🌌 1.1

49 10 0
                                    

subin tengah duduk di hadapan bianca dan kekasihnya sekarang. mengabaikan raut kebingungan yang dipancarkan sang ayah dan bianca karena ekspresi tak bersahabat yang subin pasang di wajahnya.

"night, bin?" sapa bianca. namun alih-alih menjawab, subin justru menyilangkan kedua tangannya di depan dada sembari bersandar di sofa.

pemuda itu, yang duduk tepat di depannya, tanpa rasa takut menatap subin di manik hitamnya.

"kamu kenapa bin?" bisik ayahnya, "what do you think about sejun?"

"who's sejun?"

"bin, ini sejun," sela bianca, "sejun bagaskara, pacar gue." gadis itu tersenyum geli, "udah mukanya jangan jutek-jutek."

"gue gak suka," ungkap subin tanpa basa-basi.

bianca mengernyitkan dahi, "serius banget sih? baru juga ketemu lo, belom ngobrol apa-apa, main ambil keputusan aja. gue juga cuma ngenalin, kan."

"gue serius." subin mendesah pelan, "he's not as good as you think."

"bin, nggak boleh jelek-jelekin orang," imbuh ayahnya. "daddy nggak tau kamu kenapa, tapi daddy nggak pernah ngajarin kamu gitu."

"sorry," cicit subin. ia kemudian kembali menatap bianca, "maaf. oke, lo udah lama sama sejun?"

"udah dua bulan," jawab bianca, "by the way, dia seumuran gue, yang sopan lo."

subin merotasikan bola matanya malas, "whatever."

beberapa saat kemudian, pintu rumah mereka terbuka. menampilkan tubuh tegap lelaki berponi panjang yang menutupi matanya.

"night, pak seungwoo. lama banget," dengus subin.

"kurang ajar," balas seungwoo. ia mengacak rambut adiknya pelan, "gue dari studio, jauh."

"bagus aja lo masih inget rumah." subin menarik yang lebih tua untuk duduk di sampingnya, "bianca ngeselin banget, tuh."

si gadis yang dibicarakan lalu melotot tajam ke adiknya, "maverick anjir, gue diem aja loh padahal."

mendengar itu subin mencebik, mengundang tawa dari ayahnya, "udah jangan berantem. kalian ngobrol aja ya, daddy mau masuk dulu."

"tuhkan, seungwoo pulang juga isinya daddy sama mama pacaran mulu," protes si sulung.

"makanya punya pacar, jangan pacaran sama kertas."

dengusan kasar keluar dari mulut seungwoo. lalu setelah ayah mereka masuk, tatapannya ia fokuskan pada bianca dan sejun yang sejak tadi masih diam.

"kelas dua belas?" tanya seungwoo tanpa basa-basi.

sejun mengangguk pelan, "iya, satu sekolah sama subin. subin kelas sebelas, kan?" jawabnya.

"dih, sok tau."

"heh, gak sopan lo. lagian emang beneran lo kelas sebelas," tukas bianca.

seungwoo tertawa kecil, "kalau responnya gini, gue tebak subin udah bilang dia gak suka sama lo?" tanyanya seraya menatap sejun.

sejun tersenyum tak enak, "mungkin subin maksudnya gak gitu, bang. emang dia mau bia dapet cowok yang baik aja."

"exactly! subin emang protektif ke bia, maklumin aja. masih bocah juga."

subin melirik sejun, "sok suci lo," gerutunya. namun tepat setelah itu ia mengaduh kesakitan karena kakinya diinjak seungwoo.

"sialan."

bewitched by loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang