Titik Temu

1 0 0
                                    

Tiba-tiba mobil berhenti dan seorang cowo keluar dari mobil.

"Aduhh.. sampe kempes segala lagi bannya." Dengan ekspresi wajah yang lesu, dan kedua tangan pinggang.

"Halo mas, saya butuh montir tolong ke jalan arwana dekat taman anggrek segera iya saya tunggu."

"Apes apes huh.. sial." Dengan ekspresi wajah yang kesal dan kakinya refleks menendang ke arah ban mobil yang kempes.

20 menit kemudian.

"Maaf pak, sedikit lama datang nya." Dengan tangan menenteng tool box yang berisi peralatan bengkel.

"Iya gpp, tolong di cek iya mas bannya." Ujar Adji beritahu ke montir.

"Iya baik pak." Jawab tukang montir.

"Kalo begitu saya cari minuman sebentar iya mas." Dengan kedua tangan masuk ke saku celana.

"Iya pak." Jawab tukang montir.

"Tolong.. tolong..." Dari suara seorang cewek.

Adji pun mencari suara minta tolong itu.

"Ayo dong neng cantik manis." Godaan dari dua orang laki-laki.

"Tolong...to.," Berteriak dengan sedikit rasa takut.

"Suttt... Diam dong neng cantik, disini gak ada siapa-siapa." Dengan ekspresi wajah yang senang.

"Mau ngapain kalian pergi.. tolong..." Dengan ekspresi wajah yang sangat ketakutan.

"Woi..." Berteriak Adji dari seberang jalan.

"Kalo berani jangan sama perempuan, dasar lu banci." Dengan jari tangan kanan menunjukkan dua cowo itu.

"Lu emang siapa hah.. sampe ngatain banci."

"Kita hajar aja bang."

"Ayo sini kalo berani, jangan jadi banci." Dengan siap ancang-ancang.

"Banyak bacot lu..."

"Cahh..." Pukulan ke arah Adji.

"Bukkk..." Pukulan satu dari dua orang itu di halau dan pukul lagi kearah mereka.

"Iyaa... Mati lu." Satu dari mereka memukul ke arah Adji.

"Dakkk..." Dan kembali di halau dan di tendang.

"Kkabur..." Dengan badan babak belur.

"Pergi lu sana, banci." Ujar ke dua orang yang sudah sedikit jauh berlari.

"Kamu gppkan, gak di apa-apakan sama mereka berdua kan?" Tanya ke cewek yang dia tolong.

"Iya gpp... Makasih iya sudah tolongin aku." Dengan kepala sedikit menunduk.

"Oiya cari tempat duduk dulu tenangin diri kamu."

"Iya makasih."

"Duduk dulu disini iya, saya beli minum buat kamu dulu." Ujar ke cewek yang didepannya.

"Iyaa."

"Ini minumannya, kamu minum dulu." Tangan  memberi botol minuman ke arah cewek disebelahnya.

"Glekk..glekk..."

"Maaf kita belum kenalan, kalo boleh tau nama kamu siapa?" Tanya dengan rasa penasaran.

"Syafiza nama ku." Jawab dengan nada pelan.

"Nama kamu siapa?" Tanya Syafiza ke Adji.

"Nama ku Adji." Jawab dengan ekspresi wajah yang tersenyum.

"Oiya kamu tadi kenapa kok bisa bertemu 2 cowo tadi?" Tanya dengan rasa penasaran.

"Ehmm, tadi aku lagi nunggu angkot tapi pas lagi nunggu tiba tiba mereka ganggu aku."

"Ya udah tapi sekarang kamu sudah baik-baik aja kan?"

"Iya Alhamdulillah udah.. makasih iya udah nolongin aku."

"Iya sama-sama, kan menolong kan sudah jadi tugas manusia." Jawab sambil tersenyum.

"Ya sudah kalo gitu aku ingin pulang."

"Sebentar." Dengan memegang tangannya. "Maaf."

"Iya, kenapa.. lagi?" Bingung dengan cowok memegang tangannya.

"Biar saya aja yang antar kamu pulang, kamu jangan berpikir macam-macam dulu saya cuma gak mau liat kamu celaka lagi apalagi kamu perempuan dan sebentar lagi juga mau Maghrib."

"Ehhmm, yaudah deh sebenarnya aku juga masih sedikit takut."

"Alhamdulillah, okey ayok."

"Mas sudah selesai iyaa?" Tanya montir yang sedang membereskan peralatan bengkel.

"Sudah pak, sudah selesai semua." Sambil menenteng tool box.

"Sebentar mas..." Mengeluarkan dompet yang berada di saku belakang celana.

"Ini mas uangnya." Memberikan enam lembar uang berwarna merah. "Dan sama ini mas, minuman dari saya."

"Uangnya kebanyakan pak, saya kembalikan sisanya pak." Tangan montir itu  sedikit ingin memberi ke Adji.

"Sudah pak ambil saja untuk uang bensin." Dengan ekspresi tersenyum.

"Terimakasih banyak iya pak." Dengan ekspresi wajah yang sangat senang.

"Harusnya saya yang terimakasih, dan kalo gitu saya langsung iya mas." Dan berjalan kearah mobil.

"Syafiza..ayok." memanggil dan sambil membuka pintu mobil.

"Iya... Sebentar." Berjalan dengan sedikit berlari.

1 jam kemudian.

"Belok kanan iya." Menunjukkan arah jalan ke cowok yang disebelahnya.

"Iya belok kanan, terus ini kemana lagi?" Tanya sambil fokus kedepan agar tidak salah jalan.

"Terus aja.. nanti ada gardu listrik berhenti disitu." Jari tangan kanan nya menunjukkan kedepan.

"Iya iya, sini iyaa?" Tanya dengan nada pelan.

"Iya bener disini." Jawab Syafiza. "Ya udah makasih iya sekali lagi." Dengan ekspresi senyum.

"Iyaa.. sama-sama." Jawab ucapan terimakasih.








After Getting to Know YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang