Answer?

43 13 29
                                    


Happy Reading!

Jangan lupa tinggalkan jejak komentar, ya:)
______________________

Tentu saja, teriakan satu minggu yang lalu hanya luapan emosi. Yunho tidak sungguh-sungguh mau menyusul kakak dan mamanya ke surga. Dia masih mau melanjutkan hidup, sambil mencari tahu tentang ayahnya.

Ya, itulah semangat hidup Yunho sekarang. Harus bisa kepoin papa!

Semenjak mama meninggal, papa tidak selalu ada di rumah. Pekerjaannya tiba-tiba menumpuk, jadi papa sibuk di kantor. Wajar kan, kalau Yunho sering merasa sendirian?

Kalau ia merasa kesepian, biasanya akan memutar lagu kesukaan mama atau kesukaannya kak Jinsoul. Lalu bersantai di kamar Jinsoul.

Entah sekadar mengamati koleksi boneka barbie-nya, menonton serial drama Korea yang kakaknya simpan, sampai menata kamar kakaknya—yang bahkan sudah rapi sebenarnya.

Ya, rupanya banyak yang bisa Yunho lakukan di kamar cewek. Menurutnya, lebih nyaman dibanding dengan kamarnya sendiri.

Karena Jinsoul pernah bilang, anting-anting panjang bakal ganteng kalau Yunho yang pakai, lelaki bermarga Jung itu menuruti perkataan kakaknya.

"Haha, ganteng juga ya ternyata. Kak, buat aku ya." Demikian monolog Yunho, sambil bercermin.

Iseng, dia mengambil sebuah kacamata berbingkai hati, dengan kaca warna biru muda punya kakaknya.

Kalau ada kakaknya, pasti Yunho bakal dilempar buku paket Jinsoul. Tetapi karena tidak ada, Yunho lebih santai rasanya. Dia mengambil kamera polaroid Jinsoul, lalu mengabadikan penampilannya di sana.

Tak lama bermain di kamar Jinsoul, telepon rumah berdering keras. Entahlah, tapi perasaan Yunho jadi tak enak.

Jeong Yunho dengan penampilan nyentrik itu, berjalan malas ke arah telepon. "Halo?"

"Apa benar, ini kediaman keluarga Jung?"

"Iya, benar. Ada apa?" Suara Yunho jadi sangat dingin.

Sebentar, sebentar. Firasat Yunho semakin tidak nyaman. Tolong, jangan mengatakan kalau....

"...mohon maaf, kami menemukan tuan Jung dalam keadaan tewas..."

Tidak, Yunho tidak kuat mendengarnya. Air matanya sudah tumpah. Oh, tidak. Yunho tidak mungkin hidup sendirian, kan?

Setelah tahu papa dilarikan ke rumah sakit mana, Yunho langsung bergegas dengan jaket tebalnya. Hujan deras mengguyur kota, membuat Yunho mau tak mau harus menerjangnya.

Tidak adil, Tuhan! Kenapa Kau panggil semua anggota keluargaku?! Ambil aku juga, Tuhan!

Itu adalah amarah Yunho dari lubuk hatinya. Terlebih, ia merasa gagal untuk menyelidiki papa.

ㅇ•ㅇ

Setelah papanya dikebumikan, Yunho memeriksa segala sudut rumahnya. Membersihkannya, menatanya agar lebih rapi.

Sampai malam barulah ia sadar, kalau ada satu ruangan yang tidak pernah dia masuki.

Ruang kerja papa.

Dengan keberanian yang cukup tinggi, kebetulan juga di jam 3 pagi dia tak bisa tidur sih. Jadinya, Yunho memutuskan untuk masuk ke sana.

Perlahan, ia semacam dimanjakan oleh ruang kerja papanya itu. Terlalu cantik, bagus sekali. Estetik, tidak seperti kamarnya yang terlalu banyak poster anime dan ditempel asal.

Tapi, Yunho tak bisa berlama-lama di sana. Dia tidak nyaman dengan auranya. Syukurlah, ruangan papa itu bersih dan rapi. Jadi Yunho tak perlu repot untuk bersih-bersih.

Dengan yakin, Yunho berjalan ke meja papa. Rupanya, ada buku jurnal di sana.

"Aku baca ini aja, deh."

Namun baru membaca beberapa kalimat, yaitu cerita awal bertemunya papa dengan mama, ada suara yang mengganggunya. Lolongan serigala, auman singa, dan musik ritmis tradisional.

Yunho menoleh ke kanan dan kiri, hendak mencari tahu asalnya dari mana. Rupanya, dari lemari besar yang ada di pojok ruangan. Dekat dengan tempat duduknya saat ini, cukup melangkah sedikit saja.

Dengan perasaan ragu, Yunho membuka lemarinya. Tetapi, isinya mengecewakan. Hanya ada alat kebersihan seperti sapu, pengki, dan pel-pelan.

Tak lama, ia baru sadar. Suara itu ada dari belakang lemari. Yunho menggesernya pelan, lalu berdecak kecewa. Ah, rupanya hanya tumpukan barang-barang lawas dan tak berguna.

Iya, semacam gudang yang letaknya di belakang lemari. Papanya itu, aneh-aneh saja idenya.

"Mungkin imajinasiku doang. Udah deh, baca diary papa aja."

Yunho lanjut membaca, bahkan ia senyum-senyum sendiri waktu mengetahui kebodohan papa kalau menyangkut percintaan. Ia tertawa, ketika papanya menceritakan kekonyolan dirinya.

Sungguh, seperti papa sedang bercerita banyak kepadanya.

Ia teramat kaget dengan sebuah fakta yang tertulis di sana. Papanya adalah seorang time traveller. Di sana juga banyak tertulis tentang pengalaman beliau ketika menjelajahi waktu. Dan bahkan, papanya suka mengerjai anak-anaknya.

Seperti buku Yunho yang hilang, barang-barang lain yang hilang, sampai terakhir menghilangkan Jinsoul.

Tunggu, apa?

Di satu halaman, tertulis ketika papa dan mama sudah menikah. Sangat jelas, bahwa papa kecewa dengan mama yang sedang hamil anak perempuan.

Pantas saja papa tampak selalu misterius.  Tapi, beliau tidak terlihat membeda-bedakan antara Yunho dengan Jinsoul. Iya, selama ini tampak baik-baik saja. Malahan, Jinsoul yang sering diajak mengobrol tentang luar angkasa.

Karena katanya tidak suka memiliki anak perempuan, papa membuat portal waktu. Kemudian membuatnya tampak sempurna, agar anak gadisnya betah di sana dan tidak pulang. Buktinya benar, kalau Jinsoul terjebak di sana.

Menurut papa, itu karma Jinsoul. Berani-beraninya datang ke rahim mama, lalu terlahir sebagai anak perempuan.

"Papa, sebenci itu sama kak Jinsoul?"

Mengetahui fakta itupun, hanya mampu membuat Yunho menangis lagi. Kecewa dengan papanya, padahal selama ini kagum karena beliau itu papa yang baik—menurutnya.

Dan Yunho sebal, karena tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu Jinsoul.

ㅇ•ㅇ

Note: Maap yaa, gue emang suka menyiksa tokoh utama:((

See u tomorrow, for the ending

Gapaham sama ceritanya? Tanya aja:D

BTW APDET KALI INI EDISI KAGET SAMA
PENTATONIX X ATEEZ😭😭😭😭

💛

03:00 AM | jeong yunho √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang