devario subin maverick.
pemuda blasteran itu tengah berdiri sendirian di dekat gedung sekolah yang sudah lumayan sepi. menunggu ojek online yang 10 menit lalu telah ia pesan melalui ponselnya. lama sekali, kakinya sudah lelah berdiri sendirian sejak tadi.
ia mengangkat tangan, memerhatikan jam yang melingkar indah disana di pergelangannya. kemudian dengusan kecil keluar dari belah bibir begitu tahu bahwa waktu kini telah menunjukkan pukul setengah 8 malam.
"lama banget, sial," lirihnya.
subin lelah sekali setelah berjam-jam berada di luar rumah. sekolahnya tadi mulai jam 7 pagi sampai jam 3 sore, lalu pemuda dengan tatap mata tajam itu harus menunggu temannya yang berada di klub basket sampai jam 5, sekalian mengobrol dengan beberapa teman lain di tribun.
naasnya, ternyata yang ditunggu harus pulang terlebih dahulu karena ada urusan sementara temannya yang lain juga memutuskan untuk pulang. akhirnya subin sendiri berakhir menghabiskan waktu di cafe dekat sekolah sambil mengerjakan tugas, sampai-sampai tidak sadar waktunya malam menjemput.
berakhirlah pemuda itu disini, berdiri sendiri di dekat gedung sekolahnya.
tiba-tiba sebuah motor sport hitam berhenti di depan subin, mengundang kerutan heran di dahi pemuda itu.
untuk sejenak ia tertegun, apa benar ini ojeknya?
tapi... apa iya motornya sekeren ini? seingatnya, plat nomornya juga berbeda dari yang ada di aplikasi.
kepala pemuda itu miring sedikit, "pak bayu dari ojek?"
pemuda yang mengendarai motor itu turun setelah melepas helm full face-nya, lantas tertawa remeh, "gue? ojol? gak mungkin."
pemuda itu dibuat jengkel ketika melihat wajah songong si pengendara motor dengan jaket kulit berwarna hitam di depannya. ia refleks mencibir dalam hati, "ya udah, biasa aja kali ngomongnya."
"oh," balas subin.
"lo ngapain disini?" tanya pemuda itu. dirinya berdiri di sebelah subin sembari mematik seputung rokok di sela jari telunjuk dan tengahnya.
"nunggu ojek."
"daripada ngojek, pulang sama gue aja, gimana?" tawar pemuda itu.
ah, subin benci diajak mengobrol oleh orang asing. ia menoleh, namun langsung terbatuk saat kepulan asap rokok yang berasal dari si lawan bicara menghantam wajahnya.
"brengsek."
"wow wow, calm dong cantik. habisnya lo noleh, gue kan, sengaja." pemuda itu menyengir, "sorry. ga lagi, deh."
"lo nggak tau sopan santun ya? ah, iya sih pasti. kan lo anak jalanan, mana tau," sarkas subin.
"lo cantik, tapi mulutnya pedes banget. padahal gue satu sekolah loh, sama lo."
"oh? gue gak peduli. bodoh banget sekolah sebagus ini nerima murid badung kaya lo."
beruntungnya, tepat setelah itu sang ojek asli subin datang. pria paruh baya yang subin ketahui bernama bayu itu meminta maaf atas keterlambatannya, lantas hanya diangguki oleh subin.
pemuda itu tanpa pikir panjang segera naik motor dan menyuruh pak bayu tancap gas.
"ck, such a bad day."
KAMU SEDANG MEMBACA
bewitched by love
Fanfiction"gue juga udah mulai jatuh cinta sama lo, kak." subin tahu, perasaan itu tidak seharusnya tumbuh. namun tanpa sadar, pesona sejun rupannya berhasil menyekap subin dalam belenggu cinta. membuat pikiran subin dikalahkan oleh hatinya sendiri. haruskah...