17 Agustus

451 62 15
                                    

Rencana mau update 17 agustus lalu hehe , tapi baru di up sekarang .. lama banget gak tuh . Dan woy ah teaser LS1 coming soon huhu

😌 psssst ini bukan chap 9 ya , cuma bonus .. bonus~
ini bakalan panjang~ deh dan kalo ada typo maaf ya
.
happy reading~
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari ini adalah hari kemerdekaan bagi negara Indonesia yaitu 17 Agustus . Untuk memperingati perjuangan  para pahlawan  masyarakat melakukan berbagai kegiatan dan lomba untuk memeriahkan hari kemerdekaan tersebut . Sebut saja gerak jalan, pawai kostum , beberapa lomba kecil untuk anak-anak dan orkestra kecil-kecilan .

Sama hal nya dengan lapangan komplek perumahan Lalice yang saat ini begitu ramai oleh orang berlalu lalang menonton beberapa lomba dan hiburan yang disuguhkan panitia .

Saat ini Lalice dengan Jeno di gendongan nya karna takut sang balita hilang ditengah keramaian , bisa gawat nanti riwayat hidupnya.

"Jeno mau kemana dulu? " tanya Lalice yang sebenarnya malas berada di tempat itu , khawatir bertemu si mantan gebetan  yang masih satu komplek dengan nya . Tidak-tidak dia  tidak benci apalagi gamon hanya malas saja . Jangan salah paham , oke 👍

"Mawu emen " tunjuk Jeno ke seorang anak yang membawa setangkai lollipop besar ditangannya (mau permen)

"Oke" setuju Lalice , biarlah sekali saja dia menuruti keinginan sang adik membeli makanan manis itu toh tidak mungkin dia dapat menghabiskan nya pikirnya

"Eh?!" Jeno menatap sang Kakak dengan raut bingung sambil mengedipkan matanya beberapa kali , beneran boleh?

"Kenapa? keget ya? hahaha nggak papa kok  Nono sekali-sekali boleh makan yang manis-manis , santai aja sama Kakak asal jangan kasih tau Bunda aja , oke" kata Lalice mengedipkan sebelah matanya kearah Jeno

"Hihi Otte" jawab Jeno sambil tersenyum lebar membayangkan memakan makanan manis itu (oke)

Sampainya dihadapan penjual lollipop itu Lalice dengan sabar menunggu sang adik memilih permen dihadapan mereka .

Dengan canggung karna ditatap terus oleh abang pedagang Lalice bertanya pada Jeno "Jadi mau yang mana No ?" katanya dengan sabar

"Tebental puying ih Nono , huh~" kata Jeno yang kebingungan memilih lollipop , dimatanya semua terlihat bagus bentuk nya (sebentar (lagi) pusing ih Nono , huh~)

"Ayo kita ditunggu abangnya lho , yang lain juga lagi antri nih . Kasihan lho pada nungguin Nono milih dari tadi " kata Lalice mengingatkan

mendengar penjelasan sang Kakak akhirnya Jeno memilih yang bulat saja , "Attiyan ya? mmm  inyi aja boweh ?uwa ya  ?" kata jeno dengan menunjukkan tiga jari kehadapan sang Kakak (kasihan ya? mmm inj aja boleh? (tapi) dua ya?)

"Ini tiga sayangkuuuuu~ nih dua begini " kata Lalice dan membenarkan lipatan jari sang adik

"Emang bisa ngabisin ? banyak-banyak nanti giginya dimakan mosnter lho~" lanjut Lalice mengingatkan (menakuti) Jeno agar tidak membeli terlalu banyak atau giginya akan sakit

"No no , attak atu Nono atu" kata Jeno sambil menempelkan telapak gembulnya di tangan Lalice setelahnya berganti menempelkannya lagi di dadanya , bermaksud menjelaskan bahwa dua permen bukan untuknya semua (No no (nggak-nggak), (buat) Kakak satu (buat) Nono satu)

"Aaaaa begitu , oke , jadi kita beli dua nih?" tanya Lalice memastikan

"Iyyah beyyi uwa !" angguk Jeno semangat (Iya beli dua!)

Lalice HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang