Gulitamu dan Aku

14 2 0
                                    


Alkisah pada buku tua di antara semak belukar rimbun, kau datang tanpa sengit satupun. Aku membiru kelabu kala itu, sedang kau membawa setumpuk kertas tertawa ke bawah pohon cemara. Aku diam dan kau yang datang, terasa sesak rumput berdesak pada semesta. Memerah mereka seakan muda yang tua, dua pasang mata yang bertemu dalam angan, gelap, dan tak kenal cemas. Kita tersesat tanpa sesal yang dibuat. 

Seluruh lembaran halaman pada buku itu adalah kita, tanpa sadar melukis tiap malam. Kau melambai pada kerlip silam, namun aku menatap pada derap gulita. Kita yang berbeda dalam alunan yang sama, petang yang jelita antara melodimu melodiku, berayun dalam riuh yang menggebu. Petang tak pernah seindah itu, hanya karenamu beserta segala rindu.


Selamat Petang,

Rembulan tidurmu

Sayatan Secangkir PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang