{16}

1.7K 344 11
                                    

"Sekitar dua puluh tahun yang lalu, ada sebuah desa yang sangat dingin dan penduduknya cukup banyak di sana. Mereka hidup rukun dalam kesederhanaan, selalu ramai saat pagi dan siang hari, tapi selalu terang saat malam hari. Namun, hiduplah seorang anak berumur lima tahun bersama keluarga kecilnya." Taehyung memulai ceritanya.

"Siapa nama anak itu?" Tanya Sunghoon sedikit penasaran.

"Kim Taehyung, yaitu saya sendiri."

"Dia selalu ceria dan ramah kepada semua orang. Selalu berjalan ke sana-ke mari dengan riangnya, senyuman berbentuk hati selalu terpatri di wajah sumringahnya. Walaupun cukup nakal, ia tetap menjadi dirinya sendiri yang selalu bahagia seperti tidak ada beban sama sekali di hidupnya. Hingga, sampai terjadilah sebuah tragedi yang tiba-tiba menimpa desanya..."

"Tragedi apa?"

Taehyung membenarkan posisi duduk agar lebih nyaman untuk bercerita. "Pembantaian massal. Banyak yang gak selamat saat tragedi itu terjadi. Ada yang langsung dibunuh begitu saja dan ada yang ditangkap, kemudian disiksa hingga mati. Kalo diinget-inget lagi, saya kadang masih suka kebayang-bayang tentang tragedi tersebut."

"Apakah semengerikan itu?" Tanya Sunghoon yang sedikit terhanyut dalam cerita Taehyung.

"Sangat, sangat mengerikan. Kau bayangkan saja. Kepala mereka ditebas dengan sadis, kedua tangan dan kaki dipatahkan hingga gak bisa digerakkan lagi, mulut mereka juga dirobek, ada beberapa yang dibakar hidup-hidup, bahkan ada juga penduduk yang sampe dibom hingga badannya hancur tak berbentuk. Pokoknya, itu adalah mimpi terburuk yang pernah saya alami, namun sayangnya itu adalah kenyataan."

Saking ngerinya kisah Taehyung, Sunghoon sampai tidak bisa berkata apa-apa lagi, selain terdiam.

"Untungnya, saya berhasil kabur dari desa dan selamat dari peristiwa pembantaian massal tersebut. Umur saya saat itu masih sembilan tahun. Namun, saya sudah harus melihat para penduduk-termasuk kedua orang tua saya meninggal akibat tragedi itu. Anak polos berusia sembilan tahun bisa apa, selain menangis ketakutan sambil terus berlari di tengah badai salju?"

Sunghoon berdeham pelan akibat tenggorokannya sedikit kering. Lalu, ia bertanya lagi. "Lalu, gimana caranya kau bisa hidup sampe sekarang, hyung?" Tanyanya. Mungkin terdengar sedikit menyinggung, namun Taehyung merasa tidak masalah dengan itu.

Laki-laki itu menoleh sebentar, lalu kembali menatap api yang menyala di tempat perapian dan tersenyum tipis. "Saya diadopsi oleh keluarga yang kebetulan marganya Kim juga. Selama enam belas tahun, hidup saya tenang dan bahagia. Tapi, sejak wabah zombie ini menyebar, kebahagiaan saya kembali direnggut untuk yang kedua kalinya. Dan, singkatnya, sampailah saya di sini. Bertahan hidup di tengah bencana besar bersama manusia-manusia lain."

Pemuda Park itu hanya diam, menyimak cerita cukup singkat dari salah satu seniornya. Untuk pertama kalinya, ia mendengar cerita tentang masa lalu seseorang. Dan, orang pertama yang menceritakan masa lalu kepadanya adalah Kim Taehyung, yaitu senior sekaligus trainer di teknik penyergapan.

"Gimana cerita saya? Bagus, kan?" Tanya Taehyung.

"I-iya. Bagus 'kok, hyung," jawab Sunghoon sambil tersenyum tipis dengan agak kaku.

"Bagus, karena udah bikin gue merinding setengah mampus!" Lanjutnya dalam hati dengan sedikit sebal.

Setelah itu, keheningan pun melanda. Hanya suara kobaran api unggun mengisi keheningan di antara kedua insan tersebut.

















































[✓] THE ZOMBIE PLAGUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang