🦋 | Bab Tiga Puluh Empat

4.7K 301 10
                                    

Bab Tiga Puluh Empat
~~~ 🦋 ~~~

Raiden dan Nisa berbaring di tengah-tengah Daniel yang sudah tertidur pulas.

“Mas? Boleh tanya sesuatu?” Nisa memang sudah memikirkan ini sejak tadi siang, lebih tepatnya saat Wina membicarakan tentang hubungan tidak harmonis itu.

“Boleh, dong. Mau tanya apa Dear?” Raiden mengubah posisi tidurnya agar lebih mudah memperhatikan Nisa.

Nisa terlihat bimbang, ketika mulut wanita itu hendak terbuka, namun ia tutup lagi. Ia takut, pertanyaan bisa membuat Raiden kesal atau ... Marah kepadanya.

“Ada apa, Dear? Bilang aja,” ujar Raidan, pria itu tahu istrinya sedang bingung dengan apa yang hendak ia katakan.

“Em ... Kamu lagi marahan sama Ayah dan Mama?” tanya Nisa hati-hati.

Ekspresi wajah Raiden langsung berubah. Nisa sudah bisa menebak pasti pria itu akan berubah menjadi lebih murung ketika ia bertanya tentang masalah itu.

Raiden bangun dari tidurnya. Pria itu membuang napas sebentar, terlihat menimbang-nimbang sesuatu sebelum akhirnya ia bercerita tentang kisah hidupnya kepada Nisa. Semuanya, dari sudut pandang Raiden tentu saja.

“Kamu nggak suka Mama Wina karena apa?” tanya Nisa penasaran, sungguh, sejauh ini, Wina adalah wanita yang baik, sosok ibu yang terlihat sangat menyayangi anak-anaknya.

Raiden menggeleng lemah. “Mas bukannya nggak suka,” jeda Raiden. “Mas cuma belum bisa menerima kehadiran sosok baru,” lanjutnya dengan nada melemah.

Paham, Nisa mengerti apa yang dirasakan Raiden. Memang kehadiran sosok baru, apalagi tiba-tiba masuk ke dalam kehidupan keluarga seseorang bukanlah hal yang mudah untuk beradaptasi. Butuh waktu yang lama agar menyatukan perbedaan, di mana tentu saja beberapa ego harus diturunkan supaya itu semua bisa terjadi. Namun, untuk kasus Raiden, masalah yang dihadapi suami Nisa iyut bukan hanya tentang kehadiran orang baru, ia juga memiliki hubungan yang bisa Nisa katakan sangat buruk untuk seorang ayah dan anak. Wajar memang Raiden bersikap seperti ini, namun apakah pria itu ....

“Mas bahagia?” tanya Nisa, menilik mata Raiden.

Raiden tertegun atas pertanyaan Nisa. Pertanyaan singkat yang sangat sederhana untuk beberapa orang, tetapi tidak untuk pria itu.

“Mau jujur atau bohong?” tanya Raiden yang diakhiri dengan tertawa kering.

“Jujur, Mas.”

Terdengar dengkusan halus dari pria itu. Ia tidak suka sejujurnya membahas ini, akan tetapi Raidan harus bercerita kan? Jangan ad rahasia antara suami istri.

“Enggak.” Raiden menjawab dengan sendu.

Nisa yang sudah bangun dari posisi berbaringnya. Kemudian mendekatkan diri kepada Raiden dan menarik tangan suaminya dan menggenggam erat tangan Raiden.

“Kalau nggak bahagia, kenapa terus dipertahankan? ..., Ah, aku nggak seharusnya mengguruimu, Mas. Aku hanya ingin memberikan sedikit saran sebagai istri yang ingin melihat suaminya tetap bahagia bersama keluarganya. Saranku, ayok saling memaafkan, dan lebih terbuka lagi, meskipun aku tau mas nggak salah apa-apa di sini, kalian hanya .... Kurang berkomunikasi,” tutur Nisa,  menatap Raiden dengan tulus dan penuh dengan perhatian.

Pengasuh Bayi Dan Dokter ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang