Dia terlihat menawan. Tuxedo hitam itu membingkai tubuhnya dengan pas, seolah menegaskan dada bidang yang sering coba dia sembunyikan di balik kemeja longgarnya sehari-hari. Rambutnya tersisir rapi hari ini—untuk pertama kalinya setelah entah berapa lama. Mungkin baru kali ini, dia benar-benar berusaha tampil berbeda. Entahlah ... setidaknya kali ini aku merasa begitu.
Dia berdiri di hadapanku, memandangku lekat. Matanya sedikit memerah. Bukan karena kurang tidur—atau setidaknya bukan semata karena itu. Mungkin karena lelah menangis, seperti aku. Tapi meski matanya sembab, dia memaksakan diri untuk tersenyum. Dan senyum itu, seperti biasa, tetap berhasil membuatku luluh.
Kami berdiri berhadapan di atas panggung, di tengah ruangan yang penuh oleh orang-orang terdekat. Teman-teman kami di sisi kanan panggung bersorak riuh. Mereka tertawa, menangis, bertepuk tangan. Turut bahagia, karena kami akhirnya menemukan tempat untuk pulang. Saling menemukan rumah. Bukan pada orang lain, tapi pada satu sama lain.
Tidak pernah kusangka, sungguh, kalau dia orangnya. Bukan jalan yang sederhana dan sebentar untuk sampai di titik ini. Tapi hari ini, kami berdiri di sini. Saling menatap. Saling percaya. Bersiap menggenggam tangan, mengenakan busana yang ... setidaknya bagi banyak orang, hanya dipakai sekali seumur hidup.
Hari ini, kami resmi menikah.
“Yuk?” tanyanya sambil mengulurkan tangan. Suaranya lirih. Dia menarik napas pelan, lebih terdengar bahwa dia sedang meyakinkan dirinya sendiri.
Aku tersenyum. “Yuk,” jawabku.
Tanganku menyambut tangannya—dan saat itu juga aku tahu, tangannya dingin dan sedikit berkeringat. Aku tertawa kecil, nyaris tanpa sadar. Air mataku jatuh bersamaan. Ini bukan kali pertama kami saling menggenggam, tapi baru hari ini aku melihat dia begitu gugup.
Dan tetap saja, di balik kegugupan itu, ada secercah kebanggaan. Kelegaan. Cinta yang tidak lagi ditutupi.
Lalu, di hadapan semua orang, kami pun berdansa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAREST EX
RomanceSatu hal yang pasti, Kevanya Namiramanda tak pernah menyesali pilihannya untuk menunda urusan cinta dan membangun bisnis impiannya. Tetatpi hidupnya yang sudah tertata rapi mendadak jungkir balik gara-gara satu hal: uang arisan 75 juta rupiah milikn...
