Disclamer : Masashi Kishimoto
.
.
Story au by : Aizuhime
.
.
15+
.
.
Mulmed : Hare hare ya
.
.
NHL🍁🍁🍁🍁
"Aku tidak tahu harus bagaimana untuk berterimakasih padamu Fugaku. Berkat putramu, anak ku Naruto bisa pulang dengan selamat." Kushina tak henti-hentinya membungkuk kan badan dihadapan Fugaku, tak lupa salah satu tangannya menekan kepala Naruto yang duduk disebelahnya untuk ikut membungkuk. Ketika Naruto menghilang, wanita itu tak henti-hentinya menangis sampai seisi kuil ikut gempar. Semenjak suaminya meninggal dunia bertahun-tahun lalu, sang putra memang menjadi satu-satunya alasan Kushina untuk tetap hidup dan tak menyusul cintanya. Meski Naruto sangatlah nakal, senyum anak itu adalah nyawa bagi Kushina. Sumber semangat yang membuatnya bisa bertahan sebagai orangtua tunggal. "Aku benar-benar khawatir saat anak bodoh ini menghilang."
Naruto meringis dalam diam, lehernya sampai sakit karena kepalanya terus ditekan ke bawah. Ia bahkan masih bergidik ngeri jika mengingat ancaman Kushina yang akan mengikatnya di pohon depan kuil jika kembali berulah. Didikan ibunya memang sangat keras dan kadang berlebihan, tapi Naruto tak sampai hati untuk mengeluh. Dia tahu, semua itu Kushina lakukan demi melindunginya. Kushina sedang berusaha sekuat tenaga demi memerankan tugas kepala keluarga yang bahkan sudah tidak Naruto ingat bagaimana orangnya, supaya putranya tidak merasa kehilangan sosok ayah.
"Paman, Sai, aku minta maaf. Aku benar-benar tidak menyangka kutukan itu belum hilang. Dan juga, terimakasih."
Fugaku dan Sai hanya menatap iba pada Naruto. Bukan salahnya juga kalau dia merasa panik dan kabur tanpa pikir panjang, pemuda itu seharusnya sudah tidak berubah menjadi rubah lagi setelah ulang tahunnya yang ke 18 beberapa bulan lalu. Keanehan seperti ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah keluarga Uzumaki. Tidak berlebihan jika Naruto lebih suka menyebut anugrah dari sang dewi sebagai kutukan.
"Jangan terus memarahinya Kushina.. Itu terjadi karena aku tidak ada di sekolah." Tangan Fugaku kini mendarat di salah satu bahu Sai. "Tak perlu khawatir, putraku bisa diandalkan. Dia akan selalu membantu Naruto."
.
.
.
.
"Bisa diandalkan katanya...." Sai bergumam pelan, tangannya sibuk mengumpulkan kerikil kecil lantas melemparkannya ke dalam kolam ikan koi yang berada di area halaman kuil. Tak tahan dengan obrolan sang ayah angkat dan ibu Naruto, Sai memilih keluar ruangan dengan alasan ingin mencari udara segar.
Fugaku memang selalu memberinya predikat 'anak yang bisa diandalkan', tapi Sai tak pernah lupa bahwa dia hanyalah seseorang yang dijadikan opsi terakhir oleh Uchiha. Sai sadar, Fugaku memboyongnya dari panti asuhan untuk dijadikan pelayan Uzumaki, bukan putra Uchiha. Alasannya sederhana, karena Sai seumuran dengan Naruto, tidak seperti kedua putra Fugaku yang lebih tua beberapa tahun. Jika ada Sai, maka putra Uchiha yang lain tidak perlu repot-repot mengorbankan waktu untuk mengurusi bocah aneh yang bisa berubah menjadi hewan hanya karena hujan.
"Sai, terimakasih." Sang pemilik nama menoleh saat mendengar suara bariton itu. Seperti yang dia duga, Naruto ikut keluar tak lama setelah dia meninggalkan ruangan. "Karena aku, kau jadi ikut kesulitan.. Disini bukan cuma waktu ku yang terbuang sia-sia, tapi milikmu juga."
Sai tersenyum. Perasaannya selalu campur aduk jika sudah berhadapan dengan safir jernih Naruto yang terlihat tanpa dosa. Dia benci Naruto, itulah hal pertama yang ia pikirkan ketika Fugaku menjelaskan soal kewajibannya yang harus selalu menjaga dan menemani Naruto dengan mengorbankan kebebasannya sendiri. Jujur, dia sangat hancur saat tahu bahwa sang ayah angkat lebih menginginkan pelayan untuk tuan mudanya, ketimbang menginginkan putra. Marga Uchiha yang terselip didepan namanya pun tak lebih dari sekedar formalitas, tanpa kasih sayang yang menyertai. Sai lantas mengutuk Naruto kecil atas kemalangannya, karena jika saja hari itu dia tidak bertemu Naruto di panti asuhan, dan Naruto tidak mengajaknya berteman, mungkin Fugaku tidak akan berminat membawanya pulang ke rumah para Uchiha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fox & Cyborg
FanfictionDalam keluarga Uzumaki, terdapat kutukan aneh yang diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap hujan turun, anggota keluarga Uzumaki yang berusia 17 tahun akan berubah menjadi anak rubah selama beberapa jam. Kutukan itu harusnya menghilang begitu m...