Pulang [END]

51 13 61
                                    

Happy Reading!

Jangan lupa jejak komentar, ya~

⚠️ Self-harm

Btw, awas, banyak lompatan waktu disini.

Diharapkan pembaca lebih teliti:))

Nggak paham habis bacanya? Tanya aja gapapa. Ga bakal gigit:))
_______________________

Beberapa tahun kemudian...

Sudah 5 tahun kakak gue menghilang dan nggak pulang-pulang. Udah berulangkali pesimis sampai mencoba bunuh diri, tapi tetap aja gue nggak bisa. Kaya masih ada sisi hati gue, yang menyuruh untuk tetap hidup.

Gue masih yakin, kalau kak Jinsoul itu masih hidup. Ya walaupun, keyakinan itu cuma 0,0000001 %.

Mungkin, Tuhan nggak sayang sama gue. Buktinya, Dia nggak mau Jeong Yunho berkunjung ke surga. Eneg kali, lihat gue mainan pisau di tangan.

Sekarang, kelas kuliah gue udah selesai. Iya, gue jadi hidup sendiri. Selama ini lumayan sih, dapat transferan tiap bulan dari tante Somin.

Buat makanannya sering diajak bareng tetangga. Ya, untung sih tetangga gue orangnya baik banget.

"Yun, langsung pulang apa gimana?" Tanya si blonde gondrong, sambil datengin gue. Dia, bukan tetangga gue. Tapi temen kampus.

"Nggak, Sang. Gue ada rapat himpunan." Jawab gue, jujur. Yeosang langsung mendengus kesal, sambil minum sodanya.

"Yah, ga jadi traktirin gue ayam dong. Ya udah, gue pulang duluan ya. Dadah!"

Udah tahu gue bukan anak orang kaya lagi, masih aja dipalak. Dih, padahal kakak dia itu kaya banget. Malak kakaknya aja kenapa, sih?

Waktu dateng ke ruang rapat, malah masih sepi. Baru ada teteh Yeeun yang lagi gosip bareng mas Seonghwa. Iya, baru ada wakil ketua dan sekretaris himpunan. Gue? Anggota humas, bre.

Jam tiga sore, anginnya enak banget kalau gue pake tidur. Ya udah deh, tidur aja sambil nungguin anak himpunan yang lain.

ㅇ•ㅇ

Splash! Splash!

"Yunho, lo tuh niat sekolah atau enggak sih? Malah tidur lagi, bocah!"

Suara kak Jinsoul, langsung bikin aku melek. Sebentar, kak Jinsoul?

Iya, buktinya kak Jinsoul lagi asik nyipratin air dari gayung ke mukaku. Padahal aku sudah rapi, pakai seragam pula.

Tetapi, ini perasaanku saja atau bagaimana? Meskipun suaranya sesegar biasanya, wajah kak Jinsoul itu tampak lelah. Matanya sayu, mungkin mengantuk.

Entah dorongan apa, aku langsung memeluk erat kak Jinsoul. Mungkin, tiba-tiba aku kangen. Aneh sekali, padahal rasanya kita masih sering bertemu.

"Malah peluk-peluk. Ayo, berangkat sekarang Yunho..."

Dan kak Jinsoul juga sudah memakai seragam sekolah. "Makan dulu sini, kak."

"Oh, iya ya. Duh, laper!"

Setelah kak Jinsoul mengambil tongkol pedas masakanku, mataku mengarah ke kalender. Tanggal 7 Juni 20xx, berarti mama dan papaku sudah meninggal.

Omong-omong, aku baru tahu kalau kak Jinsoul makannya sebanyak ini. Nasinya agak menggunung di piring. Kakakku nggak kena eating disorder, kan?

03:00 AM | jeong yunho √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang