2. Kontra

2 1 0
                                    

"Ah kacau sudah kacau!," yang ada difikiran Riri saat ini adalah pintu ruang BK.

"Ayok ikut kakak," pinta sang raja SMA ke gadis malang tersebut.
"Kak maaf..., saya kira tad-"
"Iya maaf itu gampang, nanti saja ayo ke lapangan, semuanya cuma nunggu kamu seorang loh," ujarnya dengan penuh senyuman.

Senyuman. Yang Riri pikir itu hanya casing, ya.. casing buaya, ia justru berpikir ketua osis ini lelaki yang sok ganteng!. Yang menebar ketampanan dan jabatan dengan semena-mena.

Kembali disaat Riri terdesak untuk menerima hukuman....

"Yaa.. silahkan perkenalan," tegas ketua osis yang masih memasang senyuman berwibawanya.

"H-hhaiii teman-teman, Perkenalkan nama saya Antariksa Pati Rinjani, kalian bisa panggil saya Riri, saya dari regu Dewi Drupadi, alumni SMP Yudhistira, umur saya 16 tahun, sekian tt-t..terimakasih," ia menahan rasa gugup yang amat dalam, begitu sial sekali hidupnya.
"Ughh aku ini cenayang tau!, tapi kenapa aku tidak bisa menghindari masalah ini?!," geramnya dalam hati.

"Kita main tebak kata, yang mendapatkan kata paling banyak, dan ditanda tangani kakak-kakak osis, ialah pemenangnya. Nah sebagai orang pemenang bisa memberi hukuman untuk gadis ini karna dia sudah terlambat berkumpul di lapangan. Setuju atau tidak?," ujar sang raja SMA ke seluruh siswa-siswi yang mengikuti MOS.

Semuanya dibuat bimbang, ada beberapa yang merasa senang, ada juga yang ketakutan, kenapa takut?.

"Setujuu kaak," ucap beberapa murid, 80% dari sebagian 100% murid merasa setuju... tapi tidak dengan 20% nya.

"KAK MENDINGAN JANGAN KAK!!!,"

"IYA KAK JANGAN SUMPAH JANGAANNN!!!," ekspresi mereka amat khawatir dan takut, sedangkan Riri ia hanya menyeringai ke arah para siswa yang menolak akan permainan tersebut.
"Beruntungnya aku bisa mengendalikan berandalan," pikir Riri seorang.

"Kenapa?, kok jangan?," tanya ketua osis mulai curiga dengan ekspresi beberapa murid.

"Yaa jangan aja kak!!, kasian... nanti kalau ada yang menang ngasih hukumannya terlalu berat, kasian dong kak!!," ujar salah satu siswa paling belakang.

"Hmm bener juga sih, kalau gitu aku aja kali ya yang kasih hukuman, tapi rahasia, cuma dia yang bakal tau," Sang Ketos memasang senyum miringnya ke arah Riri, lelaki ini benar-benar membuat kekesalan dihati Riri semakin melonjak!.

Sedangkan Ari, ia justru panik saat mendengar hukuman yang dibuat oleh Ketua Osis. Ia tak bisa menentang. Entah mengapa kali ini Ari tidak bisa mendekati sang Adik.

***

Pukul 13.00
MOS hari senin telah selesai diadakan, semua siswa-siswi calon SMA 1 Bimasakti berbondong-bondong keluar dari kelas masing-masing. Tapi tidak dengan gadis malang ini.

Ia diam membeku tak bersuara, tak bergerak sedikitpun. Bagaimana tidak?!, sang Ketua Osis si panutan sekolah memandangnya dengan tatapan tajam tanpa berkedip sekalipun, hanya ada mereka berdua di kelas itu.

"Ukh, aku bisa saja akting seperti Riri yang dulu, tapi kelakuan buruk Riri yang dulu bisa merusak reputasiku sekarang!," geramnya sembari memijat-mijat jari telunjuknya.

"Kak saya boleh pulang?," ia berusaha mendongkakan kepalanya, memberanikan diri untuk kabur dari sarang singa.
"Kak saya boleh pulang?." Sekali lagi dengan nada suara yang agak tinggi.

"Ka-,"

Tep tep tep..

Derap langkah sang raja hutan mendekati mangsanya. Suasana tersebut membuat bulu kuduk Riri merinding.
Semakin dekat, tatapan mata sang Ketua osis semakin tajam dan mencekam. Ia duduk tepat didepan gadis malang ini.

CENAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang