3. Tsunami Kecil

3 0 0
                                    

Riri hanya berdiam diri di kamarnya berjam-jam, Ari menghembuskan nafasnya, ia berfikir keras bagaimana cara menghadapi masalah ini?, sampai adik Riri memasuki kamarnya dan memecah keheningan.

"Sumpah ni kamar jadi suram banget dah keknya," oceh anak lelaki berumur 13 tahunan.

Ia terjun kekasur empuk yang ditempati oleh Riri dan Ari.
"Mau kubantu masalahnya?," tanya Adik mereka yang bernama Yuno Pati Anggawara.

"Gak makasih, ntar lu cuma memperburuk keadaan," Ari menolaknya dengan mentah-mentah, hal itu membuat Yuno semakin geram untuk melawan kakaknya.

"Bisa diem gak?!, aku cuma pengin tau sebenernya siapa Sean itu, dan kenapa kak Zasana bisa sampai begitu?!. Kalau masalah aku ditampar atau diperlakuin kasar mah santai aja!, gue dah kebal sama bantingan fisik. Tau sendiri kan gua mantan berandalan, sampai gua disebut-sebut kek laut tsunami kalo udah ngamuk!," setelah berjam-jam akhirnya Riri meluapkan apa yang ada dipikirannya.

"Ah soal cari tau identitas orang?, gue sih ahlinya dong kak," ujar Yuno, ia lalu berganti duduk didepan kakaknya dengan tatapan yang semula biasa saja, berubah menjadi serius!.

"Sean, nama panjangnya adalah Bathara Sean Raden Saverigadi Tritayuusha, dia 3 bersaudara, dia anak terakhir. Kakak-kakaknya itu perempuan semua, btw kakaknya perempuan kembar. Selain jadi Ketua Osis SMA 1 Bimasakti dia itu....,"
.....
Setelah mendengar penjelasan dari adiknya si Yuno, Riri terbelalak tak percaya, ia tak mengedipkan matanya sedikitpun.

"Waw, kukira keluargaku paling bertakhta sedunia. Parahnya lagi... aku nolak jadi tunangan Sean!?, eh tapi emang dia bukan tipe ku!, aku juga gak suka sifatnya yang blak-blakan!. T-ttapi gilak sih pantes aja kak Zasana jadi bertekuk lutut sama bocil umur 19 tahun!," Riri rasanya ingin pingsan untuk kedua kalinya!.
Apa kehidupan sebelumnya ia bernasib sama seperti ini?. Andai saja dia masih ingat!. Yang dia ingat, dirinya hanya gelandangan dimasalalu.

"Oo-okey... i know, aku bakal minta maaf ke 2 soeltan ini, yang pertama gua harus siap kena tampar lagi sama kak Zasana, it's so creppy brother. Btw nama panjang Sean beneran panjang banget ya nj*r!?," ujar Riri dengan wajah meweknya.

"Tenang kita berdua bakal nemenin elo, yakan bang Ari?," pikir Yuno dengan mengangkat 1 alisnya.

"Waah adekku emang the best!," Riri sangat girang bahkan sampai memeluk Yuno pawakannya lebih besar darinya.
Sedangkan Ari, dia hanya senyum kaku melihat Yuno dipeluk oleh Riri.

"Mas mau kupeluk?, muach," Yuno malah mengejek Ari sambil memanyunkan mulutnya untuk cium jauh ahahahha!.

"Woi para babu, jangan tinggalin guaaa!!!, kalian ngomongin apa?!," teriak Petter dari balik pintu kamar Riri. Tubuh gembulnya tiba-tiba terjun sembarangan ke Riri, Yuno, dan Ari!.

"Aas-staga bukan ccuma playboy yang ikut campur, ini si gajah juga ikut-ikutan, aduh bisa kacau!," gerutu Ari berusaha menyingkirkan tangan raksasa milik Petter.

"Duh kak lu kapan mau diet sih," Yuno langsung bangkit dari jatuhan sang gajah!, sedangkan Riri... oh tidak, dia tak sadarkan diri!.

"WOY KAK?!,"

"Riri?!,"

"Astaga kak Riri pingsan," ujar Yuno dengan raut wajah yang panik, begitu juga dengan Ari. Mereka langsung mengamuk ke kakaknya yang bernama Petter.

Sudah hancur rencana ini. Peran utama telah tumbang diawal perjuangannya, bahkan sebelum perjuangan itu dimulai.

***

Pagi telah tiba, Riri terbangun dari tidurnya, ia tak sadar masih mengenakan pakaian sekolah karna kemarin sore ia pingsan sampai ketiduran hingga pagi.

CENAYANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang