2 Flavors at Once

24.9K 158 0
                                    

Aku semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhku, aku bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Dava yang separuhnya berada dalam mulutku. Beberapa saat kemudian Dava mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tanganku tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutku.

Aku menjadi gelagapan, ku geleng-gelengkan kepalaku hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepalaku membuat kemaluannya seperti dikocok-kocok. Dava bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..

"Aaagghh.. nikmatt.. Verr.. aku.. kkeelluaarr" Jerit Dava,

Spermanya menyembur-nyembur keras didalam mulutku membuatku tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokanku sebagian lagi tercecer keluar dari mulutku. Aku sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutku. Mahesa tidak kuhiraukan aku langsung duduk bersandar menutup dadaku dengan bantal sofa.

"Gila Dava.. kira-kira dong.." Celetukku sambil bersungut-sungut.

"Sorry Ver.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget" Jawab Dava dengan tersenyum.

"Udah Ver don't be angry, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka..." Sela Mahesa seraya mengambilkan aku minum dan membersihkan sisa sperma dari mulutku.

Mahesa benar, aku sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Dava saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuatku kaget. Mahesa membujuk dan memelukku dengan lembut sehingga kekesalanku segera surut.

Dikecupnya keningku, hidungku dan bibirku. Kelembutan perlakuannya membuatku lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas kami pun saling memagut, lidah Mahesa menerobos mulutku meliuk-liuk bagai ular, aku terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidahnya, leher dan telingaku kembali menjadi sasarannya membuatku sulit menahan desahan- desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutku.

Mahesa merebahkan tubuhku kembali dilantai beralas karpet, kali ini dadaku dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiriku tangannya melesat turun ke kewanitaanku, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluanku. Tubuhku langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Mahesa.

"Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh" Desisku tak tertahan.

"Teruss.. Saa.. aakkhh..."

Aku menjadi lebih menggila waktu Mahesa mulai memainkan lagi lidahnya dikemaluanku, seakan kurang lengkap kenikmatan yang kurasakan, kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.

"Ssshh.. nikmat Saa.. mmpphh" Desahanku semakin menjadi-jadi.

Tak lama kemudian Mahesa merayap naik keatas tubuhku, aku berdebar menanti apa yang akan terjadi. Mahesa membuka lebih lebar kedua kakiku, dan kemudian kurasakan ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaanku yang sudah basah oleh cairan cinta.

"Aauugghh.. Saa.. sloww" Jeritku lirih, saat kepala kejantanannya melesak masuk kedalam rongga kemaluanku.

Mahesa menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaanku. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Sesuatu yang aneh segera saja menjalar dari gesekan itu keseluruh tubuhku. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuhku membuat pinggulku mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Mahesa.

"Ooohh.. Fuck.. sshh.. aahh.. enakk Saa" Desahku lirih.

Aku benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaanku. Mataku terpejam-pejam kadang kugigit bibir bawahku seraya mendesis.

"Enak.. Ver" Tanya Mahesa berbisik.

"Yes baby.. oohh.. Baby.. sshh"

"Nikmatin Ver.. it will be better later" Bisiknya lagi.

"Ooohh.. Saa.. ngghh" Mahesa terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat.

Selagi aku terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaanku.

"Auuhh.. sakitt..." jeritku saat kejantanannya merobek selaput daraku,rasanya seperti tersayat silet,

Mahesa menghentikan tekanannya.

"First it hurts a little Ver.. nanti juga hilang kok sakitnya" Bisik Mahesa seraya menjilat dan menghisap telingaku.

Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti aku mulai merasakan nikmatnya milik Mahesa yang keras dan hangat didalam rongga kemaluanku. Mahesa kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaanku menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuatku menggelepar-gelepar.

"Ssshh.. ohh.. ahh.... empphh" Desahku tak tertahan.

"Ohh.. Verr.. so nice to have you.. oohh" Puji Toni diantara lenguhannya.

"Agghh.. keep it up baby .. teruss" Aku meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Mahesa di kemaluanku.

Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan kami. Menit demi menit kejantanan Mahesa menebar kenikmatan ditubuhku. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuhku tak lagi mampu menahan letupannya.

"Babyy.. oohh.. press baby .. agghh.." Jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulutku.

Tubuhku mengejang, kupeluk Mahesa erat-erat, magma birahiku meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaanku. Tubuhku terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Mahesa mulai lagi memacu gairahku, hisapan dan remasan didadaku serta pinggulnya yang berputar kembali membangkitkan birahiku. Lagi-lagi tubuhku dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi.

Tubuhku dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaanku berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Mahesa sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuhku. Selagi posisiku di atas Mahesa, Dava yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri kami, dengan berlutut ia memelukku dari belakang. Leherku dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dadaku.

Apalagi ketika tangannya mulai bermain-main diklitorisku membuatku menjadi tambah meradang. Kutengadahkan kepalaku bersandar pada pundak Dava, mulutku yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Dava kubalas, kami saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggulku semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya.

Aku begitu menginginkan kejantanan Mahesa mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaanku yang meminta lebih dan lebih lagi.

"Aaargghh.. Verr.. enak banget.. terus Ver.. Keep going baby" Erang Mahesa.

Erangan Mahesa membuat gejolak birahiku semakin menjadi-jadi, kuremas buah dadaku sendiri yang ditinggalkan tangan Dava.. Ohh aku sungguh menikmati semua ini. Dava yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Mahesa duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Akupun merangkak kearah batang kemaluannya.

"Suck Ver" Pinta Mahesa, segera kulumat kejantanannya dengan rakus.

"Ooohh.. enak Ver.. Keep on sucking"

Bersamaan dengan itu kurasakan Dava menggesek-gesek bibir kemaluanku dengan kepala kejantanannya. Tubuhku bergetar hebat, saat batang kemaluan Dava yang satu setengah kali lebih besar dari milik Mahesa dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluanku dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Dava serasa membakar tubuh, birahiku kembali menggeliat keras. Aku menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhku.

Batang kemaluan Mahesa kulumat dengan sangat bernafsu. Kesadaranku hilang sudah naluriku yang menuntun melakukan semua itu.

"Verr.. Keep going Verr.. I can't stand it anymore.. Aaarrgghh" Erang Mahesa.

Aku tahu Mahesa akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya dimulutku, aku lebih siap kali ini. Selang berapa saat kurasakan semburan-semburan hangat sperma Mahesa.

"Aaagghh.. nikmat banget Verr.. Keep on sucking.. telan Verr" Jerit Mahesa,

Lagi-lagi naluriku menuntun agar aku mengikuti permintaan Mahesa, kuhisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. kutelan cairan itu.

Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Mahesa yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu. Kulumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas. Mahesa beranjak meninggalkan aku dan Dava, sepeninggal Mahesa aku merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatku.

FORBIDDEN RELATIONSHIP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang