuran.

Ex Brother In Law [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang