Part 3

21 7 8
                                    

Part by AnggiRamadani839

••••

Dani Pov

Sudah lama sekali aku tidak pergi ke sekolah, sekolah ini tampak lebih indah dari yang dulu. Bikin nostalgia rasanya, aku menoleh ke berbagai arah, melihat-lihat setiap sudut yang ada, bahkan sekarang ada taman bunga juga di taman belakang.

Akan tetapi ... mengapa hatiku merasa ada yang salah? Seperti sesuatu yang buruk akan terjadi. Ah ... entahlah. Aku menatap lama kerumunan murid dan guru di lapangan basket itu. Mungkin saja aku begitu karena rindu dengan suasana sekolah.

"Lupa!" desisku kesal seraya menampar kecil pipiku, persetan dengan perasaan. Sekarang bukan saatnya memikirkan itu! Aku harus menghampiri gadis itu yang entah siapa namanya, lalu mengikutinya kemanapun ia pergi.

* * *

Tanpa pikir panjang, aku langsung melayang ke udara. Dari ketinggian ini, kerumunan upacara itu bisa kulihat semuanya dengan jelas. Aku bisa mengenali wajah mereka satu persatu, tapi itu merepotkan dan memakan banyak waktu.

"Halo, halo ...." Jadi kuputuskan saja untuk telepati dengannya, tanganku memegang telinga untuk ... hm ... bergaya saja? Aku suka terlihat keren sih hehe. Pasti gadis itu kaget karena aku bisa menghubunginya, aku ingin sekali melihat wajahnya itu dan menertawakannya.

"A- apa?! Kamu kok, bisa?!"
Tuh kan, dia kaget.

"Sekarang, kamu ada di mana?" tanyaku langsung, dia diam tidak menjawab. Sepertinya telepati tidak akan membuahkan hasil karena dia malah terdiam, kira-kira di antara ratusan orang di sini, di mana gadis itu? Kali ini, aku mencoba mengenali perempuan yang berbaris rapi di antara kerumunan itu.

"Hm? Gak mau dijawab nih?" ucapku, dia masih diam tidak menjawabku. Terserah dia saja. Ah, berhasil! Ternyata dia ada di antara orang-orang yang bertugas untuk paduan suara.

"Ketemu!" ucapku menyeringai sambil mematikan telepati, dia pikir dengan diam saja seperti itu akan membuatnya terbebas dariku? Itu kan tidak mungkin!

* * *

Sejauh ini aku hanya mengikuti gadis itu, dari mulainya pelajaran pertama hingga istirahat. Awalnya Aku sangat antusias dengan pelajaran, dan mengoceh banyak hal padanya. Namun orang ini hanya menanggapi dengan anggukan saja.

Pada akhirnya aku bosan, aku pun melayang meninggalkan kelas pengap berisi materi pelajaran ini untuk mencari udara segar. Ah, aku pergi pada waktu istirahat dimulai.

"Udara segar, aku butuh udara segar ...." Langkahku lunglai seperti ingin pingsan. Aku tahu, mana mungkin hantu sepertiku bisa pingsan? Ini hanyalah kiasan saja. Kalau begitu, sekarang aku mau kemana? Di sini banyak sekali murid yang berseliweran sambil mengobrol, aku mendengar beberapa percakapan mereka tentang fasilitas baru sekolah, aku jadi ingin melihat-lihat suasana sekolah ini.

Berkeliling melihat fasilitas sekolah memang bagus, tapi itu cukup melelahkan. Hantu juga punya energi yang terbatas, kalau sampai energi itu habis, maka tamatlah riwayatku. Karena aku pasti akan tertidur selama 5 hari untuk mengisi ulang energi itu.

Kalau begitu bagaimana? Selagi aku memutar otak karena bingung hendak kemana, tiba-tiba aku memikirkan sebuah ide yang cemerlang, tentu saja dengan mengikutinya lagi! Mungkin aku bisa menemukan tempat yang cocok untuk markasku di sekolah? Hehe ideku sungguh brilian.

Tetapi, ketika aku masuk ke dalam ruang kelas tadi, ia sudah tidak ada di tempat duduknya. Astaga ... haruskah aku mencarinya? Ini pasti akan membuatku kelelahan.

Eh? Apa itu ... dia? Mataku tidak salah kan? Dia sekarang bersama dengan seorang pria tinggi, berkulit putih, bermata biru. Hm ... seleranya yang seperti itu ternyata, sangat buruk sekali! Aku kan lebih tampan, kenapa memilih dia? Mereka berjalan berdampingan, sepertinya mereka akan ke kantin, mengingat jalan yang mereka lalui itu rute untuk ke kantin.

Gadis itu terlihat senang sekali, aku harusnya senang melihat dia tersenyum begitu. Tetapi aku malah merasa ... sedih? Duh, apa sih yang kurasakan ini! Sulit kujelaskan, namun aku merasa sakit sekali sampai-sampai aku memegang erat di bagian hatiku berada.

Hatiku berkata harus mengikuti mereka, tetapi otak berkata aku tidak perlu mengikutinya. Kupikir, mengikuti kata hati adalah yang terbaik. Jadi segera saja aku mengikuti mereka.

***

"Hei! Kenapa kau meninggalkanku sendiri?" sapaku pada gadis itu dengan sedikit mendorong bahunya kesal, gadis itu sebenarnya kaget. Terlihat dari raut mukanya, namun sepertinya dia mencoba terlihat tenang di hadapan pria ini.

Aku mencoba menatap dan mengamati pria di sebelah si gadis, tetapi ketika aku menatapnya, pria itu kaget dan langsung mengalihkan pandangan matanya. Woah ... apa dia juga bisa melihatku?

"Kau ... bisa melihatku?" ucapku sambil mendekati pria tinggi ini. Tentu saja si gadis tidak tinggal diam, ia menarik pria itu dan segera lari dari kantin yang ramai karena murid yang kelaparan. "Aih ... padahal cuman nanya, tapi kok kabur sih? Huh!" seruku kesal karena mereka berlari begitu saja.

***

Aku mendengus sebal, akhirnya pulang sendiri karena gadis itu katanya mau kerja kelompok dulu. Niat hati ingin mempunyai teman, tapi tetap saja merasakan kesendirian, duh malangnya diriku ini.

Berjalan di jalanan sepi ini. Akan tetapi, saat itu aku melihat hewan lucu yang sedang bersembunyi di dalam semak. Aaa ... kucingnya imut sekali! Duh, gak kuat ... tanganku ini tanpa diperintah sudah meluncur untuk memegang bulu halus dari kucing yang di depanku. Tetapi sayang sekali, dia malah kabur.

"Meong, meong, meong," panggilku. Sambil mencari kucing tadi, aku yakin kucing itu pergi ke arah belakang gerbang sekolah tapi kok sekarang gak ada? Yahh ... gak jadi pegang bulu lembut deh. Eh tapi, sepertinya itu tidak sebanding dengan yang kutemukan sekarang.

Lihatlah, itu pria yang tadi bersama si gadis! Pria itu berdiri di samping gerbang sekolah sambil melihat ponsel di tangannya dengan serius. Ini adalah kesempatan emas untuk berkenalan. Mungkin saja dia bisa jadi teman penggantiku ketika gadis itu tidak bisa menjadi temanku.

Jarak antara aku dan dia tidaklah jauh, aku lari menghampirinya dengan semangat. Sekarang aku tepat berada di depannya, namun dia terlihat seperti tidak menyadari keberadaanku dan asik dengan ponselnya. Dia tidak bisa melihatku? Padahal tadi dia terkejut!

"Halo, manusia!" Aku berucap dengan semangat, tidak lupa dengan melambaikan tangan di depan wajahnya dan tersenyum. Tidak ada jawaban dari pria itu, apa benar dia tidak bisa melihatku? Sayang sekali.

Aku masih penasaran, jika tidak bisa melihatku kenapa dia kaget waktu di kantin itu? Aku menatap lamat-lamat wajahnya. Jika dilihat dari dekat, kurasa dia cukup mirip denganku? Haha iya juga ya, mana mungkin aku punya saudara kembar?

Sudahlah, untuk sekarang aku akan pulang. Mungkin besok ketika aku ikut gadis itu lagi, aku akan mengawasi dia dan mengikutinya. Pekerjaan seperti detektif itu menyenangkan, aku akan terus mencari informasi darinya mulai besok.

PACAR ASTRAL [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang